Faktor Yang Mempengaruhi Naik Turunnya Nilai Uang?

Faktor Yang Mempengaruhi Naik Turunnya Nilai Uang
Faktor Yang Mempengaruhi Naik Turunnya Nilai Uang Selain faktor-faktor seperti tingkat suku bunga dan inflasi, nilai tukar mata uang merupakan salah satu faktor penentu yang paling penting dari tingkat kesehatan ekonomi suatu negara. Nilai tukar memainkan peran penting dalam perdagangan tingkat negara, yang merupakan factor yang sangat penting dalam ekonomi pasar bebas di dunia.

Karena itu, nilai tukar menjadi ukuran ekonomi yang paling diperhatikan, dianalisis dan dimanipulasi secara kebijakan. Namun nilai tukar juga punya dampak pada skala yang lebih kecil juga yakni mempengaruhi pengembalian riil dari investasi para investor. Berikut adalah pembahasan mengenai beberapa kekuatan utama di balik pergerakan nilai tukar.

Ikhtisar Sebelum kita melihat kekuatan-kekuatan ini, kita harus membuat sketsa bagaimana pergerakan nilai tukar mempengaruhi hubungan perdagangan suatu negara dengan negara lain. Mata uang yang lebih tinggi membuat ekspor suatu negara lebih mahal dan impor lebih murah di pasar luar negeri; mata uang yang lebih rendah membuat ekspor suatu negara yang lebih murah dan impornya lebih mahal di pasar luar negeri.

  • Nilai tukar yang lebih tinggi dapat diharapkan untuk menurunkan keseimbangan perdagangan negara, sementara nilai tukar yang lebih rendah akan meningkatkannya.
  • Penentu Nilai Tukar Banyak faktor yang menentukan nilai tukar, dan semua yang berhubungan dengan perdagangan antar-negara.
  • Ingat, nilai tukar bersifat relatif, dan dibaca sebagai perbandingan mata uang dari dua negara.

Berikut ini adalah beberapa faktor penentu utama nilai tukar mata uang antara dua negara. Perhatikan bahwa faktor-faktor ini tidak dalam urutan tertentu; seperti banyak aspek ekonomi, faktor-faktor ini tidak akan lepas dari perdebatan.1. Perbedaan Angka Inflasi Secara umum, sebuah negara dengan tingkat inflasi yang konsisten lebih rendah menunjukkan peningkatan nilai mata uang, sebagaimana daya belinya relatif meningkat terhadap mata uang lainnya.

Selama paruh terakhir abad kedua puluh ini, negara-negara yang inflasinya rendah adalah termasuk Jepang, Jerman dan Swiss, sedangkan Amerika Serikat dan Kanada mencapai inflasi yang rendah kemudian. Negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi biasanya akan mengalami depresiasi pada mata uang mereka jika dibandingkan dengan mata uang mitra dagang mereka.

Hal ini juga biasanya disertai dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi.2. Perbedaan pada Suku Bunga Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berkorelasi satu sama lain. Dengan memanipulasi suku bunga, bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia, memiliki pengaruh terhadap inflasi dan nilai tukar sehingga mengubah tingkat suku bunga berdampak pada perubahan inflasi dan nilai mata uang.

  • Suku bunga yang lebih tinggi menawarkan keuntungan lebih bagi kreditur (pemberi pinjaman) relatif lebih tinggi ketimbang negara-negara lain.
  • Oleh karena itu, suku bunga yang lebih tinggi menarik modal asing dan menyebabkan nilai tukar naik.
  • Tentu ini juga berlaku sebaliknya, yakni suku bunga yang lebih rendah cenderung menurunkan nilai tukar.

Namun, dampak baik dari suku bunga yang lebih tinggi ini kurang berarti, jika inflasi di dalam negeri jauh lebih tinggi dari pada negara lain, atau jika faktor lain yang menjadi pendorong nilai mata uang turun 3. Defisit Akun Berjalan Transaksi berjalan adalah neraca perdagangan antara negara dan mitra dagangnya yang merupakan semua pembayaran antar negara untuk barang, jasa, bunga dan dividen.

