Suku Bunga dan Permintaan Kredit dalam Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penghubung bagi pihak yang memiliki kelebihan dana dan kekurangan dana. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional,
S ebagai lembaga intermediasi, penyaluran kredit merupakan kegiatan yang mendominasi bagi usaha bank. Tujuan pemberian kredit yaitu mencari keuntungan yang didapat dari bunga, membantu nasabah, dan membantu pemerintah berupa penerimaan pajak dan meningkatkan devisa negara. Oleh karena itu, k redit perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian nasiona l,
Ketersediaan kredit memungkinkan rumah tangga untuk melakukan konsumsi yang lebih baik dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan investasi yang tidak bisa dilakukan dengan dana sendiri, Namun, s aat ini permintaan kredit di Indonesia sedang mengalami penurunan, khususnya permintaan akan KPR (Kredit Pemilikan Rumah).
- Suku bunga kredit merupakan salah satu hal penting yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam pengajuan kredit,
- Pada tahun 2018, The Fed secara agresif menaikkan suku bunga acuan Amerika Serikat sebanyak tiga kali dengan masing-masing kenaikan sebesar 25 bps,
- Pada akhir tahun 2018, tingkat suku bunga acuan mencapai 2,25%-2,5%.
Kebijakan The Fed tersebut berpengaruh terhadap negara-negara lain termasuk Indonesia. Sepanjang 2018, B ank I ndonesia telah menaikkan suku bunga acuan BI 7- day Reverse Repo Rate sebanyak 175 bps hingga kini berada di level 6%. Kenaikan suku bunga acuan yang ditetapkan bank sentral tersebut berpengaruh terhadap sektor keuangan khususnya perbankan.
- Enaikan suku bunga acuan akan mempengaruhi suku bunga kredit maupun deposito perbankan.
- Selain kredit, Bank menyediakan produk layanan jasa, seperti tabungan dan deposito yang akan dikelola dan memperbesar kemampuan bank untuk memberikan kredit,
- Semakin tinggi suku bunga tabungan, keinginan masyarakat untuk menabung juga meningkat.
Namun, semakin tinggi suku bunga kredit, keinginan untuk mengambil kredit menjadi semakin kecil karena tingkat pengembalian dana yang se makin besar. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan pendapatan yang dimiliki masyarakat. K etika suku bunga kredit naik, berarti beban bunga yang harus dibayar juga semakin tinggi,
Oleh karena itu, kenaikan suku bunga kredit serta deposito menyebabkan masyarakat condong untuk menyimpan uang di bank yang juga mengakibatkan jumlah uang beredar menjadi berkurang. Kenaikan suku bunga kredit dapat menimbulkan penurunan terhadap jumlah konsumsi dan jumlah produksi. Sebagai contoh penurunan jumlah konsumsi yaitu akibat kenaikan suku bunga KPR.
Kenaikan suku bunga KPR akan menurunkan minat masyarakat untuk membeli properti atau berinvestasi di bidang properti. Selain itu, p enurunan permintaan kredit dapat mempengaruhi jumlah produksi sebab perusahaan akan mengurangi jumlah pinjaman modal dari bank, bahkan cenderung untuk tidak melakukan pinjaman dana.
Hal tersebut dapat mengakibatkan kegiatan produksi tidak berjalan secara maksimal. Jik a hal ini terjadi secara terus menerus, maka tujuan pemerintah untuk mencapai full production akan sulit untuk tercapai. Jika full production tidak dapat tercapai, maka full employment juga a kan sulit terwujud. P enurunan jumlah konsumsi dan produksi tersebut juga akan mengakibatkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) negara,
Oleh karena itu, k redit perbankan merupakan salah satu faktor yang penting dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila permintaan kredit menurun maka akan menurunkan laju pertumbuhan pembangunan yang akan berdampak terhadap penurunan perekonomian nasional.
- S aat ini, The Fed sudah mulai menurunkan suku bunga acuan sehingga tekanan di negara berkembang dapat berkurang.
- BI juga telah 3 kali berturut-turut menurunkan suku bunga sebesar 75 bps, saat ini suku bunga acuan BI 7- Day Reverse Repo Rate sebesar 5,25%.
- Hal ini diharapkan dapat mendorong perbankan untuk menurunkan bunga kredit maupun deposito.
M eskipun suku bunga kredit sudah mengalami penurunan sebesar 22 bps sejak akhir 2018, suku bunga kredit terutama bunga KPR masih tergolong tinggi, Berdasarkan data mortgage interest rate percentages di Asia, bunga KPR di Indonesia masuk jajaran tertinggi.
Dengan rata-rata 12%, Indonesia masuk peringkat ke-6. Sementara India hanya 9,45%, Vietnam 8,85%, Thailand 5,72%, Malaysia 4,53%, Singapura 2,5% (Asmara, 2019). Dari hal tersebut, s udah seharusnya perbankan nasional menurunkan bunga KPR sehingga tingkat permintaan KPR bisa meningkat. Kredit perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian nasional,
Tingkat suku bunga dan penawaran serta permintaan kredit saling berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu, agar tingkat suku bunga dapat menurun, tingkat permintaan kredit harus meningkat. Begitu juga sebaliknya, agar permintaan kredit dapat meningkat, suku bunga juga harus diturunkan.
Oleh karena itu, pemerintah dan B I diharapkan dapat bekerja sama untuk menangani hal tersebut. Pemerintah dan BI diharapkan dapat membuat kebijakan yang ter baik terkait dengan suku bunga acuan sehingga dapat meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, Adapun cara untuk meningkatkan permintaan kredit adalah bank harus meningkatkan promosinya dalam penjualan kredit.
Selain itu, bank harus melakukan analisa yang tepat dalam penawaran dan pemberian kredit agar tingkat kredit macet rendah sehingga perputaran uang bank tetap lancar. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap probabilitas suatu rumah tangga memiliki kredit yaitu umur kepala rumah tangga, lokasi tempat tinggal, pendapatan, dan jumlah serta jenis pekerjaan anggota keluarga yang bekerja.
Lihat jawaban lengkap
Contents
Apakah bunga efektif cocok untuk kredit jangka panjang?
2. Bunga Efektif – Suku Bunga Efektif via cermati.com Nama lain dari jenis bunga yang satu ini adalah sliding rate, Jenis bunga ini biasa diterapkan pada kredit dengan jangka waktu atau tenor yang panjang. Contohnya saat Anda mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit pemilikan apartemen (KPA).
Alasan bunga efektif lebih ditujukan kepada kredit jangka panjang karena tenor yang lama membuat pinjaman tidak terburu-buru harus terlunasi, sementara suku bunganya tidak terlalu besar. Ya, suku bunga efektif biasa lebih rendah dibandingkan bunga flat, Inilah yang membuatnya cocok untuk digunakan dalam kredit jangka panjang.
