Wujud Mata Uang yang Pernah Digunakan oleh Kerajaan-Kerajaan Nusantara KASKUS https://s.kaskus.id/e3.1/images/layout/home-logo-n.png 51 244 https://www.kaskus.co.id/thread/57e9e793c2cb174c1f8b4569/wujud-mata-uang-yang-pernah-digunakan-oleh-kerajaan-kerajaan-nusantara 27-09-2016 10:29 Aktivis Kaskus Posts: Saat sekolah dahulu, Guru Sejarah pasti mengulang-ulang bahwa perdagangan di Indonesia dilakukan dengan barter. Barang yang dianggap memiliki nilai sama ditukar sesuai dengan kebutuhan. Misal Anda butuh singkong tapi punya kelapa, Anda bisa menukarkan kelapa itu untuk mendapatkan singkong digunakan sebagai karbohidrat utama.
Seiring dengan berjalannya waktu, uang akhirnya diciptakan oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara. Banyaknya relasi perdagangan dengan negara lain membuat uang akhirnya diciptakan dan menjadi benda yang digunakan untuk membeli atau membayar sesuatu. Berikut Uang-uang yang pernah digunakan oleh kerajaan kuno di masa lalu Indonesia.
Mata Uang Emas & Perak, Kerajaan Mataram Syailendra (Abad ke-9) Penggunaan uang baru dilakukan pertama kali pada zaman Mataram Syilendra tepatnya tahun 850 Masehi. Di masa itu, kerajaan sudah menggunakan mata uang berupa kepingan dari emas dan perang. Mata uang ini dicetak berbentuk kotak dengan huruf India tercetak di permukaannya. Kerajaan Jenggala juga menggunakan mata uang berbentuk kepingan emas. Jika sebelumnya uang yang beredar bentuk kotak, kali ini dibuat lebih bulat. Kerajaan Jenggala membuat cetakan sendiri sehingga berat setiap uang akan sama. Oh ya, di pada abad ke-11 dan 12, pedagang dari Tiongkok juga banyak yang mendatangi Indonesia. Saat era Kerajaan Majapahit tiba, sisa-sisa mata uang dari Mataram Kuno masih digunakan oleh penduduk. Dari beberapa peninggalan yang ditemukan, mata uang jenis Masa (Ma) masih ditemukan dengan beberapa uang perak dan mata uang berbentuk geometri seperti segitiga. Besarnya pengaruh perdagangan dengan saudagar dari Arab membuat mata uang di Samudra Pasai menggunakan satuan dirham. Satu keping uang emas memiliki berat sekitar 0,6 gram. Mata uang ini berbentuk kepeng namun tidak memiliki lubang di tengahnya. Di permukaan dari uang emas ini tertulis aksara Arab dengan bunyi Malik az-Zahir yang merupakan nama dan gelar dari sultan di Samudra Pasai. Saat Demak semakin goyah karena adanya perang saudara, Kesultanan Banten menjadi tumbuh dengan sangat cepat. Kerajaan ini akhirnya mampu melepaskan diri dan melakukan pemerintahannya dengan baik. Saat perkembangan perdagangan di kawasan ini meningkat, Kesultanan Banten akhirnya menggunakan mata uang bernama Kasha. Pada abad ke-17, Kerajaan Gowa yang terletak di kawasan Sulawesi Selatan mencetak mata uang bernama Jinggara. Mata uang ini terbuat dari timah dan tembaga dengan warna kuning keemasan. Di permukaan yang yang tidak berlubang di tengahnya ini terdapat tulisan Arab yang menjadi bukti bawah kerajaan ini merupakan kerajaan Islam. 27-09-2016 10:29 Kaskus Geek Posts: kek uang kuno :nyantai 27-09-2016 10:29 Kaskus Addict Posts: mirip batu akik ya bree ape batu ginjal? 27-09-2016 10:33 27-09-2016 10:38 Aktivis Kaskus Posts: Original Posted By gebolextreme kek uang kuno :nyantai Emang uang kuno agan 27-09-2016 10:38 27-09-2016 10:39 Kaskus Maniac Posts: Wow.emas murni tuh brey.mantep dah jaman dulu pake emas & perak murni 27-09-2016 10:39 Kaskus Freak Posts: Duh klo ane nemuin uang nya kerajaan samudra pasai, bisa dijual tuh gan.
Lihat jawaban lengkap
Contents
Apa mata uang Kerajaan Mataram Islam?
Uang Ma – Selain uang Kupang, mata uang Kerajaan Mataram Kuno lainnya adalah Ma atau Masa. Uang ini pernah digunakan sebagai alat pembayaran, kemudian tidak berlaku lagi. Namun, ketika Majapahit berkuasa, mata uang ini dipakai kembali pada sekitar akhir 1200-an.
Lihat jawaban lengkap
Apa nama mata uang kerajaan Sriwijaya?