  1. Defisit transaksi berjalan menunjukkan negara ini menghabiskan lebih banyak dana pada perdagangan luar negeri daripada pendapatannya, dan karena itu harus meminjam modal dari sumber-sumber asing untuk menutupi defisit.
  2. Dengan kata lain, negara membutuhkan lebih mata uang asing dari yang diterimanya melalui penjualan ekspor, dan memasok lebih dari mata uang sendiri daripada permintaan mata uang asing untuk produk-produknya.

Kelebihan permintaan untuk mata uang asing menurunkan nilai tukar mata uang dalam negeri. Penurunan ini akan terjadi terus sampai barang dan jasa domestik sudah dianggap cukup murah untuk orang asing, dan aset asing terlalu mahal untuk dijual demi kepentingan dalam negeri.4.

  • Utang Publik Negara akan terlibat dalam pembiayaan defisit besar-besaran untuk membayar proyek-proyek sektor publik dan pendanaan pemerintah untuk merangsang ekonomi domestik.
  • Sementara, faktanya, negara-negara dengan defisit publik dan utang yang besar kurang menarik bagi investor asing.
  • Alasannya? Sebuah utang besar mendorong inflasi, dan jika inflasi tinggi, utang tak akan dibayar seketika dan akhirnya terbayar dengan dolar nyata lebih murah di masa depan.

Dalam skenario terburuk, pemerintah mungkin mencetak uang untuk membayar sebagian dari hutang yang besar, tetapi meningkatkan jumlah uang beredar pasti menyebabkan inflasi. Apalagi, jika pemerintah tidak dapat mengatasi defisit melalui cara-cara dalam negeri (menjual obligasi dalam negeri, meningkatkan jumlah uang beredar), maka harus meningkatkan pasokan penjualan sekuritas asing, sehingga menurunkan harga mereka.

  • Akhirnya, utang besar dapat menimbulkan kekhawatiran bagi orang asing, yakni ketika mereka percaya bahwa negara berisiko men-default (memutihkan) utang-utangnya.
  • Orang asing akan kurang bersedia untuk memiliki surat berharga dalam mata uang dalam negeri jika risiko defaultnya besar.
  • Untuk alasan ini, peringkat utang negara (sebagaimana ditentukan oleh Moody atau Standard & Poor, misalnya) adalah penentu penting dari nilai tukar.5.

Ketentuan Perdagangan Sebagai rasio yang membandingkan harga ekspor dan impor, ketentuan perdagangan yang terkait dengan rekening giro dan neraca pembayaran. Jika harga ekspor suatu negara meningkat dengan tingkat yang lebih besar daripada impornya, Ketentuan perdagangannya baik dan menguntungkan.

Peningkatan ketentuan perdagangannya menunjukkan permintaan yang lebih besar untuk ekspor negara itu. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan meningkatnya pendapatan dari ekspor, yang menyediakan peningkatan permintaan untuk mata uang negara (dan peningkatan nilai mata uang). Jika harga ekspor naik dengan tingkat yang lebih kecil daripada impornya, nilai mata uang akan menurun secara relative terhadap negara mitra dagang.6.

Stabilitas Politik dan Kinerja Ekonomi Investor asing pasti mencari negara yang stabil dengan kinerja ekonomi yang kuat di mana untuk menanamkan modalnya. Sebuah negara dengan situasi positif seperti itu akan menarik dana investasi daripada negara-negara lain yang dianggap memiliki resiko politik dan ekonomi.

Kekacauan politik, misalnya, dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap mata uang dan pergerakan modal beralih pada mata uang dari negara-negara yang lebih stabil. Kesimpulan Nilai tukar mata uang merupakan faktor dalam portofolio investasi menentukan imbal hasil riil dari portofolio tersebut. Nilai tukar menurun jelas mengurangi daya beli pendapatan dan keuntungan modali.

Selain itu, pengaruh nilai tukar mempengaruhi faktor pendapatan lainnya seperti suku bunga, inflasi dan bahkan keuntungan modal dari surat berharga domestik. Sementara nilai tukar ditentukan oleh berbagai faktor yang kompleks yang sering membuat para ekonom paling berpengalaman bingung, investor harus masih memiliki beberapa pemahaman tentang bagaimana nilai mata uang dan nilai tukar memainkan peran penting dalam tingkat pengembalian investasi mereka.(*) Artikel ini aslinya berjudul 6 Factors That Influence Exchange Rates yang terbit di investopedia.com
Lihat jawaban lengkap

Contents

You might be interested:  Pinjaman Uang Yang Bisa Dicicil Bulanan?

