Yang Merupakan Upaya Bi Mengurangi Jumlah Uang Beredar Di Masyarakat?

Yang Merupakan Upaya Bi Mengurangi Jumlah Uang Beredar Di Masyarakat
Apa Saja Kebijakan Moneter BI dalam Menstabilkan Kurs Rupiah? Simak Ulasan Ini Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS.

  • Beberapa langkah pun diambil oleh Bank Indonesia lewat kebijakan moneternya selaku otoritas yang berwenang sekaligus garda terdepan yang bertanggung jawab untuk menstabilkan nilai rupiah.
  • Apakah sebenarnya kebijakan moneter itu?
  • Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (bank sentral) dalam rangka mengendalikan variabel-variabel moneter (uang beredar, uang primer, kredit dan suku bunga) untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu yang telah ditetapkan.
  • Atau secara sederhana, kebijakan moneter dapat diartikan sebagai kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk menambah dan mengurangi jumlah uang yang beredar.

Secara umum dikenal dua jenis kebijakan moneter, yaitu kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi, yang antara lain dilakukan melalui peningkatan jumlah uang beredar.

  1. Sebaliknya, kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk memperlambat kegiatan ekonomi, yang antara lain dilakukan melalui penurunan jumlah uang beredar.
  2. Di Indonesia, tujuan kebijakan moneter sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 (Undang-Undang Bank Indonesia) Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
  3. Kestabilan nilai rupiah mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin pada laju inflasi, serta kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar (kurs).

BI sebagai Bank Sentral Republik Indonesia berperan sebagai pengambil kebijakan tunggal dalam kebijakan moneter. Stabilitas nilai uang merupakan tujuan kebijakan moneter yang dibuat dan dilaksanakan BI.

  • Instrumen Kebijakan Moneter
  • Secara umum, instrumen yang biasa digunakan oleh bank sentral dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter adalah sebagai berikut :
  • 1. Operasi Pasar Terbuka

Operasi Pasar Terbuka adalah kegiatan bank sentral dalam melakukan jual beli surat-surat berharga jangka pendek. Jika Bank Sentral menginginkan adanya penambahan jumlah uang beredar di masyarakat, maka Bank Sentral akan membeli surat-surat berharga dari bank-bank umum berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan dari Pemerintah (Surat Berharga Negara/SBN) dan Surat Utang Negara/SUN).

  1. Sebaliknya, jika Bank Sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar yang ada di masyarakat, maka akan menjual surat-surat berharga kepada bank umum dan masyarakat.
  2. 2. Giro Wajib Minimum (GWM)
  3. Giro wajib minimum (GWM) adalah ketentuan bank sentral yang mewajibkan bank-bank untuk memelihara sejumlah alat-alat likuid ( reserve ) sebesar persentase tertentu dari kewajiban lancarnya.

Semakin kecil persentase tersebut, semakin besar kemampuan bank memanfaatkan likuiditasnya ( reserve -nya) untuk memberikan pinjaman dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya, semakin besar persentasenya, maka semakin berkurang kemampuan bank untukmemberikan pinjaman.

  • 3. Fasilitas Diskonto
  • Fasilitas diskonto adalah kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada suatu bank dalam rangka mengatasi kesulitan likuiditas yang disebabkan oleh ketidaksesuaian ( mismatch ) pengelolaan dana yang bersifat sementara ( discountwindow ).
  • Jika Bank Sentral ingin menambah jumlah uang beredar yang ada di masyarakat, maka Bank Sentral menurunkan tingkat diskonto dan suku bunga pinjaman yang diberikan kepada bank-bank umum, sehingga biaya atau bunga yang harus dibayar oleh bank-bank umum menjadi lebih murah.

Sebaliknya, jika Bank Sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar yang ada di masyarakat, maka Bank Sentral akan menaikkan tingkat diskonto dan suku bunga pinjaman yang diberikan kepada bank-bank umum. Sehingga biaya atau bunga yang harus dibayar oleh bank-bank umum menjadi lebih mahal.4.