Kedatuan Sriwijaya Kadatuan Sriwijaya | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
671–1025 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Perkiraan wilayah Sriwijaya pada abad ke-8 sampai ke-11 beserta rute penaklukan dan ekspedisinya | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ibu kota |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Melayu Kuno, Sanskerta | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
Agama | Buddha Vajrayana, Buddha Mahayana, Buddha Hinayana, Hindu | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemerintahan | Monarki | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
Maharaja | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||
• 671 | Dapunta Hyang (Pendiri Sriwijaya) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
• 703 | Sri Indrawarman ( Kronik Tiongkok ) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
• 728 | Rudra Wikrama ( Kronik Tiongkok ) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
• 782 | Dharanindra ( Prasasti Kelurak ) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
• 824 | Samaratungga ( Prasasti Kayumwungan ) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
• 860 | Balaputradewa ( Prasasti Nalanda ) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
• 960 | Sri Udayaditya Warmadewa ( Kronik Tiongkok ) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
• 988 | Sri Cudamani Warmadewa ( Prasasti Leiden ) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
• 1008 | Sri Mara-Vijayottunggawarman ( Prasasti Leiden ) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
• 1025 | Sangrama-Vijayottunggawarman ( Prasasti Tanjore ) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sejarah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||
• Didirikan | 671 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
• Invasi dari Chola | 1025 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mata uang | Koin emas dan perak | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
/td> |
|
/td>
/td>
- Brunei
- Indonesia
- Malaysia
- Thailand
Sriwijaya adalah kedatuan bahari historis yang berasal dari Pulau Sumatra sekitar abad ke-6 sampai abad ke-12. Kehadirannya banyak memberi pengaruh pada perkembangan sejarah Asia Tenggara (terutama dalam kawasan Nusantara barat ). Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti “bercahaya” atau “gemilang”, dan vijaya berarti “kemenangan” atau “kejayaan”; dengan demikian, nama Sriwijaya bermakna “kemenangan yang gilang-gemilang”.
- Lokasi ibukota Sriwijaya dalam rentang waktu enam abad berpindah-pindah, tetapi pada awalnya diketahui dekat dengan Kota Palembang, tepatnya di muara Sungai Musi,
- Sriwijaya terdiri dari sejumlah pelabuhan yang saling berhubungan di sekitar Selat Malaka,
- Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok dari Dinasti Tang, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan.
Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Sebelum abad ke-12, Sriwijaya merupakan negara berbasis darat daripada kekuatan maritim, armada laut memang tersedia tetapi bertindak sebagai dukungan logistik untuk memfasilitasi proyeksi kekuatan darat.
- Menanggapi perubahan ekonomi maritim Asia, dan terancam oleh hilangnya negara bawahannya, Sriwijaya mengembangkan strategi angkatan laut untuk menunda kemerosotannya.
- Strategi angkatan laut Sriwijaya bersifat menghukum untuk memaksa kapal-kapal dagang datang ke pelabuhan mereka.
- Emudian, strategi angkatan laut Sriwijaya merosot menjadi armada perompak.
Pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut akibat beberapa peperangan. Serangan besar pada tahun 1025 dilancarkan oleh pasukan Rajendra Chola I dari Koromandel, Setelah itu, kerajaan ini terlupakan dan keberadaannya baru diketahui kembali lewat publikasi tahun 1918 oleh sejarawan Prancis George Cœdès dari École française d’Extrême-Orient,
Lihat jawaban lengkap
Apa nama mata uang Kerajaan Majapahit?
Masa kejayaan kerajaan Hindu-Buddha – Sebelum masa kerajaan Hindu-Buddha, perdagangan di Nusantara telah menuntut penggunaan alat pembayaran yang bisa diterima secara umum sebagai pengganti sistem barter. Mulanya alat pembayaran yang digunakan masih sangat sederhana, seperti di wilayah Irian yang memakai kulit kerang dengan jenis tertentu, lalu di wilayah Bengkulu dan Pekalongan yang memakai manik-manik, dan di wilayah Bekasi memakai belincung (semacam kapak batu) sebagai alat pembayaran pada saat itu.
Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, alat pembayaran tersebut mengalami kemajuan, terutama dari bahan dan desainnya. Di Jawa misalnya, alat pembayaran sudah terbuat dari logam. Mata uang tertua dibuat sekitar awal abad ke-12, dari emas dan perak, yang disebut Krisnala (uang Ma) peninggalan kerajaan Jenggala.
Sementara, di luar Jawa, kerajaan Buton meninggalkan uang Kampua yang beredar pada abad ke-9. Kerajaan-kerajaan besar Hindu-Buddha di Nusantara, seperti Sriwijaya dan Majapahit pada masa itu telah mempunyai mata uang sendiri. Sayangnya, uang peninggalan di masa Kerajaan Sriwijaya belum ditemukan. MA PERAK UANG KAMPUA
Lihat jawaban lengkap
Kapan Nusantara menggunakan uang?
Pemerintah Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945 menetapkan berlakunya mata uang bersama di wilayah Republik Indonesia (RI), yaitu uang De Javasche Bank, uang Hindia Belanda dan uang Jepang.
Lihat jawaban lengkap
Dirham mata uang negara apa?
Apa itu Dirham? – Dirham adalah mata uang koin terbuat dari perak yang banyak digunakan sebagai alat pembayaran di negara Arab dan Timur Tengah. Bentuk mata uang tersebut yakni bundar dengan dua sisi bertata letak melingkar. Di permukaannya tercantum kalimat “La Ilaha ill’Allah” dan “Alhamdulillah”.
Sedangkan pada sisi lainnya tertulis nama penguasa serta tanggal pencetakkan. Selain dinar, mata uang logam yang banyak dikenal masyarakat adalah dirham. Perbedaan keduanya terletak pada material pendukung serta kadar logam mulia dalam koin. Dinar adalah koin berbahan dasar logam mulia dengan kandungan emas mulai dari 91.7 hingga 99.99 persen.
Sedangkan dirham adalah mata uang bermaterial perak yang kadarnya 99.95 persen.
Lihat jawaban lengkap
Apa itu uang VOC?
Koin VOC dicetak pertama kali dicetak tahun 1726 dengan bahan tembaga Koin VOC dicetak pertama kali dicetak tahun 1726 dengan bahan tembaga. Merupakan pecahan 1 Doit (Satu Duit). Pada salah satu sisi koin tersebut terdapat lambang VOC dan pada sisi lainnya terdapat lambang provinsi tempat koin itu dicetak. Ada beberapa jenis koin VOC, antara lain:
Holland Utrecht West Friesland Zeeland Gelderland
Karena kebutuhan uang dengan nilai nominal yang lebih kecil, maka tahun 1749 dicetak mata uang tembaga dengan pecahan setengah Doit. Selain dari tembaga, koin-koin 1 Doit dan ½Doit juga dicetak dengan bahan perak. Antara tahun 1744 – 1748 VOC mengedarkan mata uang emas yang disebut Gouden Javase Rupij/ Rupiah Jawa (ditempa di Jawa).