Mengapa nilai uang bisa berubah?

Ketika menukar mata uang rupiah ke mata uang negara lain di money changer, nilai mata uang selalu berubah setiap waktu. Nilai mata uang yang ditukarkan hari ini dan dua hari kemudian belum tentu akan sama, bahkan bisa berubah dalam hitungan jam. Selain itu, saat mendapat informasi mengenai keuangan di berbagai media, bisa jadi nilai tukar suatu mata uang melemah atau menguat terhadap mata uang lain.

Lantas, kenapa nilai mata uang selalu berubah? Berikut beberapa faktor yang menyebabkan nilai mata uang naik atau turun. Permintaan dan penawaran Pada dasarnya, nilai mata uang selalu berubah tergantung pada permintaan dan penawaran terhadap mata uang tersebut. Baca juga: 5 Hal yang Mempengaruhi Harga Emas Naik atau Turun Apabila ada permintaan yang banyak, maka nilai suatu mata uang akan menguat.

Sebaliknya, akan terjadi pelemahan jika banyak yang menjual atau menawarkan mata uang tersebut. Sebagai contoh, dolar Amerika Serikat (AS), menjadi salah satu mata uang utama di dunia. Dolar AS tak hanya digunakan untuk keperluan ekonomi dalam negeri, tetapi juga untuk perdagangan internasional. Perbandingan inflasi antar dua negara Suatu negara dengan tingkat inflasi yang konsisten lebih rendah akan cenderung lebih kuat nilai mata uangnya. Inflasi yang rendah menandakan daya beli masyarakat yang tinggi. Baca juga: Apa Bedanya Resesi, Inflasi, Krisis, dan Depresi Ekonomi? Sebaliknya, apabila tingkat inflasinya cenderung tinggi maka nilai tukar mata uang biasanya melemah dan daya beli masyarakatnya turun. Stabilitas ekonomi dan politik Salah satu hal yang menjadi pertimbangan seorang investor menanamkan modalnya di suatu negara adalah stabilitas ekonomi dan politiknya. Jika situasi negara tersebut sedang positif, investor tidak merasa khawatir untuk berinvestasi.

Baca juga: Apa Itu BI Checking dan Bagaimana Cara Mengeceknya? Tapi, jika sedang terjadi masalah politik atau krisis ekonomi, maka akan berdampak ke berbagai hal termasuk nilai tukar mata uang. Investor bisa jadi ragu untuk menanamkan modalnya dan mencari negara dengan mata uang yang lebih stabil. Neraca perdagangan Neraca perdagangan merupakan selisih nilai ekspor dan impor suatu negara dalam periode waktu tertentu.

Jika ekspor lebih besar dari impor, artinya neraca surplus. Sedangkan jika impor lebih besar dari ekspor, neraca defisit. Baca juga: 5 Tips Investasi Logam Mulia yang Cocok untuk Jangka Panjang Hal itu karena negara lebih banyak membayar ke negara partner dagangnya sehingga negara tersebut butuh mata uang lebih banyak. Utang publik Untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, suatu negara terlibat dalam pembiayaan proyek-proyek kepentingan publik dan pemerintahan, serta akan defisit. Defisit publik dan utang besar akan menurunkan minat investor asing. Pemerintah bisa sajak mencetak uang untuk membayar sebagian utang, tetapi meningkatnya jumlah uang yang beredar akan menyebabkan inflasi.

Inflasi tinggi tentunya berdampak pada melemahnya nilai mata uang. Baca juga: 3 Alasan Suatu Negara Tidak Mencetak Uang Sebanyak-banyaknya Lima hal tersebut merupakan beberapa faktor kenapa nilai mata uang selalu berubah. Naik atau turunnya suatu mata uang akan selalu menjadi perhatian para investor dalam menentukan keputusan untuk berinvestasi atau tidak.

Maka dari itu, bagi kamu yang sudah terjun ke dunia investasi, jangan lupa untuk selalu memantau pergerakan nilai mata uang ya.
Lihat jawaban lengkap

Mengapa nilai tukar kurs uang bisa naik turun?