Bunga yang lebih kecil itu didapatkan dari cara hitung bunga efektif yang melihat sisa pinjaman pokok dari debitur. Jika bunga flat melakukan penghitungan dengan mematok nilai pokok pinjaman dari awal pinjaman, berbeda dengan penerapan bunga efektif. Yang dihitung saat kreditur menggunakan jenis bunga ini adalah jumlah utang yang belum terbayarkan tiap bulannya.
- Jadi kian lama, nilai bunga pinjaman Anda akan semakin rendah sebab sisa pinjaman Anda semakin berkurang.
- Dari nilai bunganya yang semakin kecil itu, angsuran yang mesti Anda pertanggungjawabkan tiap bulannya juga semakin sedikit.
- Berikut adalah rumus untuk menghitung besaran bunga efektif dari sebuah pinjaman.
Jika pada bunga flat, kreditur hanya menghitung pada awal pinjaman untuk menentukan angsuran, pada pinjaman dengan bunga efektif penghitungan akan dilakukan setiap bulan. Ini karena sisa pinjaman tentu akan semakin berkurang tiap bulannya sehingga perlu untuk melakukan penghitungan ulang. Agar lebih memahami cara hitung bunga efektif, berikut adalah contoh kasus yang menerapkan pemakaian jenis bunga yang satu ini. Dani mengajukan kredit KPA sebesar Rp120 juta dengan jangka waktu kredit 12 bulan, dan dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% per tahun secara efektif.
Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar? Data: Pokok pinjaman: Rp120.000.000 Bunga per tahun: 10% Tenor pinjaman: 12 bulan Cicilan pokok: Rp120.000.000 : 12 bulan = Rp10.000.000/bulan Bunga bulan 1: ((Rp120.000.000 – ((1-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp 1.000.000 Maka, cicilan bulan 1 = Rp10.000.000 + Rp1.000.000 = Rp11.000.000 Bunga bulan 2: ((Rp120.000.000 – ((2-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp916.667 Maka, cicilan bulan 2 = Rp10.000.000 + Rp916.667 = Rp10.916.667 Bunga bulan 3: ((Rp120.000.000 – ((3-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp833.333 Maka, cicilan bulan 3 = Rp10.000.000 + Rp833.333 = Rp10.833.333 Dan seterusnya, hingga.
Bunga bulan 12: ((Rp120.000.000 – ((12-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp83.333 Maka, cicilan bulan 12 = Rp10.000.000 + Rp83.333 = Rp10.083.333 Terlihat ada pengurangan nilai total angsuran dari bulan pertama, bulan kedua, dan seterusnya. Ini karena penerapan bunga efektif yang membuat bunga semakin kecil bergantung sisa pokok pinjaman.
Lihat jawaban lengkap
Apa yang dihitung saat kreditur menggunakan jenis bunga ini?
2. Bunga Efektif – Suku Bunga Efektif via cermati.com Nama lain dari jenis bunga yang satu ini adalah sliding rate, Jenis bunga ini biasa diterapkan pada kredit dengan jangka waktu atau tenor yang panjang. Contohnya saat Anda mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit pemilikan apartemen (KPA).
- Alasan bunga efektif lebih ditujukan kepada kredit jangka panjang karena tenor yang lama membuat pinjaman tidak terburu-buru harus terlunasi, sementara suku bunganya tidak terlalu besar.
- Ya, suku bunga efektif biasa lebih rendah dibandingkan bunga flat,
- Inilah yang membuatnya cocok untuk digunakan dalam kredit jangka panjang.
Bunga yang lebih kecil itu didapatkan dari cara hitung bunga efektif yang melihat sisa pinjaman pokok dari debitur. Jika bunga flat melakukan penghitungan dengan mematok nilai pokok pinjaman dari awal pinjaman, berbeda dengan penerapan bunga efektif. Yang dihitung saat kreditur menggunakan jenis bunga ini adalah jumlah utang yang belum terbayarkan tiap bulannya.
- Jadi kian lama, nilai bunga pinjaman Anda akan semakin rendah sebab sisa pinjaman Anda semakin berkurang.
- Dari nilai bunganya yang semakin kecil itu, angsuran yang mesti Anda pertanggungjawabkan tiap bulannya juga semakin sedikit.
- Berikut adalah rumus untuk menghitung besaran bunga efektif dari sebuah pinjaman.
Jika pada bunga flat, kreditur hanya menghitung pada awal pinjaman untuk menentukan angsuran, pada pinjaman dengan bunga efektif penghitungan akan dilakukan setiap bulan. Ini karena sisa pinjaman tentu akan semakin berkurang tiap bulannya sehingga perlu untuk melakukan penghitungan ulang. Agar lebih memahami cara hitung bunga efektif, berikut adalah contoh kasus yang menerapkan pemakaian jenis bunga yang satu ini. Dani mengajukan kredit KPA sebesar Rp120 juta dengan jangka waktu kredit 12 bulan, dan dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% per tahun secara efektif.
Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar? Data: Pokok pinjaman: Rp120.000.000 Bunga per tahun: 10% Tenor pinjaman: 12 bulan Cicilan pokok: Rp120.000.000 : 12 bulan = Rp10.000.000/bulan Bunga bulan 1: ((Rp120.000.000 – ((1-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp 1.000.000 Maka, cicilan bulan 1 = Rp10.000.000 + Rp1.000.000 = Rp11.000.000 Bunga bulan 2: ((Rp120.000.000 – ((2-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp916.667 Maka, cicilan bulan 2 = Rp10.000.000 + Rp916.667 = Rp10.916.667 Bunga bulan 3: ((Rp120.000.000 – ((3-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp833.333 Maka, cicilan bulan 3 = Rp10.000.000 + Rp833.333 = Rp10.833.333 Dan seterusnya, hingga.
Bunga bulan 12: ((Rp120.000.000 – ((12-1) x Rp10.000.000)) x 10% : 12 = Rp83.333 Maka, cicilan bulan 12 = Rp10.000.000 + Rp83.333 = Rp10.083.333 Terlihat ada pengurangan nilai total angsuran dari bulan pertama, bulan kedua, dan seterusnya. Ini karena penerapan bunga efektif yang membuat bunga semakin kecil bergantung sisa pokok pinjaman.
Lihat jawaban lengkap
Apakah bunga yang dikenakan kepada kreditur termasuk jenis tetap atau mengambang?
b. Bunga Mengambang – Tidak berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat pada awal peminjaman, jenis bunga mengambang sangat dipengaruhi oleh pergerakan kondisi pasar. Jika persentase bunga pasaran sedang menurun, bunga pinjaman Anda juga akan ikut turun. Sebaliknya, apabila ada kenaikan suku bunga, Anda akan terkena imbasnya sebab pinjaman Anda akan dibebankan bunga yang lebih tinggi, sesuai dengan dinamika pasar. Untuk jenis bunga yang satu ini, Anda akan sulit menghitungnya jika menggunakan penghitungan bunga fix,
Yang bisa dilakukan untuk melihat besaran angsuran dari bunga mengambang adalah menghitungnya dengan cara bunga efektif maupun anuitas. Hanya saja yang berbeda adalah persentase bunganya dari bulan ke bulan. Berikut diberikan contoh dengan angka yang sama dengan yang diterapkan pada contoh penghitungan bunga efektif.