- VOC juga sempat mengedarkan mata uang yang disebut Doit dengan logo VOC dengan bahan campuran tembaga dan timah dan ditempa di Batavia dan Surabaya.
- Pada tahun 1800 VOC mengeluarkan mata uang timah yang sisi depannya terdapat inisial LN dan lambang VOC, sedang sisi belakangnya terdapat tulisan arab melayu berbunyi “Duyit”.
Mata uang ini disebuut Duyit Javas.Selain itu VOC juga membawa dan mengedarkan mata uang Belanda ke Indonesia seperti Dukaton/Zilperen Rijder (Pengunggang Kuda) bergambar penunggang kuda. Gambar depan uang VOC semua sama, yakni tulisan/lambang VOC dan angka tahun.
Lihat jawaban lengkap
Apa nama mata uang yang dikeluarkan oleh kerajaan Samudra Pasai *?
Sebagai bandar perdagangan utama di sekitar Selat Malaka khususnya serta Nusantara pada umumnya, Kerajaan Samudera Pasai telah mengeluarkan mata uang emas dalam bentuk koin bulat yang dinamakan dirham.
Lihat jawaban lengkap
Koin gobog terbuat dari apa?
Sejarah Mata Uang dari Era Mataram Kuno hingga Majapahit, Terbuat dari Emas | merdeka.com Mata uang di Jawa zaman dulu. ©Indonesia.go.id Merdeka.com – Di Nusantara, telah dijadikan sebagai alat tukar sejak zaman dulu. Pada abad ke-9 sampai 13 masehi, masing-masing kerajaan memiliki mata uangnya sendiri. Di Jawa ada Kerajaan Kediri yang telah memiliki mata uang logam dari emas, ada pula Kerajaan Banten yang mempunyai mata uang logam dari timah, perak, dan tembaga.
©Indonesia.go.id Sejauh ini, artefak mata uang tertua berasal dari Tanah Jawa. Pada abad ke-9 hingga 10 Masehi, mata uang perak dan emas jamak dipakai pada saat itu. Namun waktu itu jumlahnya masih sangat terbatas karena nilainya yang sangat tinggi. Dilansir dari Indonesia.go.id, pada saat era Mataram Kuno itu, masyarakat mengenal bentuk mata uang yang dinamakan Ma.
Mata uang itu berbentuk bulat dengan bahan terbuat dari emas. Beratnya sekitar 2,4 gram dengan tebal 4 mm dan diameter 7 mm. Desain sisi depan bergambar hiasan biji wijen dan sisi belakang beraksara huruf Sansekerta bertuliskan “Ta”. Contoh artefak itulah yang kini menjadi koleksi Museum Bank Indonesia.
Sayangnya informasi mengenai uang itu tidak bisa digali lebih jauh.3 dari 4 halaman ©Indonesia.go.id Satuan uang emas dan perak pada masa itu disebut dengan istilah kati, suwarna, masa, dan kupang. Untuk satuan uang emas, 1 kati setara dengan 754,667 gram, 1 suwarna setara 39,569 gram, 1 masa setara 2,473 gram, dan 1 kupang setara 0,618 gram.
Berdasarkan Prasasti Jurungan 876 M, sebagai perbandingan harga kambing adalah 4 masa. Harga kerbau dewasa sebesar 9-10 masa. Harga wdihan angsit adalah 4 masa. Adapun harga tanah dalam istilah satuan tampah dihargai 7 masa dan 12 kati. Tapi tidak dijelaskan seberapa besar luas 1 tampah apabila dibandingkan dengan satuan meter persegi.
Namun seiring waktu, penggunaan mata uang emas dan perak ini perlahan-lahan mengalami kemerosotan hingga hilang pada era Majapahit.4 dari 4 halaman ©Indonesia.go.id Memasuki era Mahapahit tepatnya pada akhir abad ke-13, muncul istilah uang “gobog”. Uang itu terbuat dari tembaga, berbentuk bulat, dengan lubang di tengah. lingkar diameternya 46 mm, berat 24,5 gram, dan tebal 2 mm. Sisi depan uang itu memiliki desain gambar berupa motif beragam yang menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa lalu.
Sementara bagian belakang memiliki motif kehidupan. Lalu pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, penggunaan mata uang logam dari Cina bernama “kepeng” mulai diberlakukan. Penggunaannya banyak tertulis pada prasasti dan kitab undang-undang kerajaan. Tak hanya di Majapahit, penggunaan mata uang kepeng lazim digunakan pada masyarakat Pasundan dan Pulau Jawa secara keseluruhan.
Maka tak heran, permintaan dari Jawa terhadap Cina terhadap mata uang itu cukup besar, bahkan sampai ada penyelundupan kepeng yang dilakukan secara diam-diam. : Sejarah Mata Uang dari Era Mataram Kuno hingga Majapahit, Terbuat dari Emas | merdeka.com
Lihat jawaban lengkap
Uang gobog tahun berapa?
Sejarah uang sebagai alat tukar telah ada sejak lama. Secara fungsional, uang menggantikan sistem barter yang telah dilakukan selama berabad-abad hingga saat ini. Dahulu uang hanya berupa koin, kini telah berkembang dengan diciptakannya jenis uang kertas.