Neraca Perdagangan – Pada dasarnya, neraca perdagangan adalah selisih antara nilai ekspor dan impor di suatu negara dalam suatu periode waktu tertentu. Jika ekspor lebih besar daripada impor maka neraca tersebut surplus. Sebaliknya, jika impor lebih besar daripada ekspor maka neraca tersebut defisit.

Nah, baik ekspor dan impor membutuhkan valuta asing. Contoh sederhananya, seorang pengusaha di Jepang mau mengimpor barang dari AS. Dengan demikian, pengusaha itu membutuhkan dolar AS untuk membeli barang di AS. Oleh karena itu, dia menukarkan Yen Jepang ke Dolar AS. Neraca perdagangan Jepang surplus terhadap AS maka dapat menjadi salah satu faktor terhadap pergerakan nilai tukar Dolar AS dan Yen.

Salah satu kemungkinannya adalah apresiasi Yen terhadap Dolar AS karena permintaan Yen yang lebih banyak daripada Dolar AS saat neraca perdagangan tersebut surplus. Begitupula sebaliknya jika defisit. Perlu diingat kondisi apresiasi dan depresiasi nilai tukar suatu mata uang sangatlah dinamis.
Lihat jawaban lengkap

Mengapa nilai uang berubah dari waktu ke waktu?

Apa Itu “Time Value of Money?” – Berdasarkan pengaruh waktu atas nilai uang, maka nilai uang akan berubah di waktu yang akan datang kalau jumlahnya sama. Hal ini disebabkan karena perkembangan perekonomian, di mana masyarakat semakin tahu arti perkembangan perekonomian dan bagaimana dampaknya terhadap harga-harga secara umum.

Oleh karena itu, pengertian dari nilai uang terhadap waktu atau time value of money adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaan waktu.

Konsep nilai waktu dari uang adalah bahwa setiap individu berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada nanti. Sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun, kalau kita memperhatikan nilai waktu uang, maka nilainya akan lebih rendah pada akhir tahun depan.
Lihat jawaban lengkap

Apa yg mempengaruhi nilai uang saat ini dan di masa yg akan datang apakah nilainya tidak sama?

Faktor Yang Mempengaruhi Naik Turunnya Nilai Uang Bagi orang awam, uang hanyalah lembaran kertas dan kepingan koin yang digunakan sebagai alat pembayaran dalam setiap transaksi ekonomi. Namun, orang-orang ekonomi cenderung memiliki pandangan yang lebih luas. Sebab, ilmu ekonomi tidak hanya menjelaskan uang sebagai alat pembayaran saja dengan nilai tetap, tetapi nilai uang dipengaruhi oleh waktu, yang disebut dengan time value of money (TVM) atau nilai waktu dari uang.

Nilai uang saat ini akan berbeda nilainya pada satu tahun yang akan datang. Misalnya Anda memiliki uang Rp 1 juta saat ini, maka satu tahun mendatang nilai uang tersebut akan berbeda. Perbedaan nilai uang saat ini dan di masa yang akan datang disebabkan oleh adanya inflasi dan faktor ekonomi lainnya yang mempengaruhi harga barang dan daya beli.

Apa itu time value of money ? Time value of money (TVM) atau nilai waktu dari uang merupakan suatu konsep finansial yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang lebih berharga dibandingkan dengan nilai uang dengan jumlah yang sama di masa mendatang, karena potensi kapasitas penghasilan uang tersebut.

  1. Secara prinsip, nilai waktu dari uang ini berbasis pada adanya potensi pendapatan uang tersebut untuk menghasilkan bunga apabila diinvestasikan.
  2. Sebaliknya, ada pula risiko kehilangan dalam jumlah tertentu karena penurunan nilai mata uang akibat inflasi dan kegagalan investasi.
  3. Dari konsep time value of money ini, orang lebih senang menerima uang sekarang daripada menerimanya dengan jumlah yang sama satu tahun yang akan datang.
You might be interested:  Apakah Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Uang Dalam Ekonomi Islam?