Cara penghitungannya tidak berubah, namun persentase bulan keduanya saja yang dibedakan. Vira mengajukan kredit KPR sebesar Rp500 juta dengan jangka waktu kredit 12 bulan, dan dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% secara fixed 3 tahun per tahun efektif, dan sisanya adalah floating rate hingga tenor pinjaman berakhir.
Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar Vira selama periode floating tersebut? Diasumsikan bahwa besaran bunga dari bulan 1 sampai bulan ke 36 adalah sama besar sebesar 10%, sementara untuk tahun ke 4 sampai ke 7 sebesar 12%, dan di tahun ke 8 hingga tenor selesai dikenakan bunga sebesar 14%.
Tenor tahun ke-4 sampai tahun ke-7 (bulan ke 37 hingga bulan ke 84) Data: Pokok pinjaman: Rp500.000.000 Bunga per tahun: 10% Tenor pinjaman: 48 bulan (bulan ke 37 hingga bulan ke 84) Cicilan pokok: 500.000.000 : 48 = Rp10.416.667 Bunga bulan 37: ((500.000.000 – ((1-1) x 10.416.667)) x 10% : 12 = Rp4.166.667 Maka, cicilan bulan ke 37 = 10.416.667 + 4.166.667 = Rp14.583.333 Bunga bulan 38: ((500.000.000 – ((2-1) x 10.416.667)) x 10% : 12 = Rp4.079.861 Maka, cicilan bulan ke 2 = 10.416.667 + 4.079.861 = Rp14.496.528 Dan seterusnya, hingga. Bunga bulan 84: ((500.000.000 – ((48-1) x 10.416.667)) x 10% : 12 = Rp86.806 Maka, cicilan bulan ke 36 = 10.416.667 + 86.806= Rp10.503.472 Tenor tahun ke-8 sampai tahun ke-10 (bulan ke 85 hingga bulan ke 120) Data: Pokok pinjaman: Rp500.000.000 Bunga per tahun: 10% Tenor pinjaman: 36 bulan (bulan ke 85 hingga bulan ke 120) Cicilan pokok: 500.000.000 : 36 = Rp13.888.889 Bunga bulan 85: ((500.000.000 – ((1-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp4.166.667 Maka, cicilan bulan ke 1 = 13.888.889 + 4.166.667 = Rp18.055.556 Bunga bulan 86: ((500.000.000 – ((2-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp4.050.926 Maka, cicilan bulan ke 2 = 13.888.889 + 4.050.926 = Rp17.939.815 Dan seterusnya, hingga.
Bunga bulan 120: ((500.000.000 – ((36-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp115.741 Maka, cicilan bulan ke 36 = 13.888.889 + 115.741 = Rp 14.004.630 Saat mendapat pinjaman yang menerapkan bunga mengambang, Anda bisa untung jika kondisi suku bunga di pasar tengah turun. Sebab itu berarti, bunga yang dibebankan kepada juga bisa ikut berkurang.
Namun sebaliknya, Anda juga harus menanggung pertambahan bunga jika ada kenaikan suku bunga di pasar. Apabila Anda masih kurang jelas mengenai penghitungan berbagai jenis bunga yang mungkin diterapkan kepada pinjaman Anda, cobalah meminta pihak bank memberikan simulasi pembayaran kredit dari awal hingga akhir.
Lihat jawaban lengkap
Berapa bunga kredit Vira?
b. Bunga Mengambang – Tidak berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat pada awal peminjaman, jenis bunga mengambang sangat dipengaruhi oleh pergerakan kondisi pasar. Jika persentase bunga pasaran sedang menurun, bunga pinjaman Anda juga akan ikut turun. Sebaliknya, apabila ada kenaikan suku bunga, Anda akan terkena imbasnya sebab pinjaman Anda akan dibebankan bunga yang lebih tinggi, sesuai dengan dinamika pasar. Untuk jenis bunga yang satu ini, Anda akan sulit menghitungnya jika menggunakan penghitungan bunga fix,
- Yang bisa dilakukan untuk melihat besaran angsuran dari bunga mengambang adalah menghitungnya dengan cara bunga efektif maupun anuitas.
- Hanya saja yang berbeda adalah persentase bunganya dari bulan ke bulan.
- Berikut diberikan contoh dengan angka yang sama dengan yang diterapkan pada contoh penghitungan bunga efektif.
Cara penghitungannya tidak berubah, namun persentase bulan keduanya saja yang dibedakan. Vira mengajukan kredit KPR sebesar Rp500 juta dengan jangka waktu kredit 12 bulan, dan dikenakan bunga pinjaman sebesar 10% secara fixed 3 tahun per tahun efektif, dan sisanya adalah floating rate hingga tenor pinjaman berakhir.
Berapakah angsuran per bulan yang harus dibayar Vira selama periode floating tersebut? Diasumsikan bahwa besaran bunga dari bulan 1 sampai bulan ke 36 adalah sama besar sebesar 10%, sementara untuk tahun ke 4 sampai ke 7 sebesar 12%, dan di tahun ke 8 hingga tenor selesai dikenakan bunga sebesar 14%.
Tenor tahun ke-4 sampai tahun ke-7 (bulan ke 37 hingga bulan ke 84) Data: Pokok pinjaman: Rp500.000.000 Bunga per tahun: 10% Tenor pinjaman: 48 bulan (bulan ke 37 hingga bulan ke 84) Cicilan pokok: 500.000.000 : 48 = Rp10.416.667 Bunga bulan 37: ((500.000.000 – ((1-1) x 10.416.667)) x 10% : 12 = Rp4.166.667 Maka, cicilan bulan ke 37 = 10.416.667 + 4.166.667 = Rp14.583.333 Bunga bulan 38: ((500.000.000 – ((2-1) x 10.416.667)) x 10% : 12 = Rp4.079.861 Maka, cicilan bulan ke 2 = 10.416.667 + 4.079.861 = Rp14.496.528 Dan seterusnya, hingga. Bunga bulan 84: ((500.000.000 – ((48-1) x 10.416.667)) x 10% : 12 = Rp86.806 Maka, cicilan bulan ke 36 = 10.416.667 + 86.806= Rp10.503.472 Tenor tahun ke-8 sampai tahun ke-10 (bulan ke 85 hingga bulan ke 120) Data: Pokok pinjaman: Rp500.000.000 Bunga per tahun: 10% Tenor pinjaman: 36 bulan (bulan ke 85 hingga bulan ke 120) Cicilan pokok: 500.000.000 : 36 = Rp13.888.889 Bunga bulan 85: ((500.000.000 – ((1-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp4.166.667 Maka, cicilan bulan ke 1 = 13.888.889 + 4.166.667 = Rp18.055.556 Bunga bulan 86: ((500.000.000 – ((2-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp4.050.926 Maka, cicilan bulan ke 2 = 13.888.889 + 4.050.926 = Rp17.939.815 Dan seterusnya, hingga.