Bahkan kini dengan semakin canggihnya teknologi, muncul uang digital yang disebut dengan kripto. Bicara tentang uang, belum lama ini di Indonesia tepatnya di daerah Jawa Timur ditemukan uang koin kuno yang dikenal dengan uang gobog. Cukup unik, karena uang gobog yang ditemukan memiliki ragam yang berbeda.
Sebagai barang purbakala, uang gobog banyak diincar oleh para kolektor. Namun, apakah uang gobog berharga saat ini? Pengertian uang gobog Istilah uang gobog bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia mungkin masih terdengar asing. Bahkan tak sedikit yang bertanya, apa itu uang gobog? Secara sederhana uang gobog dapat dipahami sebagai koin tradisional yang di bagian tengahnya terdapat lubang baik berbentuk lingkaran maupun segi empat.
- Secara historis, uang gobog digunakan sebagai alat tukar atau alat pembayaran dalam transaksi ekonomi di masa kerajaan Majapahit kuno.
- Peredaran uang gobog pada awalnya berasal dari para pedagang China.
- Dalam perkembangannya, kerajaan Majapahit kemudian membuat uang gobog sendiri dengan ukuran lebih kecil dan desain yang berbeda.
Uang gobog dari kerajaan Majapahit terbuat dari dua unsur logam yaitu kuningan dan tembaga. Desain uang gobog Majapahit memiliki gambar wayang di salah satu sisinya. Sebab itu, uang gobog ini disebut juga dengan uang gobog wayang. Penggunaan uang gobog sebagai alat tukar pada masa kerajaan kuno masih belum dapat dipastikan kejelasannya hingga saat ini.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa uang gobog dulunya pernah beredar sebagai alat tukar. Satu koin gobog nilainya setara dengan 5 kepeng, yaitu koin China yang dulu beredar di tanah Jawa. Jika dibandingkan dengan dinar dan dirham, maka satu dirham perak setara dengan 400 gobog, dan satu dinar emas setara dengan 4000 gobog.
Namun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa uang gobog merupakan koin dengan bentuk dan desain berunsur magis, yang digunakan sebagai pelengkap dalam persyaratan atau sesaji upacara budaya dan agama. Bahkan hingga saat ini, uang gobog dipercaya sebagai jimat tolak bala yang dipasang di tiang utama atap rumah, atau ditanam di bawah soko guru rumah.
- Meski berbentuk uang koin, namun gobog tidak memiliki nominal.
- Maka dari itu, koin gobog bukanlah uang yang berfungsi sebagai alat pembayaran, sehingga tidak digunakan sebagai alat tukar-menukar.
- Bahkan hingga saat ini, uang gobog digunakan sebagai uang kepeng pelengkap upacara adat di Bali, termasuk Ngaben.
Jenis-jenis uang gobog Penciptaan dan peredaran uang gobog pada zamannya mengalami sejarah yang panjang. Terlepas fungsinya sebagai alat tukar atau bukan, uang gobog dilihat dari asalnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut.
Gobog China
Uang gobog China secara fisik terdapat lubang segi empat di bagian tengahnya dan huruf China di salah satu sisinya. Sebab itu, uang gobog China lebih mudah dikenali. Dalam penelusuran sejarah, tanda yang tertera pada benda purbakala seharusnya mampu menjelaskan atau setidaknya menggambarkan fungsi dari benda tersebut.
Demikian pula halnya dengan uang gobog China. Dari huruf kanji yang tertera pada uang gobog China dapat diketahui masa dinasti atau pemerintahan pencetakan uang tersebut. Sebagian besar uang gobog China yang ditemukan diperkirakan dibuat pada masa tiga dinasti China terakhir, yaitu Yuan, Ming, dan Qing atau Ching yang berkisar antara tahun 1271-1911.
Uang gobog keluaran dinasti Ching memiliki desain yang lebih menarik dibandingkan dinasti lainnya, karena pada kedua sisi koin memadukan huruf kanji dengan manchu. Uang gobog China mencakup semua koin berlubang yang desainnya menampilkan huruf kanji China, termasuk uang gobog yang dibuat dari daerah Annam dan Champa, yang keduanya merupakan bagian dari negara Vietnam.
Gobog Jepang
Secara fisik, uang gobog Jepang mirip dengan uang gobog China. Desain uang gobog Jepang juga menampilkan huruf kanji di salah satu sisi koinnya. Meski demikian, bukan berarti uang gobog Jepang tidak bisa dibedakan dengan uang gobog China. Satu hal yang menjadi perbedaan kentara antara kedua jenis uang gobog tersebut adalah desain di satu sisi koinnya.
Pada koin gobog Jepang, terdapat ukiran gambar berbentuk ombak. Selain itu, huruf kanji pada uang gobog Jepang terukir lebih tipis dan ramping. Selain dari segi desain, uang gobog Jepang juga memiliki ukuran yang berbeda dengan gobog China. Ukuran gobog Jepang cenderung lebih besar yakni mencapai 28 mm, selisih sekitar 2 hingga 4 mm dengan ukuran uang gobog China.
Cetakan uang gobog Jepang lebih halus dan rapi dibandingkan dengan uang gobog China. Hal ini bisa disebabkan oleh pembuatan uang gobog Jepang lebih belakangan dari uang gobog China, sehingga teknologi atau teknik pencetakan uang sudah semakin berkembang dan maju untuk menghasilkan kualitas cetakan yang lebih baik.
Gobong kerajaan nusantara
Setelah masa kejayaan Majapahit berakhir, muncul kerajaan-kerajaan baru di seantero nusantara. Meski masa keemasan Majapahit telah berakhir, namun popularitas uang gobog tak ikut berakhir, bahkan semakin berkembang pesat. Hal ini dibuktikan dengan diproduksinya uang gobog oleh masing-masing kerajaan di nusantara.