Sebab, uang yang dimiliki sekarang berpotensi untuk menghasilkan. Contohnya, uang Rp 100 ribu di tahun 1999 dapat digunakan untuk membeli lebih banyak barang dibandingkan 20 tahun kemudian, yakni pada tahun 2019. Intinya, uang Rp 100 ribu jauh lebih berharga atau bernilai di tahun 1999 daripada tahun 2019.

Uang berpotensi mengalami pertumbuhan nilai apabila diinvestasikan selama periode tertentu. Sebab itu investor rasional lebih suka menerima uang hari ini daripada di masa depan untuk jumlah uang yang sama. Uang dapat menghasilkan bunga majemuk, sehingga lebih berharga di masa kini daripada di masa depan.

Sebagai gambaran lebih lanjut preferensi investor rasional, anggap saja ada dua opsi yakni pilihan untuk menerima Rp 100 juta sekarang atau Rp 100 juta dalam lima tahun yang akan datang. Kebanyakan orang pasti akan lebih memilih opsi pertama, yakni menerima Rp 100 juta sekarang. Pentingnya time value of money Untuk apa pusing-pusing memikirkan nilai waktu dari uang? Selama memiliki uang dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sudah cukup. Pemikiran tersebut sah-sah saja, bahkan kebanyakan orang mengadopsinya, terutama mereka yang memang tidak menggeluti ilmu ekonomi secara khusus.

  • Mereka yang awam tentang ruang lingkup ekonomi, utamanya manajemen keuangan memang tidak mau ambil pusing dengan pentingnya nilai waktu dari uang.
  • Time value of money sangat penting dalam pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien.
  • Tak bisa disangkal bahwa uang memang tidak hanya sekadar sebagai alat pembayaran, tetapi memiliki nilai lebih untuk merencanakan keuangan di masa depan.

Dalam manajemen keuangan, time value of money tak hanya bermanfaat bagi investor dan perusahaan-perusahaan besar yang memang membutuhkan informasi keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan finansial di masa yang akan datang, tetapi juga individu.

Bagi investor

Informasi mengenai time value of money bagi investor penting untuk mengetahui dan menganalisis suatu investasi menguntungkan atau tidak. Time value of money memungkinkan investor untuk membuat keputusan yang lebih tepat terkait dengan pemanfaatan uang yang mereka miliki.

Bagi perusahaan

Manfaat time value of money bagi perusahaan adalah membantu untuk menghitung dan menyusun anggaran. Suatu perusahaan tentu tidak hanya sebatas melakukan kegiatan produksi saja, tetapi juga pengembangan dan inovasi. Pengembangan dan inovasi ini menjadi investasi bagi perusahaan.

Bagi individu

Sementara bagi individu, time value of money juga penting karena dapat digunakan untuk membantu memahami berapa banyak uang yang harus ditabung untuk mencapai jumlah yang diinginkan dalam periode waktu tertentu. Tak hanya itu, dengan time value of money, Anda juga bisa terbantu dalam pengambilan keputusan pembelian suatu barang, apakah lebih menguntungkan apabila dibeli hari ini atau beberapa tahun yang akan datang.

Cara kerja time value of money Nilai uang sekarang jelas akan berbeda dengan nilai uang lima atau sepuluh tahun mendatang untuk jumlah yang sama. Dalam jangka waktu lima atau beberapa tahun, nilai uang bisa mengalami pertambahan atau bahkan penurunan. Nilai uang bertambah karena adanya potensi pendapatan dari uang tersebut berupa bunga majemuk jika ditabung atau diinvestasikan.

Sebaliknya nilai uang juga bisa mengalami penurunan akibat inflasi atau kegagalan investasi. Lantas, bagaimana nilai waktu dari uang bekerja? Sebenarnya cara kerja dari time value of money sudah tergambar dari definisinya, di mana nilai uang saat ini lebih berharga dari nilai uang dengan jumlah yang sama di masa mendatang, karena potensi pendapatan dari uang tersebut.

Artinya, nilai uang hari ini bisa jadi mengalami pertambahan karena adanya bunga majemuk ketika ditabung atau diinvestasikan. Dengan demikian, nilai uang hari ini dengan lima tahun yang akan datang jelas akan berbeda. Cara kerja time value of money dapat diilustrasikan dengan contoh sederhana berikut ini.