Bunga bulan 120: ((500.000.000 – ((36-1) x 13.888.889)) x 10% : 12 = Rp115.741 Maka, cicilan bulan ke 36 = 13.888.889 + 115.741 = Rp 14.004.630 Saat mendapat pinjaman yang menerapkan bunga mengambang, Anda bisa untung jika kondisi suku bunga di pasar tengah turun. Sebab itu berarti, bunga yang dibebankan kepada juga bisa ikut berkurang.
Namun sebaliknya, Anda juga harus menanggung pertambahan bunga jika ada kenaikan suku bunga di pasar. Apabila Anda masih kurang jelas mengenai penghitungan berbagai jenis bunga yang mungkin diterapkan kepada pinjaman Anda, cobalah meminta pihak bank memberikan simulasi pembayaran kredit dari awal hingga akhir.
Lihat jawaban lengkap
Apa itu bunga kredit floating rate?
Pengertian Bunga Bank. Bunga bank merupakan balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Dari sisi bank, bunga merupakan harga yang harus dibayar oleh bank kepada nasabah yang telah menyimpan uangnya dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank yang telah memberi pinjaman.
- Bunga yang diberikan kepada nasabah dapat dibagi menjadi dua macam bunga yaitu bunga simpanan dan bungan pinjaman.
- Bunga Simpanan atau Deposito.
- Bunga simpanan merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik simpanan.
- Bunga ini diberikan sebagai balas jasa atau imbal jasa atau rangsangan kepada nasabah yang telah menyimpan uangnya di bank.
Sebagai contoh bunga tabungan, bunga deposito, bunga giro. Bunga Pinjaman Bunga pinjaman merupakan bunga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank atas pinjaman yang diperolehnya. Bunga yang dibebankan kepada nasabah atau peminjam atau Debitur ini menjadi harga jual dari pihak bank.
- Edua bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank.
- Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dibayar atau dikeluarkan oleh bank, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima oleh bank.
- Edua bunga ini saling terkait.
- Etika bunga simpanan naik, maka secara otomatis, bunga pinjaman juga akan naik dan demikian pula sebaliknya.
Cara Bank Menentukan Base Lending Rate Bunga Kredit Untuk menetapkan tingkat suku bunga kredit atau base lending rate, maka bank harus menghitung biaya dana atau cost of fund dan biaya-biaya lain terkait dengan perhitungan base lending rate, Perhitungan cost of funds dihitung berdasarkan pendekatan biaya dana rata-rata tertimbang atau pendekatan Weighted Average Cost of Fund,
Untuk menentukan tingkat suku bunga kredit atau base lending rate maka bank harus memperhitungkan cost of loanable funds ditambah dengan komponen lainnya seperti overhead cost, risk factor, spread dan tax, Total Biaya Dana Cost of Fund Total Biaya Dana adalah Biaya dana yang dikeluarkan bank untuk memperoleh sejumlah dana tertentu dari nasabahnya baik untuk simpanan Giro, Tabungan maupun untuk Deposito berjangka termasuk cadangan wajib minimum atau Giro Wajib Minimum atau reserve requirement.
Manfaat menghitung Cost of funds ialah dengan mengetahui jumlah biaya dana sesungguhnya yang dikeluarkan bank untuk suatu sumber dana, maka akan dapat diketahui berapa keseimbangan besarnya keuntungan yang diperoleh dengan risiko yang mungkin dihadapi bank dalam usaha memaksimalkan laba operasional Contoh Soal Perhitungan Total Biaya Dana Cost of Fund Sebuah Bank memiliki beberapa dana dan kewajiban dari berbagai sumber seperti ditunjukkan pada table di bawah. Tabel Cara Bank Menentukan Suku Bunga Dasar Kredit, Based Lending Rate Jawab Biaya dana untuk tiap tiap sumber dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rumus berikut: Biaya Dana = Jml Dana x Suku Bunga Besar Biaya dana giro = BDG BDG = 20M x 5% BDG = 1 M rupiah Besar Biaya dana tabungan = BDT BDT = 30M x10% BDT =3M rupiah Besar Biaya dana simpanan berjangka = BDSB BDSB = 50M x 12% BDSB = 6 M rupiah dan seterusnya sampai surat berharga SB diterbitkan. Tabel Hasil Perhitungan Biaya Dana, Cost of Fund Dari table diketahui bahwa Total biaya dana yang harus dikeluarkan oleh bank adalah 47,7 miliar rupiah. Menghitung Total Biaya Dana Cost of Fund COF Besar cost of fund dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut COF = BB/JD x 100% COF = Cost of Fund BB = total biaya bunga BB = 47,7 Miliar rupiah JD = total jumlah dana JD = 400 Miliar rupiah COF = (47,7/400) x 100% COF = 11,925% Cost of Loanable Fund COLF Cost of loanable fund adalah biaya dana yang dibayarkan oleh bank untuk mendapatan seluruh dana yang terhimpun setelah dikurangi dengan cadangan wajib minimum atau Giro Wajib Minimum (reserve requirement).
Tujuan bank menghitung Cost of loanable funds COLF adalah untuk mengetahui jumlah dana yang memang efektif dapat disalurkan sebagai kredit kepada nasabah. Contoh Perhitungan Cost of Loanable Fund COLF Total dana yang diperoleh Bank adalah Total Dana = 400 miliar rupiah Cadangan wajib atau reserve requirement atau giro wajib minimum GWM GWM = 5% x 400M GWM = 20 miliar rupiah Menghitung Loanable Fund Loanable fund dapat dihitung dengan rumus berikut Loanable Fund = LF LF = TD – GWM TD = total dana LF = 400 – 20 LF = 380 miliar rupiah Cost of Loanable fund = COLF COLF = BB/LF BB = biaya bunga COLF = (47,7/380) x 100% COLF = 12,553% atau COLF dapat juga dengan cara berikut COLF = COF/(1 – GWMP) GWMP = persen giro wajib minimum COLF = 11,925%/(1 – 5%) COLF = 11,925%/95% COLF = 12,553% Laba Diinginkan Bank, Spread Laba yang ditargetkan merupakan laba atau keuntungan yang ingin diperoleh bank dan umumnya dalam persentase tertentu.
Penentuan besarnya laba juga sangat memengaruhi besarnya bunga kredit. Bank memperhatikan kondisi pesaing, kondisi nasabah apakah nasabah utama atau bukan dan memperhatikan sektor-sektor yang didanai. Kredit untuk proyek pemerintah dan pengusaha kecil, maka labanya pun berbeda.