Kasultanan Palembang merupakan salah satu kerajaan yang mencetak uang gobognya sendiri, yang dinamakan dengan koin Leukeh. Selanjutnya kerajaan Banten juga mencetak uang gobog dengan 3 versi menggunakan desain yang berbeda. Versi pertama disebut dengan koin Pangeran atau Ratou yang didesain menggunakan aksara Jawa kuno.
Versi kedua disebut sebagai koin Sri Dandan yang desainnya menampilkan tulisan angka 40 dalam angka Jawa kuno. Sementara yang terakhir versi ketiga disebut sebagai koin Kecubung yang desainnya menggunakan tulisan Arab Melayu. Uang gobog berharga? Pada perkembangan teknologi yang demikian pesat seperti sekarang ini, fungsi uang gobog jelas bukan merupakan alat pembayaran. Uang gobog hanya dianggap sebagai benda purbakala yang memiliki nilai historis, sehingga termasuk dalam koin kuno.
Meski bernilai historis, uang gobog tak selalu memiliki nilai ekonomi. Nilai ekonomi dari uang gobog tergantung dari kondisi fisik dan kelangkaannya. Semakin langka, bisa jadi nilai ekonomi uang gobog semakin tinggi. Secara umum uang gobog memiliki nilai ekonomi yang rendah. Harganya hanya berkisar antara Rp 2.000,- hingga Rp 100.000,- saja.
Apalagi di Bali, uang gobog bisa dikatakan tidak berharga. Sebab uang gobog di Bali digunakan sebagai syarat pelengkap upacara adat dan keamanan, sehingga penjualannya tidak dilakukan per keping, tetapi sekaligus satu satak yang berisi 200 keping. Artikel Terkait
Definisi SHU Koperasi Apa Itu QRIS (Standar QR Code) Apa Itu Wealth Management di Bank? Apa itu Money Supply?
Demikianlah artikel tentang apa itu uang gobog, semoga bermanfaat bagi Anda semua.
Lihat jawaban lengkap
Apa mata uang pertama Indonesia?
7 uang rupiah kertas Tahun Emisi 2022. ©2022 Merdeka.com Merdeka.com – Bank Indonesia (BI) baru saja merilis tujuh pecahan Uang Rupiah TE (Tahun Emisi) 2022 dengan nominal yang dikeluarkan dalam bentuk pecahan Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000, Rp50.000 dan Rp100.000. Sri Mulyani menjelaskan, sejarah mata uang Indonesia sendiri berawal pada 1946 yakni mata uang pertama yang diterbitkan pemerintah adalah Oeang Republik Indonesia (ORI) dengan tercantum tanggal emisi 17 Oktober 1945 dan kemudian ORI pertama kali diedarkan pada 30 Oktober 1946.
- Waktu itu disampaikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta dan ini menandai babak baru bagi RI yang baru saja merdeka,” ujar Sri Mulyani,
- Menurutnya, dalam setiap lembaran Rupiah terdapat cerita dan narasi mengenai bangsa Indonesia yang mengandung sebuah motif dan spirit untuk keberagaman sekaligus kesatuan.
“Ini adalah lambang dan sekaligus komitmen bagi kita semua. Bersama Rupiah kita bangkit untuk lebih kuat menuju Indonesia maju,” tegasnya.2 dari 3 halaman
Lihat jawaban lengkap
Apa itu uang dinar dan dirham?
4. Berat Koin – Menurut hukum Islam, dinar adalah logam mulia yang memiliki berat sebesar 1 mitsqal atau 1/7 troy ounce atau 4,25 gram. Sementara itu, dirham mengandung kadar perak dengan berat 1/10 troy ounce atau 3,11 gram. Berat aset ini mengacu pada pedoman Open Mitsqal Standard (OMS).
Lihat jawaban lengkap
Apa nama mata uang dinar?
Dinar Kuwait (KWD) – Nilai mata uang tertinggi di dunia ada pada Dinar Kuwait. Perekonomian yang stabil dan tingginya permintaan pasokan minyak dari negara ini menjadi penyebab kekuatan kurs Kuwait.1 KWD setara dengan 3.32 Dolar AS.
Lihat jawaban lengkap
Apa itu dinar dan dirham dalam Islam?
KOMPAS.com – Pernahkah mendengar dinar dan dirham ? Sebagian orang mungkin akan mengaitkan dua mata uang berbasiskan logam mulia ini dengan alat tukar yang berlaku di kawasan negara-negara Arab, Bahkan, dinar dan dirham juga kerapkali diidentikan dengan alat tukar di awal periode perkembangan Islam hingga abad pertengahan.
Hal ini mengakibatkan persepsi bahwa dinar dan dirham adalah mata uang Islam. Namun benarkah dinar dan dirham berasal dari kawasan Timur Tengah? Dikutip dari laman Britannica, dinar adalah nama satuan moneter yang hingga saat ini masih digunakan di beberapa negara Arab seperti Tunisia, Aljazair, Irak, Yordania, Kuwait, Bahrain, dan Libya.
Baca juga: Mengapa Dinar Kuwait Jadi Mata Uang Paling Mahal di Dunia? Dinar, bersama dengan dirham, mulai diperkenalkan sebagai mata uang Islam resmi pada akhir abad ke-7 masehi oleh Al Malik, khalifah kelima (685-705) dari Dinasti Umayyah. Sebelum beredarnya banyak kertas, dinar dan dirham ini digunakan sebagai alat tukar resmi.
- Nilai mata uang ini tentunya berbasiskan logam mulia, yakni nilai sebenarnya atau setidaknya mendekati dari logam mulia sebagai bahan pembuatnya.