Jika diasumsikan bahwa Anda mendapat tawaran pekerjaan dengan dua cara pembayaran, yakni sebesar Rp 5 juta yang dibayar sekarang dan Rp 5,5 juta yang dibayar satu tahun yang akan datang. Mana opsi pembayaran yang akan Anda pilih? Dari Rp 5 juta yang dibayar saat ini dengan Rp 5,5 juta yang dibayar satu tahun kemudian, mana yang lebih bernilai? Hal ini tentu tergantung pada jenis pengembalian investasi yang dapat Anda peroleh dari uang Rp 5 juta yang akan dibayarkan sekarang.

Sebab uang sebesar Rp 5,5 juta adalah 110% dari Rp 5 juta. Maka dari itu, apabila Anda yakin dapat menghasilkan tingkat pengembalian atau keuntungan lebih dari 10% pada satu tahun mendatang dari uang yang diinvestasikan, Anda tentu harus memilih opsi pembayaran yang pertama, yakni menerima pembayaran Rp 5 juta sekarang.

Namun, jika Anda ragu bahkan pesimis untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau keuntungan lebih dari 10% pada tahun depan dari investasi uang Rp 5 juta tersebut, maka opsi pembayaran yang kedua lebih bermanfaat untuk dipilih. Artinya, Anda harus mengambil pembayaran atas pekerjaan yang ditawarkan sebesar Rp 5,5 juta satu tahun mendatang. Korelasi antara time value of money dengan daya beli Konsep time value of money berkaitan dengan konsep inflasi dan daya beli. Korelasi yang terjalin antara time value of money dengan daya beli cenderung bersifat negatif. Hal ini disebabkan inflasi terus mengikis nilai uang dari tahun ke tahun, sehingga menurunkan daya beli.

Sebagai gambaran, Anda mendapatkan voucher gratis untuk pembelian beras senilai Rp 500 ribu pada tahun 2010. Dengan voucher senilai tersebut, Anda bisa mendapatkan beras dalam jumlah lebih banyak. Untuk nilai yang sama, Anda tidak akan mendapatkan beras dengan jumlah yang sama di tahun 2020, karena selama rentang waktu 10 tahun, nilai uang telah terkikis inflasi sehingga harga barang meningkat dan daya beli menurun.

Dari gambaran tersebut, pengelolaan keuangan berkenaan dengan keputusan investasi tak hanya mempertimbangkan time value of money saja, tetapi juga memperhitungkan inflasi dan daya beli. Sebab kedua faktor tersebut terlibat dalam penghitungan laba riil atas investasi yang akan dilakukan.

Berkenaan dengan hal tersebut, jika Anda ingin berinvestasi maka harus mengurangi tingkat inflasi dari persentase pengembalian, berapa pun yang Anda peroleh dari uang Anda. Tingkat pengembalian investasi yang menunjukkan nominal positif, sementara tingkat inflasi lebih tinggi, artinya Anda sebenarnya kehilangan uang dalam hal daya beli.

Bagaimana bisa? Misalnya tingkat pengembalian investasi Anda adalah 20%, namun tingkat inflasi mencapai 25%, Anda sebenarnya kehilangan 5% dalam daya beli setiap tahun. Sebab pendapatan investasi mengalami penurunan nilai yang disebabkan oleh tingginya inflasi.

Artinya, uang dari hasil investasi tersebut jika dibelanjakan, maka Anda hanya akan mendapatkan sedikit barang. Formula time value of money Bicara tentang time value of money seolah tidak afdol jika tidak membahas tentang formulanya. Formula merupakan rumusan yang digunakan untuk menghitung time value of money,

Adapun variabel dalam formula time value of money mencakup:

You might be interested:  Jelaskan Apa Yang Dimaksud Dengan Uang?

Nilai uang di masa depan (future value) yang dinotasikan dengan FV. Nilai sekarang dari uang (present value) yang dinotasikan dengan PV. Suku bunga (interest) yang dinotasikan dengan i. Periode waktu (time) yang dinotasikan dengan n atau nPer. Jumlah tahun yang dinotasikan dengan t.