- Cadangan Risiko Kredit Macet, Risk Factor Cadangan Risiko Kredit Macet adalah cadangan terhadap kredit macet.
- Risk Factor RF merupakan cadangan apabila terjadi pembiayaan gagal bayar atau macet.
- Biaya atas pencadangan ini ditentukan dari besarnya cadangan penghapusan kredit yang ditentukan oleh Bank Indonesia Kredit yang diberikan selalu mengandung risiko gagal bayar atau tidak terbayar.
Risiko ini dapat timbul baik disengaja maupun tidak disengaja. Sehingga, pihak bank harus menyiapkan cadangan sebagai antisipasi macetnya kredit. Resiko kredit yakni resiko paling tinggi yang harus siap diterima oleh bank, karena hampir seluruh struktur aset berbentuk peyaluran pembiayaan.
- Biaya Operasi Overhead Cost Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan kegiatan operasinya.
- Overhead Cost OC adalah biaya yang dibayarkan oleh bank yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha mendapatkan dana dari nasabah.
- Biaya ini meliputi biaya administrasi dan umum, biaya penurunan atas nilai produktif, biaya personalia, biaya iklan dan promosi atau biaya lain-lain yang dihitung melalui perbandingan dari biaya overhead bank dengan aset produktif.
Seluruh biaya dana yang diluar biaya dana yang digunakan untuk menghimpun dana serta biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengelolaan penyaluran kredit. Pajak, Tax Pajak adalah pajak yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
- Pajak dihitung dari laba yang diperoleh bank.
- Cara Bank Menentukan Suku Bunga Dasar Kredit, Based Lending Rate Based Lending Rate merupakan tingkat suku bunga yang menjadi dasar bank ketika memberikan kredit atau pinjaman kepada para nasabahnya.
- Metoda penentuan tingkat bunga kredit yang dilakukan oleh bank untuk menjadi based Lending rate dihitung dengan cara menggabungkan semua factor atau komponen yang terkait pada biaya atau beban dan keuntungan bank.
Contoh Soal Perhitungan Penentuan Tingkat Suku Bunga Dasar Kredit Bank Bank GEMILANG telah menentukan suku bunga untuk simpanan tertinggi untuk deposito berjangka adalah 4,75 persen Pa. Total biaya operasi diperkirakan sebesar 3 persen. Sedangkan cadanga resiko kredit macet sebesar 0,5 persen.
- Laba yang diinginkan oleh bank adalah 1,5 persen, Cadangan Wajib atau reserve requirement (RR) yang ditetapkan pemerintah adalah 5 persen dangan pajak 10 persen.
- Menghitung Biaya Dana Cost of Fund COLF = BS/(100% – RR) COLF = cost of fund BS = Bunga simpanan deposito tertinggi RR = Cadangan Wajib atau reserve requirement COLF = 4,75%/(100% – 5%) COLF = 4,75%/95% Cost of Loanable Fund = 5% Menghitung Suku Bunga Dasar Kredit Based Lending Rate Kredit Bank Based Lending Rate dapat dihitung sebagai berikut BLR = COLF + S + RF + OC + (P x S) BLR = Based Lending rate COLF = Cost of loanable fund S = laba bank, Spread RF = cadangan resiko kredit macet, Risk Factor OC = total biaya operasi, overhead cost P = pajak, Tax BLR = 5% + 1,5% + 0,5% + 3% + (20% + 1,5%) BLR = 10% + (0,3%) BLR = 10,3 % Jadi suku bunga dasar kredit yang ditetapkan oleh bank Ketika memberikan pinjaman kepada nasabahnya adalah 10,3 persen.
Jenis Jenis Suku Bunga Kredit Bank Beberapa jenis pembebanan bunga yang diberikan kepada nasabah yang mengambil kredit bank adalah flate rate, sliding rate, dan floating rate. a). Bunga Kredit Flat Rate Flat rate merupakan pembebanan bunga yang setiap bulannya dihitung tetap dari pinjamannya.
Demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama, sehingga angsuran setiap bulan juga sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis flat rate ini diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif seperti pembelian rumah tinggal, pembelian mobil pribadi atau kredit konsumtif lainnya. b). Bunga Kredit Sliding Rate Sliding rate adalah pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya, sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman.
Akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman setiap bulannya adalah sama. Angsuran nasabah yaitu pokok pinjaman ditambah bunga dari bulan ke bulan semakin menurun. Jenis bunga sliding rate ini umumnya diberikan kepada sektor produktif, dengan maksud nasabah merasa tidak terbebani oleh pinjamannya.
C). Bunga Kredit Floating Rate Floating rate adalah bunga kredit yang besar kecilnya dikaitkan dengan bunga yang berlaku di pasar uang, sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah atau sama dari bulan yang bersangkutan.
Pada akhirnya hal ini juga berpengaruh terhadap angsuran setiap bulan, yaitu bisa tetap, nail atau turun. Contoh Soal Perhitungan Bunga Kredit Pinjaman Bank Tn Ardra telah memperoleh persetujuan fasilitas kredit dari suatu Bank senilai Rp120.000.000. Jangka waktu pelunasan kredit adalah satu tahun atau 12 bulan.
Bunga kredit yang dibebankan sebesar 6 persen setahun. Di samping itu, Tn Ardra dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 500.000. Pertanyaan. Hitung besarnya cicilan dan bunga tiap bulan yang haru dibayarkan kepada bank dengan metoda jenis flat rate dan sliding rate. Menghitung Besar Angsuran Kredit Metoda Flat Rate Besar angsuran tiap bulan merupakan penjumlahan cicilan pokok pinjaman dan bunganya.
Menghitung Cicilan Pokok Pinjaman Metoda Flat Rate Besar pokok pinjaman per bulan dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus berikut PP = JP/W PP = Pokok pinjaman JP = jumlah pinjaman W = jangka waktu pengembalian JP = 120 juta W = 12 bulan Besar Pokok pinjaman per bulannya adalah PP = 120juta/12 PP = 10 juta rupiah per bulan Menghitung Jumlah Bunga Metoda Flat Rate per Bulan Besar bunga yang harus dibayarkan tiap bulannya dapat ditentukan dengan rumus berikut JB = SB x JP x (T/12) JB = Jumlah bunga SB = suku Bunga 6 % JP = jumlah pinjaman JP = 120 juta rupiah T = waktu perhitungan bunga T = 1 bulan Besar atau jumlah bunga yang harus dibayarkan adalah JB = 6% x 120 jt x (1/12) JB = 7,2 jt x(1/12) JB = 600.000 rupiah atau JB = Rp 600.000 Dengan demikian jumlah angsuran tiap bulannya adalah A = PP + JB A = angsuran PP = pokok pinjaman PP = 10 juta rupiah JB = 600 ribu JB = 0,6 juta rupiah A = 10 + 0,6 A = 10,6 juta rupiah besar angsuran tiap bulan yang harus disetorkan kepada bank adalah Rp 10.600.000 Jumlah angsuran setiap bulan selama satu tahun (12 bulan) adalah sama. Membuat Tabel Perhitungan Angsuran Kredit Bank Metoda Flat Rate Dari table dapat diketahui bahwa metoda bunga flat rate menghasilkan besarnya pokok pinjaman dan bunga adalah sama, sehingga angsuran yang harus disetorkan tiap bulannya menjadi sama. Menghitung Besar Angsuran Kredit Metoda Sliding Rate Besar angsuran tiap bulan merupakan penjumlahan cicilan pokok pinjaman dan bunganya. Membuat Tabel Perhitungan Angsuran Kredit Bank Metoda Sliding Rate Dari table dapat diketahui bahwa metoda bunga sliding rate menghasilkan besarnya pokok pinjaman tiap bulan adalah sama. Namum jumlah bunga yang harus disetor menjadi turun sehingga angsuran yang harus disetorkan tiap bulannya menjadi turun.