- Berdasarkan hukum Syari’ah Islam, dinar adalah uang emas murni yang memiliki berat 1 mitsqal atau setara dengan 1/7 troy ounce yang berpedoman pada Open Mithqal Standard (OMS).
Sedangkan dirham, berdasarkan ketentuan OMS, memiliki kadar perak murni dengan berat 1/10 troy ounce. OMS adalah standar untuk menentukan berat dan ukuran dinar dan dirham modern. Baca juga: Apa Perbedaan Dinar dan Dirham? Standar ini juga dikenal sebagai standar Nabawi karena berusaha untuk menduplikasi koin dinar dan dirham yang digunakan di zaman awal perkembangan Islam.
Lihat jawaban lengkap
Apa arti dari Serambi Mekah?
Sejarah Julukan Aceh Sebagai Serambi Mekkah – Sebagai daerah persinggahan sejumlah negara, Aceh menjadi daerah pertama masuknya budaya dan agama di nusantara. Pada abad ke-7, para pedagang India memperkenalkan agama Hindu dan Buddha. Namun, peran Aceh menonjol dengan masuk dan berkembangnya agama Islam di daerah ini.
Agama yang diperkenalkan oleh pedagang Gujarat dari jajaran Arab menjelang abad ke-9. Menurut catatan sejarah, Aceh merupakan tempat munculnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Peureulak dan Pasai. Kerajaan dibangun oleh Sultan Ali Mughayatsyah dengan ibu kota di Bandar Aceh Darussalam (sekarang Banda Aceh).
Lambat laun, wilayah kerajaan bertambah luas meliputi sebagian besar pantai barat dan timur Sumatera hingga ke Semenanjung Malaka. Kehadiran daerah ini semakin bertambah kokoh dan terbentuknya Kesultanan Aceh yang mempersatukan seluruh kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di daerah itu.
- Baca juga: Ujung Batu Aceh Singkil, Wisata Pantai Tersembunyi di Serambi Mekkah Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaan pada awal abad ke 17, pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
- Pada masa itu, pengaruh agama dan kebudayaan Islam sangat besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, sehingga daerah ini mendapat julukan “Seuramo Mekkah” (Serambi Mekah).
Selain itu, Aceh dikenal sebagai Serambi Mekkah karena wilayah ini merupakan awal umat muslim dari wilayah lain berangkat ke tanah suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Pada saat itu, perjalanan ke Mekkah baru dilayani dengan transportasi laut. Kemudian dari sejarah panjang, masyarakat Aceh menjadikan Islam sebagai pedoman hidupnya.
Lihat jawaban lengkap
Apa mata uang yang dipakai masyarakat Jawa di masa Hindu dan Budha?
Untuk soal nomor 1 – Mata uang Ma Syailendra yang digunakan pada masa Dinasti Syailendra, Ma Jenggala yang digunakan pada masa Kerajaan Jenggala, dan koin gobog yang digunakan pada masa Hindu Buddha Kuno.
Lihat jawaban lengkap
Apa yang dimaksud dengan mata uang gobog?
Sejarah uang sebagai alat tukar telah ada sejak lama. Secara fungsional, uang menggantikan sistem barter yang telah dilakukan selama berabad-abad hingga saat ini. Dahulu uang hanya berupa koin, kini telah berkembang dengan diciptakannya jenis uang kertas.
Bahkan kini dengan semakin canggihnya teknologi, muncul uang digital yang disebut dengan kripto. Bicara tentang uang, belum lama ini di Indonesia tepatnya di daerah Jawa Timur ditemukan uang koin kuno yang dikenal dengan uang gobog. Cukup unik, karena uang gobog yang ditemukan memiliki ragam yang berbeda.
Sebagai barang purbakala, uang gobog banyak diincar oleh para kolektor. Namun, apakah uang gobog berharga saat ini? Pengertian uang gobog Istilah uang gobog bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia mungkin masih terdengar asing. Bahkan tak sedikit yang bertanya, apa itu uang gobog? Secara sederhana uang gobog dapat dipahami sebagai koin tradisional yang di bagian tengahnya terdapat lubang baik berbentuk lingkaran maupun segi empat.
- Secara historis, uang gobog digunakan sebagai alat tukar atau alat pembayaran dalam transaksi ekonomi di masa kerajaan Majapahit kuno.
- Peredaran uang gobog pada awalnya berasal dari para pedagang China.
- Dalam perkembangannya, kerajaan Majapahit kemudian membuat uang gobog sendiri dengan ukuran lebih kecil dan desain yang berbeda.
Uang gobog dari kerajaan Majapahit terbuat dari dua unsur logam yaitu kuningan dan tembaga. Desain uang gobog Majapahit memiliki gambar wayang di salah satu sisinya. Sebab itu, uang gobog ini disebut juga dengan uang gobog wayang. Penggunaan uang gobog sebagai alat tukar pada masa kerajaan kuno masih belum dapat dipastikan kejelasannya hingga saat ini.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa uang gobog dulunya pernah beredar sebagai alat tukar. Satu koin gobog nilainya setara dengan 5 kepeng, yaitu koin China yang dulu beredar di tanah Jawa. Jika dibandingkan dengan dinar dan dirham, maka satu dirham perak setara dengan 400 gobog, dan satu dinar emas setara dengan 4000 gobog.
Namun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa uang gobog merupakan koin dengan bentuk dan desain berunsur magis, yang digunakan sebagai pelengkap dalam persyaratan atau sesaji upacara budaya dan agama. Bahkan hingga saat ini, uang gobog dipercaya sebagai jimat tolak bala yang dipasang di tiang utama atap rumah, atau ditanam di bawah soko guru rumah.