  1. Himbauan Moral Bank Sentral dapat melakukan himbauan moral terhadap perbankan.
  2. Biasanya himbauan moral merupakan pernyataan bank sentral (misalnya oleh Gubernur Bank Indonesia) yang bersifat mengarahkan atau memberi informasi yang lebih bersifat makro.
  3. Informasi tersebut untuk dijadikan masukan bagi bank-bank umum dalam pengelolaan aset dan kewajibannya.
You might be interested:  Lembaga Keuangan Yang Menjadi Anggota Biro Informasi Kredit Secara Sukarela?

Instrumen ini digunakan untuk mendukung efektifitas kebijakan moneter lainnya yang dilakukan bank sentral. Tidak dapat dipungkiri peranan uang dirasakan sangat penting dan tidak ada bagian kehidupan manusia yang tidak terkait dengan uang. Namun demikian, jumlah uang yang beredar di luar kendali dapat menimbulkan pengaruh yang buruk bagi perekonomian secara keseluruhan.

  1. Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong kenaikan harga, dan dalam jangka panjang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi.
  2. Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah uang beredar sangat rendah, maka kelesuan ekonomi akan terjadi, yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan kesejahteraan masyarakat.
  3. Kondisi tersebut melatarbelakangi otoritas moneter dalam membuat kebijakan pengendalian jumlah uang beredar dalam perekonomian yang dikenal dengan kebijakan moneter.
  4. (AM)

: Apa Saja Kebijakan Moneter BI dalam Menstabilkan Kurs Rupiah? Simak Ulasan Ini
Lihat jawaban lengkap

Apa saja yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar?

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya jumlah uang beredar di Indonesia baik dalam arti luas (M2) maupun dalam arti sempit (M1), antara lain tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar rupiah, pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, dan angka pengganda uang.
Lihat jawaban lengkap

4 Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga agar masyarakat menarik dana dari bank Coba saudara jelaskan kebijakan apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia?

Kebijakan moneter, merupakan kebijakan yang dilakukan oleh BI dalam memelihara dan mencapai stabilitas nilai mata uang, terbagi atas: Kebijakan ekspansif, kebijakan yang dilakukan untuk menambah jumlah uang yang beredar dengan menurunkan tingkat suku bunga.

  • Ebijakan kontraktif, kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar dengan menaikkan tingkat suku bunga.
  • Instrumen dalam menerapkan kebijakan moneter, antara lain: Operasi pasar terbuka, berkaitan dengan menjualSertifikat Bank Indonesia (SBI)atau membeli surat berharga negera.
  • Ebijakan diskonto, berkaitan dengan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga.

Kebijakan cadangan kas wajib minimum, berkaitan denganmenaikkan atau menurunkan cadang kas wajib minimum. Kebijakan yang yang dilakukan oleh BI dalam rangka menurunkan suku bunga agar masyarakat dapat menarik dana dari bank adalah kebijakan ekspansif.

Kebijakan ekspansif, kebijakan yang dilakukan untuk menambah jumlah uang yang beredar dengan menurunkan tingkat suku bunga. Kebijakan kontraktif, kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar dengan menaikkan tingkat suku bunga.

Instrumen dalam menerapkan kebijakan moneter, antara lain:

Operasi pasar terbuka, berkaitan dengan menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga negera. Kebijakan diskonto, berkaitan dengan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga. Kebijakan cadangan kas wajib minimum, berkaitan dengan menaikkan atau menurunkan cadang kas wajib minimum.

Kebijakan yang yang dilakukan oleh BI dalam rangka menurunkan suku bunga agar masyarakat dapat menarik dana dari bank adalah kebijakan ekspansif. Oleh karena itu jawaban yang sesuai adalah B.
Lihat jawaban lengkap

Apa saja peran Bank Indonesia?

PERAN BANK INDONESIA DALAM STABILITAS KEUANGAN – Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal.

Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.