- Contoh Perhitungan Bunga Simpanan-Deposito Bank.
- Nasabah menyimpan uangnya sebesar Rp 100.000.000 dalam bentuk simpanan atau deposito dengan bunga 12 persen pertahun dan pajak atas bunga yang diterima sebesar 15 persen.
- Pertanyaan : Berapa jumlah bunga yang diterima nasabah setelah satu bulan bulan? Jawab: Jumlah Bunga = (1 bulan/12 bulan) Rp 100.000.000 x 12% Jumlah Bunga = Rp 1.000.000 Pajak atas Bunga = 15% x Rp 1.000.000 = 150.000 Sehingga jumlah bunga bersih yang diterima adalah: Jumlah Bunga Bersih = Rp 1.000.000 – Rp 150.000 Jumlah Bunga Bersih = Rp 850.000 ini adalah bunga yang diterima oleh Nasabah setiap bulan selama enam bulan.
” Seandainya materi ini memberikan manfaat, dan anda ingin memberi dukungan motivasi pada ardra.biz, silakan kunjungi SociaBuzz Tribe milik ardra.biz di tautan berikut ” https://sociabuzz.com/ardra.biz/tribe
Lihat jawaban lengkap
Mengapa suku bunga kredit naik?
Suku Bunga dan Permintaan Kredit dalam Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penghubung bagi pihak yang memiliki kelebihan dana dan kekurangan dana. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional,
- S ebagai lembaga intermediasi, penyaluran kredit merupakan kegiatan yang mendominasi bagi usaha bank.
- Tujuan pemberian kredit yaitu mencari keuntungan yang didapat dari bunga, membantu nasabah, dan membantu pemerintah berupa penerimaan pajak dan meningkatkan devisa negara.
- Oleh karena itu, k redit perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian nasiona l,
Ketersediaan kredit memungkinkan rumah tangga untuk melakukan konsumsi yang lebih baik dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan investasi yang tidak bisa dilakukan dengan dana sendiri, Namun, s aat ini permintaan kredit di Indonesia sedang mengalami penurunan, khususnya permintaan akan KPR (Kredit Pemilikan Rumah).
- Suku bunga kredit merupakan salah satu hal penting yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam pengajuan kredit,
- Pada tahun 2018, The Fed secara agresif menaikkan suku bunga acuan Amerika Serikat sebanyak tiga kali dengan masing-masing kenaikan sebesar 25 bps,
- Pada akhir tahun 2018, tingkat suku bunga acuan mencapai 2,25%-2,5%.
Kebijakan The Fed tersebut berpengaruh terhadap negara-negara lain termasuk Indonesia. Sepanjang 2018, B ank I ndonesia telah menaikkan suku bunga acuan BI 7- day Reverse Repo Rate sebanyak 175 bps hingga kini berada di level 6%. Kenaikan suku bunga acuan yang ditetapkan bank sentral tersebut berpengaruh terhadap sektor keuangan khususnya perbankan.
- Enaikan suku bunga acuan akan mempengaruhi suku bunga kredit maupun deposito perbankan.
- Selain kredit, Bank menyediakan produk layanan jasa, seperti tabungan dan deposito yang akan dikelola dan memperbesar kemampuan bank untuk memberikan kredit,
- Semakin tinggi suku bunga tabungan, keinginan masyarakat untuk menabung juga meningkat.
Namun, semakin tinggi suku bunga kredit, keinginan untuk mengambil kredit menjadi semakin kecil karena tingkat pengembalian dana yang se makin besar. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan pendapatan yang dimiliki masyarakat. K etika suku bunga kredit naik, berarti beban bunga yang harus dibayar juga semakin tinggi,
Oleh karena itu, kenaikan suku bunga kredit serta deposito menyebabkan masyarakat condong untuk menyimpan uang di bank yang juga mengakibatkan jumlah uang beredar menjadi berkurang. Kenaikan suku bunga kredit dapat menimbulkan penurunan terhadap jumlah konsumsi dan jumlah produksi. Sebagai contoh penurunan jumlah konsumsi yaitu akibat kenaikan suku bunga KPR.
Kenaikan suku bunga KPR akan menurunkan minat masyarakat untuk membeli properti atau berinvestasi di bidang properti. Selain itu, p enurunan permintaan kredit dapat mempengaruhi jumlah produksi sebab perusahaan akan mengurangi jumlah pinjaman modal dari bank, bahkan cenderung untuk tidak melakukan pinjaman dana.
Hal tersebut dapat mengakibatkan kegiatan produksi tidak berjalan secara maksimal. Jik a hal ini terjadi secara terus menerus, maka tujuan pemerintah untuk mencapai full production akan sulit untuk tercapai. Jika full production tidak dapat tercapai, maka full employment juga a kan sulit terwujud. P enurunan jumlah konsumsi dan produksi tersebut juga akan mengakibatkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) negara,
Oleh karena itu, k redit perbankan merupakan salah satu faktor yang penting dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila permintaan kredit menurun maka akan menurunkan laju pertumbuhan pembangunan yang akan berdampak terhadap penurunan perekonomian nasional.
- S aat ini, The Fed sudah mulai menurunkan suku bunga acuan sehingga tekanan di negara berkembang dapat berkurang.
- BI juga telah 3 kali berturut-turut menurunkan suku bunga sebesar 75 bps, saat ini suku bunga acuan BI 7- Day Reverse Repo Rate sebesar 5,25%.
- Hal ini diharapkan dapat mendorong perbankan untuk menurunkan bunga kredit maupun deposito.
M eskipun suku bunga kredit sudah mengalami penurunan sebesar 22 bps sejak akhir 2018, suku bunga kredit terutama bunga KPR masih tergolong tinggi, Berdasarkan data mortgage interest rate percentages di Asia, bunga KPR di Indonesia masuk jajaran tertinggi.