Meski berbentuk uang koin, namun gobog tidak memiliki nominal. Maka dari itu, koin gobog bukanlah uang yang berfungsi sebagai alat pembayaran, sehingga tidak digunakan sebagai alat tukar-menukar. Bahkan hingga saat ini, uang gobog digunakan sebagai uang kepeng pelengkap upacara adat di Bali, termasuk Ngaben.
Jenis-jenis uang gobog Penciptaan dan peredaran uang gobog pada zamannya mengalami sejarah yang panjang. Terlepas fungsinya sebagai alat tukar atau bukan, uang gobog dilihat dari asalnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut.
Gobog China
Uang gobog China secara fisik terdapat lubang segi empat di bagian tengahnya dan huruf China di salah satu sisinya. Sebab itu, uang gobog China lebih mudah dikenali. Dalam penelusuran sejarah, tanda yang tertera pada benda purbakala seharusnya mampu menjelaskan atau setidaknya menggambarkan fungsi dari benda tersebut.
- Demikian pula halnya dengan uang gobog China.
- Dari huruf kanji yang tertera pada uang gobog China dapat diketahui masa dinasti atau pemerintahan pencetakan uang tersebut.
- Sebagian besar uang gobog China yang ditemukan diperkirakan dibuat pada masa tiga dinasti China terakhir, yaitu Yuan, Ming, dan Qing atau Ching yang berkisar antara tahun 1271-1911.
Uang gobog keluaran dinasti Ching memiliki desain yang lebih menarik dibandingkan dinasti lainnya, karena pada kedua sisi koin memadukan huruf kanji dengan manchu. Uang gobog China mencakup semua koin berlubang yang desainnya menampilkan huruf kanji China, termasuk uang gobog yang dibuat dari daerah Annam dan Champa, yang keduanya merupakan bagian dari negara Vietnam.
Gobog Jepang
Secara fisik, uang gobog Jepang mirip dengan uang gobog China. Desain uang gobog Jepang juga menampilkan huruf kanji di salah satu sisi koinnya. Meski demikian, bukan berarti uang gobog Jepang tidak bisa dibedakan dengan uang gobog China. Satu hal yang menjadi perbedaan kentara antara kedua jenis uang gobog tersebut adalah desain di satu sisi koinnya.
- Pada koin gobog Jepang, terdapat ukiran gambar berbentuk ombak.
- Selain itu, huruf kanji pada uang gobog Jepang terukir lebih tipis dan ramping.
- Selain dari segi desain, uang gobog Jepang juga memiliki ukuran yang berbeda dengan gobog China.
- Ukuran gobog Jepang cenderung lebih besar yakni mencapai 28 mm, selisih sekitar 2 hingga 4 mm dengan ukuran uang gobog China.
Cetakan uang gobog Jepang lebih halus dan rapi dibandingkan dengan uang gobog China. Hal ini bisa disebabkan oleh pembuatan uang gobog Jepang lebih belakangan dari uang gobog China, sehingga teknologi atau teknik pencetakan uang sudah semakin berkembang dan maju untuk menghasilkan kualitas cetakan yang lebih baik.
Gobong kerajaan nusantara
Setelah masa kejayaan Majapahit berakhir, muncul kerajaan-kerajaan baru di seantero nusantara. Meski masa keemasan Majapahit telah berakhir, namun popularitas uang gobog tak ikut berakhir, bahkan semakin berkembang pesat. Hal ini dibuktikan dengan diproduksinya uang gobog oleh masing-masing kerajaan di nusantara.
Kasultanan Palembang merupakan salah satu kerajaan yang mencetak uang gobognya sendiri, yang dinamakan dengan koin Leukeh. Selanjutnya kerajaan Banten juga mencetak uang gobog dengan 3 versi menggunakan desain yang berbeda. Versi pertama disebut dengan koin Pangeran atau Ratou yang didesain menggunakan aksara Jawa kuno.
Versi kedua disebut sebagai koin Sri Dandan yang desainnya menampilkan tulisan angka 40 dalam angka Jawa kuno. Sementara yang terakhir versi ketiga disebut sebagai koin Kecubung yang desainnya menggunakan tulisan Arab Melayu. Uang gobog berharga? Pada perkembangan teknologi yang demikian pesat seperti sekarang ini, fungsi uang gobog jelas bukan merupakan alat pembayaran. Uang gobog hanya dianggap sebagai benda purbakala yang memiliki nilai historis, sehingga termasuk dalam koin kuno.
Meski bernilai historis, uang gobog tak selalu memiliki nilai ekonomi. Nilai ekonomi dari uang gobog tergantung dari kondisi fisik dan kelangkaannya. Semakin langka, bisa jadi nilai ekonomi uang gobog semakin tinggi. Secara umum uang gobog memiliki nilai ekonomi yang rendah. Harganya hanya berkisar antara Rp 2.000,- hingga Rp 100.000,- saja.
Apalagi di Bali, uang gobog bisa dikatakan tidak berharga. Sebab uang gobog di Bali digunakan sebagai syarat pelengkap upacara adat dan keamanan, sehingga penjualannya tidak dilakukan per keping, tetapi sekaligus satu satak yang berisi 200 keping. Artikel Terkait
Definisi SHU Koperasi Apa Itu QRIS (Standar QR Code) Apa Itu Wealth Management di Bank? Apa itu Money Supply?
Demikianlah artikel tentang apa itu uang gobog, semoga bermanfaat bagi Anda semua.
Lihat jawaban lengkap
kerajaan Mataram pecah menjadi berapa?
Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Gambar 01.Naskah Perjanjian Giyanti Perjanjian Giyanti merupakan peristiwa yang menandai pecahnya Mataram Islam. Awal mula kisah perpecahan kerajaan di Jawa ini bermula dari pertikaian antar keluarga yang disebabkan politik adu domba VOC.