Dari variabel-variabel di atas, formula time value of money dapat dirumuskan menjadi seperti berikut: FV = PV x (nxt) Untuk memberikan gambaran cara menghitung nilai uang di masa depan dapat diberikan contoh sebagai berikut. Pak Albert menginvestasikan uangnya yang berjumlah Rp 100 juta selama satu tahun dengan tingkat suku bunga 10%.

Berapa nilai uang Pak Albert satu tahun kemudian? Dari contoh di atas dapat dilakukan kalkulasi seperti berikut. FV = Rp 100.000.000 x (1×1) = Rp 100.000.000 x 1 = Rp 100.000.000 x 1,1 = Rp 110.000.000 Formula time value of money di atas juga dapat digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari uang yang akan diterima di masa depan.

Contohnya, Billy mendapatkan tawaran kerja dengan dua opsi upah dan waktu pembayaran, yaitu sebesar Rp 1.000.000 dibayar sekarang atau Rp 1.100.000 dibayar satu tahun yang akan datang. Apabila Billy menginvestasikan upah yang diterimanya sekarang, dia akan mendapatkan 5% dari investasi tersebut.

Apakah nilai uang sekarang yang akan diterima Billy sama dengan nilai masa depan sebesar Rp 1.100.000? PV = FV / (nxt) = Rp 1.100.000 / (1×1) = Rp 1.100.000 / 1,05 = Rp 1.047.619 Dari kalkulasi di atas memperlihatkan bahwa dengan tingkat pengembalian investasi sebesar 5% setahun, Anda akan menerima uang sebesar Rp 1.047.619 di masa sekarang agar sama dengan nilai masa depan dari uang Rp 1.100.000 yang akan diterima satu tahun mendatang.

Artinya, uang di masa depan Rp 1.100.000 memiliki nilai yang sama dengan Rp 1.047.619 di masa sekarang. Artikel Terkait

Apa itu Inflasi? Apa Itu Carbon Trading? Mengapa Berlian Mahal? Tujuan Manajemen Keuangan untuk Perusahaan dan Pribadi

Demikianlah artikel tentang apa itu Time Value Of Money, semoga bermanfaat bagi Anda semua.
Lihat jawaban lengkap

Apa yang menyebabkan nilai mata uang setiap negara berbeda?

Jadi mata uang yang berbeda tiap negara itu karena perbedaan ekonomi setiap bangsa tetapi tidak menutup kemungkinan suatu hari ada mata uang global yang bisa digunakan penduduk dunia.
Lihat jawaban lengkap

Apa yang menjadi dampak dari devaluasi itu jelaskan?

4. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) – Devaluasi adalah penurunan nilai uang yang dilakukan dengan sengaja terhadap uang luar negeri atau terhadap emas, misalnya untuk memperbaiki perekonomian. Akibat dari devaluasi adalah harga barang negara lain menjadi lebih murah di pasaran luar negeri dan sebaliknya harga barang negara lain menjadi mahal di pasaran domestik.
Lihat jawaban lengkap

Apakah inflasi mempengaruhi nilai tukar mata uang?

Inflasi sangat besar pengaruhnya kepada nilai tukar rupiah.
Lihat jawaban lengkap

Apa yang akan terjadi jika nilai tukar uang menurun?

Stories – Crysania Suhartanto – 07 July 2022 Context.id, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada dolar Amerika semakin melemah. Diketahui, nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp15.000 per dolar AS pada 4-6 Juni 2022. Angka inipun membawa nilai tukar Indonesia menjadi yang terendah sejak 5 Mei 2020, dimana saat itu dunia dalam masa pandemi dan nilai tukar rupiah mencapai Rp15.080 per dolar AS.

Hal ini diakibatkan oleh indeks dolar AS yang menguat dan banyaknya aksi jual oleh investor asing. Adapun alasan dolar AS yang menguat adalah pelemahan euro di tengah kenaikan harga gas serta ketidakpastian politik yang berujung pada kekhawatiran resesi. Tak heran, jika indeks dolar AS menyentuh angka tertingginya dalam 20 terakhir.

Oleh karena itu, penurunan nilai mata uang ini bukan hanya berlangsung di Indonesia, melainkan juga sejumlah mata uang lain di Asia. Mulai dari won Korea Selatan (KRW) yang mengalami penurunan 0,54 persen, peso Filipina yang juga turun 0,54 persen, ringgit Malaysia (RM) yang turun 0,12 persen, serta dolar Taiwan yang turun 0,05 persen.