Dengan rata-rata 12%, Indonesia masuk peringkat ke-6. Sementara India hanya 9,45%, Vietnam 8,85%, Thailand 5,72%, Malaysia 4,53%, Singapura 2,5% (Asmara, 2019). Dari hal tersebut, s udah seharusnya perbankan nasional menurunkan bunga KPR sehingga tingkat permintaan KPR bisa meningkat. Kredit perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian nasional,
Tingkat suku bunga dan penawaran serta permintaan kredit saling berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu, agar tingkat suku bunga dapat menurun, tingkat permintaan kredit harus meningkat. Begitu juga sebaliknya, agar permintaan kredit dapat meningkat, suku bunga juga harus diturunkan.
- Oleh karena itu, pemerintah dan B I diharapkan dapat bekerja sama untuk menangani hal tersebut.
- Pemerintah dan BI diharapkan dapat membuat kebijakan yang ter baik terkait dengan suku bunga acuan sehingga dapat meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional,
- Adapun cara untuk meningkatkan permintaan kredit adalah bank harus meningkatkan promosinya dalam penjualan kredit.
Selain itu, bank harus melakukan analisa yang tepat dalam penawaran dan pemberian kredit agar tingkat kredit macet rendah sehingga perputaran uang bank tetap lancar. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap probabilitas suatu rumah tangga memiliki kredit yaitu umur kepala rumah tangga, lokasi tempat tinggal, pendapatan, dan jumlah serta jenis pekerjaan anggota keluarga yang bekerja.
Lihat jawaban lengkap
Apa itu suku bunga kredit?
Suku Bunga dan Permintaan Kredit dalam Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penghubung bagi pihak yang memiliki kelebihan dana dan kekurangan dana. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional,
- S ebagai lembaga intermediasi, penyaluran kredit merupakan kegiatan yang mendominasi bagi usaha bank.
- Tujuan pemberian kredit yaitu mencari keuntungan yang didapat dari bunga, membantu nasabah, dan membantu pemerintah berupa penerimaan pajak dan meningkatkan devisa negara.
- Oleh karena itu, k redit perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian nasiona l,
Ketersediaan kredit memungkinkan rumah tangga untuk melakukan konsumsi yang lebih baik dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan investasi yang tidak bisa dilakukan dengan dana sendiri, Namun, s aat ini permintaan kredit di Indonesia sedang mengalami penurunan, khususnya permintaan akan KPR (Kredit Pemilikan Rumah).
Suku bunga kredit merupakan salah satu hal penting yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam pengajuan kredit, Pada tahun 2018, The Fed secara agresif menaikkan suku bunga acuan Amerika Serikat sebanyak tiga kali dengan masing-masing kenaikan sebesar 25 bps, Pada akhir tahun 2018, tingkat suku bunga acuan mencapai 2,25%-2,5%.
Kebijakan The Fed tersebut berpengaruh terhadap negara-negara lain termasuk Indonesia. Sepanjang 2018, B ank I ndonesia telah menaikkan suku bunga acuan BI 7- day Reverse Repo Rate sebanyak 175 bps hingga kini berada di level 6%. Kenaikan suku bunga acuan yang ditetapkan bank sentral tersebut berpengaruh terhadap sektor keuangan khususnya perbankan.
- Enaikan suku bunga acuan akan mempengaruhi suku bunga kredit maupun deposito perbankan.
- Selain kredit, Bank menyediakan produk layanan jasa, seperti tabungan dan deposito yang akan dikelola dan memperbesar kemampuan bank untuk memberikan kredit,
- Semakin tinggi suku bunga tabungan, keinginan masyarakat untuk menabung juga meningkat.
Namun, semakin tinggi suku bunga kredit, keinginan untuk mengambil kredit menjadi semakin kecil karena tingkat pengembalian dana yang se makin besar. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan pendapatan yang dimiliki masyarakat. K etika suku bunga kredit naik, berarti beban bunga yang harus dibayar juga semakin tinggi,
Oleh karena itu, kenaikan suku bunga kredit serta deposito menyebabkan masyarakat condong untuk menyimpan uang di bank yang juga mengakibatkan jumlah uang beredar menjadi berkurang. Kenaikan suku bunga kredit dapat menimbulkan penurunan terhadap jumlah konsumsi dan jumlah produksi. Sebagai contoh penurunan jumlah konsumsi yaitu akibat kenaikan suku bunga KPR.
Kenaikan suku bunga KPR akan menurunkan minat masyarakat untuk membeli properti atau berinvestasi di bidang properti. Selain itu, p enurunan permintaan kredit dapat mempengaruhi jumlah produksi sebab perusahaan akan mengurangi jumlah pinjaman modal dari bank, bahkan cenderung untuk tidak melakukan pinjaman dana.
Hal tersebut dapat mengakibatkan kegiatan produksi tidak berjalan secara maksimal. Jik a hal ini terjadi secara terus menerus, maka tujuan pemerintah untuk mencapai full production akan sulit untuk tercapai. Jika full production tidak dapat tercapai, maka full employment juga a kan sulit terwujud. P enurunan jumlah konsumsi dan produksi tersebut juga akan mengakibatkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) negara,
Oleh karena itu, k redit perbankan merupakan salah satu faktor yang penting dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila permintaan kredit menurun maka akan menurunkan laju pertumbuhan pembangunan yang akan berdampak terhadap penurunan perekonomian nasional.
- S aat ini, The Fed sudah mulai menurunkan suku bunga acuan sehingga tekanan di negara berkembang dapat berkurang.
- BI juga telah 3 kali berturut-turut menurunkan suku bunga sebesar 75 bps, saat ini suku bunga acuan BI 7- Day Reverse Repo Rate sebesar 5,25%.
- Hal ini diharapkan dapat mendorong perbankan untuk menurunkan bunga kredit maupun deposito.
M eskipun suku bunga kredit sudah mengalami penurunan sebesar 22 bps sejak akhir 2018, suku bunga kredit terutama bunga KPR masih tergolong tinggi, Berdasarkan data mortgage interest rate percentages di Asia, bunga KPR di Indonesia masuk jajaran tertinggi.
Dengan rata-rata 12%, Indonesia masuk peringkat ke-6. Sementara India hanya 9,45%, Vietnam 8,85%, Thailand 5,72%, Malaysia 4,53%, Singapura 2,5% (Asmara, 2019). Dari hal tersebut, s udah seharusnya perbankan nasional menurunkan bunga KPR sehingga tingkat permintaan KPR bisa meningkat. Kredit perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian nasional,
Tingkat suku bunga dan penawaran serta permintaan kredit saling berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu, agar tingkat suku bunga dapat menurun, tingkat permintaan kredit harus meningkat. Begitu juga sebaliknya, agar permintaan kredit dapat meningkat, suku bunga juga harus diturunkan.