Konflik saudara tersebut melibatkan Susuhunan Pakubuwana II, Pangeran Mangkubumi, dan Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa. Berdasarkan silsilahnya, Pakubuwana II (raja pendiri dari Kasunanan Surakarta) dan Pangeran Mangkubumi adalah kakak beradik, yang merupakan sama-sama putra dari Amangkurat IV (1719-1726).
Sedangkan Raden Mas Said merupakan salah sati cucu Amangkurat IV, atau lebih tepatnya ialah keponakan dari Pakubuwana II dan Pangeran Mangkubumi. Raden Said sendiri meminta haknya sebagai pewaris takhta Mataram yang diduduki oleh pamannnya yakni, Pakubuwana II.
Alasan utamanya ialah bahwa ayah Raden Mas Said, Pangeran Arya Mangkunegara merupakan putra sulung dari Amangkurat IV. Oleh karenanya, Arya Mangkunegara lah yang seharusnya menjadi raja Mataram meneruskan Amangkurat IV. Namun, karena Arya Mangkunegara sering menentang kebijakan VOC akhirnya berimbas harus diasingkan ke Srilanka hingga meninggal dunia.
VOC pun kemudian menaikkan putra Amangkurat IV lainnya, yakni Pangeran Prabusuyasa, sebagai penguasa Mataram selanjutnya dan bergelar Paku Buwana II. Ketika Pakubuwana II memangku tampuk kepemimpinan Mataram Islam, ia memindahkan ibu kota kerajaan tersebut dari Kartasura ke Surakarta pada 17 Febuari 1745.
- Perpindahan tersebut terjadi setelah Keraton Kartasura hancur akibat adanya pemberontakan yang dipimpin Mas Garendi atau Sunan Kuning pada 1742 dan mengakibatkan istana Mataram Islam di Kartasura rusak.
- Hal ini semakin memperkuat Raden Mas Said ingin merebut tahta Mataram Islam dari pamannya Pakubuwana II.
Karena memiliki tujuan yang sama, akhirnya Raden Mas Said bekerjasama dengan Pangeran Mangkubumi untuk merebut tahta Mataram Islam dari Pakubuwana II yang dibantu oleh VOC. Pada 20 Desember 1749 Pakubuwono II wafat. Kekosongan pemerintahan ini kemudian dimanfaatkan oleh Pangeran Mangkubumi untuk mengangkat dirinya sebagai raja baru Mataram Islam.
Mengetahui hal tersebut maka VOC tidak mengakui Pangeran Mangkubumi sebagai penguasa dari Mataram Islam karena sebelum Pakubuwana II wafat ia memberikan wewenang pengangkatan raja baru kepada VOC.Situasi memanas ketika VOC mengangkat putra Pakubuwana II, Raden Mas Soerjadi menjadi raja Mataram Islam dengan gelar Pakubuwana III.
Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi kembali melancarkan serangan pada VOC dan Pakubuwana III. Untuk mengatasi serangan dari Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi, VOC kemudian menyusun siasat adu domba kedua tokoh tersebut. VOC mengirimkan utusan khusus untuk menghasut Raden Mas Said agar berhati-hati terhadap Pangeran Mangkubumi yang bisa mengkhianatinya.
Politik adu domba yang dilancarkan VOC membuahkan hasil, pada 1752 terjadi perselisihan antara Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh VOC untuk berunding dengan Mangkubumi. VOC membujuk Mangkubumi dengan menjanjikan setengah wilayah kekuasaan Mataram yang dipegang Pakubuwan III.
Pada 22-23 September 1754 VOC mengadakan perundingan dengan mengudang Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi untuk membahas pembagian wilayah kekuasaan Mataram, gelar yang akan digunakan, kerja sama VOC dengan kesultanan. Perundingan ini akhirnya mencapai kesepakatan dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 yang membagi kerajaan Mataram Islam menjadi dua bagian yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
- Gambar 02. Kasunanan Surakarta
- Gambar 03. Kasultanan Ngayogyakarta
Sebagai wujud nyata dimana telah berlangsungnya kesepakatan atas Perjanjian Giyanti ini maka dibangunlah Monumen Perjanjian Giyanti di Karanganyar, Jawa Tengah. Wujud situs ini berupa batu prasasti dan juga terdapat pohon beringin.
- Gambar 04. Monumen Perjanjian Giyanti
- Sumber referensi:
Mardiyono., P.2021. Genealogi Kerajaan Islam di Jawa, Yogyakarta: Araska. Sujarweni, V. Wiranata.2021. Menelusuri Jejak Mataram Islam di Yogyakarta, Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia. Woodward, Mark R.2004. Islam Jawa: Kesalehan Normatif Versus Kebatinan, Yogyakarta: LkiS.13.03/26/07/2021 : Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta
Lihat jawaban lengkap
Bagaimana kehidupan ekonomi pada masa kerajaan Mataram Kuno?
Letaknya strategis – Letak Kerajaan Mataram Kuno terbilang strategis, yakni di dekat Sungai Bengawan Solo. Sungai Bengawan Solo merupakan jalur perdagangan sungai yang utama di Jawa Tengah. Kegiatan ekonomi utama yang dilakukan masyarakat Mataram Kuno adalah bertani, beternak, berdagang, dan membuat kerajinan.
Kegiatan perdagangan dilakukan secara bergilir mengikuti hari pasaran Jawa, dengan barang yang diperdagangkan berupa rempah-rempah, kapur barus, gading, dan emas. Letak yang strategis di dekat sungai secara langsung memberi keuntungan bagi Kerajaan Mataram Kuno, karena dilewati jalur perdagangan yang dapat menopang kehidupan ekonominya.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
Lihat jawaban lengkap