Lantas, apa efeknya bagi Indonesia dengan nilai rupiah yang melemah? 1. Harga Produk Impor Semakin Mahal – Inflasi Melansir Investopedia, akibat nilai tukar rupiah yang melemah, barang-barang yang diimpor dari negara lain akan semakin mahal. Oleh karena itu, penurunan nilai rupiah juga akan berimbas pada banyaknya barang yang dapat diekspor ke luar negeri serta semakin sedikitnya barang yang diimpor dari mancanegara.

Hal ini pun akan berakibat pada inflasi, jika banyak barang ataupun komoditas krusial yang diimpor dari luar negeri.2. Merugikan Perusahaan yang Memiliki Utang Dolar Dilansir dari Bisnis, dengan nilai tukar rupiah yang melemah, otomatis utang perusahaan dalam kurs dolar akan semakin meningkat.

  1. Hal ini pun tentu akan merugikan perusahaan yang memiliki utang dalam dolar, karena beban utang yang harus dibayarkan akan semakin meningkat.3.
  2. Berpengaruh pada Pertumbuhan Ekonomi Dilansir dari Investopedia, salah satu hal yang berpengaruh besar pada nilai PDB suatu negara adalah nilai ekspor.
  3. Sedangkan penurunan nilai tukar berpengaruh besar pada naiknya nilai ekspor dari negara tersebut.4.

Berpengaruh pada Kebijakan Keuangan Bank Indonesia Nilai tukar merupakan salah satu pertimbangan utama bank sentral dalam menetapkan kebijakan moneter (keuangan). Oleh karena itu, dengan penurunan nilai tukar mata uang di negara tersebut, akan membuat kebijakan moneter yang ditetapkan akan semakin longgar, untuk memicu banyaknya konsumsi masyarakat.

Sebaliknya, jika nilai mata uang domestik semakin menguat, hal tersebut akan memberikan hambatan pada ekonomi yang membuat kebijakan moneter yang ditetapkan akan semakin ketat. Adapun salah satu kebijakan moneter yang ketat adalah suku bunga yang lebih tinggi, untuk memicu penurunan konsumsi masyarakat.

Editor : Putri Dewi
Lihat jawaban lengkap

Apa yang menyebabkan masyarakat menggunakan uang yang berbeda dari masa ke masa?

Jawaban. Jawaban: Nilai kegunaan,keamanan dan penyesuaian.
Lihat jawaban lengkap

Bagaimana cara menentukan nilai uang?

2. Nilai Uang Masa Depan ( Future Value ) – Sesuai namanya, nilai uang masa depan adalah nilai uang yang akan diterima di masa depan dari sejumlah uang saat ini. Rumus menghitung nilai uang masa depan adalah sebagai berikut: FV = PV x (1 + r)ⁿ. Contoh, nilai uang Ibu Salma saat ini adalah Rp 1000.000.000 dan dirinya akan mendapatkan bunga sebesar 12% dalam periode waktu 3 tahun.

Tahun 1: FV1 = 100.000.000 x (1 + 0,12) = Rp112.000.000 Tahun 2: FV2 = 112.000.000 x (1 + 0,12) = Rp125.400.000 Tahun 3: FV3 = 125.400.000 x (1 + 0,12) = Rp140.492.800

Baca juga: Analisis Teknikal Saham: Definisi, Prinsip, dan Indikator
Lihat jawaban lengkap

Bagaimana konsep nilai waktu dari uang?

Konsep nilai waktu dari uang ini menyebutkan bahwa nilai uang saat ini lebih berharga dari sejumlah nilai uang yang sama di masa mendatang. Agar uang tidak tergerus nilainya seiring dengan berjalannya waktu maka hal tersebut tidak terlepas dari yang namanya bunga.
Lihat jawaban lengkap

Apa yang menyebabkan nilai mata uang setiap negara berbeda?

Jadi mata uang yang berbeda tiap negara itu karena perbedaan ekonomi setiap bangsa tetapi tidak menutup kemungkinan suatu hari ada mata uang global yang bisa digunakan penduduk dunia.
Lihat jawaban lengkap