Oleh karena itu, pemerintah dan B I diharapkan dapat bekerja sama untuk menangani hal tersebut. Pemerintah dan BI diharapkan dapat membuat kebijakan yang ter baik terkait dengan suku bunga acuan sehingga dapat meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, Adapun cara untuk meningkatkan permintaan kredit adalah bank harus meningkatkan promosinya dalam penjualan kredit.
Selain itu, bank harus melakukan analisa yang tepat dalam penawaran dan pemberian kredit agar tingkat kredit macet rendah sehingga perputaran uang bank tetap lancar. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap probabilitas suatu rumah tangga memiliki kredit yaitu umur kepala rumah tangga, lokasi tempat tinggal, pendapatan, dan jumlah serta jenis pekerjaan anggota keluarga yang bekerja.
Lihat jawaban lengkap
Mengapa kenaikan suku bunga kredit serta deposito menyebabkan jumlah uang beredar menjadi berkurang?
Suku Bunga dan Permintaan Kredit dalam Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penghubung bagi pihak yang memiliki kelebihan dana dan kekurangan dana. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional,
S ebagai lembaga intermediasi, penyaluran kredit merupakan kegiatan yang mendominasi bagi usaha bank. Tujuan pemberian kredit yaitu mencari keuntungan yang didapat dari bunga, membantu nasabah, dan membantu pemerintah berupa penerimaan pajak dan meningkatkan devisa negara. Oleh karena itu, k redit perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian nasiona l,
Ketersediaan kredit memungkinkan rumah tangga untuk melakukan konsumsi yang lebih baik dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan investasi yang tidak bisa dilakukan dengan dana sendiri, Namun, s aat ini permintaan kredit di Indonesia sedang mengalami penurunan, khususnya permintaan akan KPR (Kredit Pemilikan Rumah).
Suku bunga kredit merupakan salah satu hal penting yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam pengajuan kredit, Pada tahun 2018, The Fed secara agresif menaikkan suku bunga acuan Amerika Serikat sebanyak tiga kali dengan masing-masing kenaikan sebesar 25 bps, Pada akhir tahun 2018, tingkat suku bunga acuan mencapai 2,25%-2,5%.
Kebijakan The Fed tersebut berpengaruh terhadap negara-negara lain termasuk Indonesia. Sepanjang 2018, B ank I ndonesia telah menaikkan suku bunga acuan BI 7- day Reverse Repo Rate sebanyak 175 bps hingga kini berada di level 6%. Kenaikan suku bunga acuan yang ditetapkan bank sentral tersebut berpengaruh terhadap sektor keuangan khususnya perbankan.
Enaikan suku bunga acuan akan mempengaruhi suku bunga kredit maupun deposito perbankan. Selain kredit, Bank menyediakan produk layanan jasa, seperti tabungan dan deposito yang akan dikelola dan memperbesar kemampuan bank untuk memberikan kredit, Semakin tinggi suku bunga tabungan, keinginan masyarakat untuk menabung juga meningkat.
Namun, semakin tinggi suku bunga kredit, keinginan untuk mengambil kredit menjadi semakin kecil karena tingkat pengembalian dana yang se makin besar. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan pendapatan yang dimiliki masyarakat. K etika suku bunga kredit naik, berarti beban bunga yang harus dibayar juga semakin tinggi,
Oleh karena itu, kenaikan suku bunga kredit serta deposito menyebabkan masyarakat condong untuk menyimpan uang di bank yang juga mengakibatkan jumlah uang beredar menjadi berkurang. Kenaikan suku bunga kredit dapat menimbulkan penurunan terhadap jumlah konsumsi dan jumlah produksi. Sebagai contoh penurunan jumlah konsumsi yaitu akibat kenaikan suku bunga KPR.
Kenaikan suku bunga KPR akan menurunkan minat masyarakat untuk membeli properti atau berinvestasi di bidang properti. Selain itu, p enurunan permintaan kredit dapat mempengaruhi jumlah produksi sebab perusahaan akan mengurangi jumlah pinjaman modal dari bank, bahkan cenderung untuk tidak melakukan pinjaman dana.
Hal tersebut dapat mengakibatkan kegiatan produksi tidak berjalan secara maksimal. Jik a hal ini terjadi secara terus menerus, maka tujuan pemerintah untuk mencapai full production akan sulit untuk tercapai. Jika full production tidak dapat tercapai, maka full employment juga a kan sulit terwujud. P enurunan jumlah konsumsi dan produksi tersebut juga akan mengakibatkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) negara,
Oleh karena itu, k redit perbankan merupakan salah satu faktor yang penting dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila permintaan kredit menurun maka akan menurunkan laju pertumbuhan pembangunan yang akan berdampak terhadap penurunan perekonomian nasional.
- S aat ini, The Fed sudah mulai menurunkan suku bunga acuan sehingga tekanan di negara berkembang dapat berkurang.
- BI juga telah 3 kali berturut-turut menurunkan suku bunga sebesar 75 bps, saat ini suku bunga acuan BI 7- Day Reverse Repo Rate sebesar 5,25%.
- Hal ini diharapkan dapat mendorong perbankan untuk menurunkan bunga kredit maupun deposito.
M eskipun suku bunga kredit sudah mengalami penurunan sebesar 22 bps sejak akhir 2018, suku bunga kredit terutama bunga KPR masih tergolong tinggi, Berdasarkan data mortgage interest rate percentages di Asia, bunga KPR di Indonesia masuk jajaran tertinggi.
Dengan rata-rata 12%, Indonesia masuk peringkat ke-6. Sementara India hanya 9,45%, Vietnam 8,85%, Thailand 5,72%, Malaysia 4,53%, Singapura 2,5% (Asmara, 2019). Dari hal tersebut, s udah seharusnya perbankan nasional menurunkan bunga KPR sehingga tingkat permintaan KPR bisa meningkat. Kredit perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian nasional,
Tingkat suku bunga dan penawaran serta permintaan kredit saling berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu, agar tingkat suku bunga dapat menurun, tingkat permintaan kredit harus meningkat. Begitu juga sebaliknya, agar permintaan kredit dapat meningkat, suku bunga juga harus diturunkan.
- Oleh karena itu, pemerintah dan B I diharapkan dapat bekerja sama untuk menangani hal tersebut.
- Pemerintah dan BI diharapkan dapat membuat kebijakan yang ter baik terkait dengan suku bunga acuan sehingga dapat meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional,
- Adapun cara untuk meningkatkan permintaan kredit adalah bank harus meningkatkan promosinya dalam penjualan kredit.
Selain itu, bank harus melakukan analisa yang tepat dalam penawaran dan pemberian kredit agar tingkat kredit macet rendah sehingga perputaran uang bank tetap lancar. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap probabilitas suatu rumah tangga memiliki kredit yaitu umur kepala rumah tangga, lokasi tempat tinggal, pendapatan, dan jumlah serta jenis pekerjaan anggota keluarga yang bekerja.
Lihat jawaban lengkap