  1. Pertanyaannya, bagaimana peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem keuangan? Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
  2. Elima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah: Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka.
You might be interested:  Apa Pendapat Anda Tentang Kredit Motor?

Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi.

  • Begitu pula sebaliknya.
  • Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation targeting framework.
  • Edua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan.
  • Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi.

Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan.

Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu, upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan.

Untuk menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana implementasi Basel II. Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.

  1. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran.
  2. Egagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik.

Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran.

Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran. Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan.

Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan.

  1. Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.
  2. Elima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).
You might be interested:  Bagaimanakah Penggunaan Uang Pajak Yang Diperoleh Negara?

Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik.
Lihat jawaban lengkap

Jelaskan apa saja tugas dan fungsi Bank Indonesia?

​Fungsi Utama – Bank Indonesia berkomitmen untuk senantiasa mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pengelolaan bidang Moneter, Sistem Pembayaran, dan Stabilitas Sistem Keuangan. Pengelolaan ketiga bidang tersebut diimplementasikan melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan dioperasikan melalui berbagai instrumen yang sesuai dengan bidang tugas terkait.
Lihat jawaban lengkap

Mengapa jumlah uang beredar perlu dikendalikan?

Jumlah uang beredar teramat penting karena peranannya sebagai alat transaksi penggerak perekonomian. Besar kecilnya jumlah uang beredar akan mempengaruhi daya beli riil masyarakat dan juga tersedianya komoditi kebutuhan masyarakat (Setyawan, 2005:11).
Lihat jawaban lengkap

Apa yang terjadi jika jumlah uang beredar terlalu banyak?

Jumlah uang beredar yang terlalu banyak dapat mendorong kenaikan harga barang-barang secara umum akan menimbulkan inflasi. Apabila jumlah uang beredar terlalu sedikit maka kegiatan ekonomi akan menjadi lebih lambat.
Lihat jawaban lengkap

2 Apa yang terjadi apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak?

Abstract – ABSTRAK Jumlah uang beredar merupakan unsur yang cukup signifikan terhadap keadaan perekonomian suatu negara yaitu erat hubungannya dengan tingkat inflasi. Jumlah uang beredar yang terlalu banyak dapat mendorong kenaikan harga barang-barang secara umum (inflasi).

  1. Sebaliknya, jika jumlah uang beredar terlalu sedikit maka kegiatan ekonomi akan menjadi surut.
  2. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi di Indonesia pada periode 2015-2020.
  3. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah jumlah uang yang beredar dan tingkat inflasi di Indonesia periode 2015-2020. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data jumlah uang yang beredar dan tingkatan inflasi setiap tahunnya dari tahun 2015- 2020 yang sumbernya di website Badan Pusat Statistik Indonesia dan Bank Indonesia.

Metode analisis data penelitian ini menggunakan uji secara parsial (Uji-t). Hasil analisis penelitian dinyatakan bahwa jumlah uang beredar apabila dihitung setiap tahunnya secara parsial tidak memiliki nilai yang signifikan terhadap tingkat inflasi. Hal ini dikarenakan nilai signifikan jumlah uang beredar tahun 2015-2020 di atas 0,05.

Akan tetapi, Jumlah uang beredar apabila dihitung secara simultan selama 6 tahun dari tahun 2015-2020 menghasilkan nilai yang signifikan dibawah 0,05. Berdasarkan perspektif syariah, Inflasi terjadi dikarenakan pola belanja dan sikap berlebihan manusia dalam berkonsumsi serta adanya penimbunan barang komoditas.

Ajaran Islam melarang umatnya untuk menghamburkan uang yang dimiliki atau boros (Isyraf). Hal ini dapat mengakibatkan naiknya harga barang dan jasa di masyarakat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah jumlah uang beredar memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Inflasi di Indonesia periode 2015-2020.

Semakin tinggi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka akan semakin menurun tingkat inflasi yang terjadi.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Perbankan Syariah
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam > Perbankan Syariah
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 29 Oct 2021 08:07
Last Modified: 29 Oct 2021 08:07
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/16200

Lihat jawaban lengkap