Apa Negara Pemberi Pinjaman Terbesar ke Indonesia? Berikut Daftarnya
Apa Negara Pemberi Pinjaman Terbesar ke Indonesia? Berikut Daftarnya
Negara itu menyumbang 15,3 persen terhadap ULN Indonesia. Shutterstock/Dilok Klaisataporn by Luky Maulana Firmansyah 22 November 2021 Jakarta, FORTUNE – Pekan, lalu Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini tumbuh 3,7 persen menjadi US$423,12 miliar atau setara Rp6.029,43 triliun.
- Lalu, negara mana yang memberikan utang terbesar ke negeri ini? Berdasarkan data Statistik ULN Indonesia, pada Januari-September 2021 total utang pinjaman ditinjau berdasarkan negara pemberinya mencapai US$214,75 miliar.
- Jumlah utang menurut negara kreditur ini menyumbang sekitar 50,8 persen terhadap total utang luar negeri Indonesia.
Dalam data Bank Indonesia terungkap setidaknya 15 negara memberikan pinjaman ke Indonesia, antara lain: Singapura, Tiongkok, Amerika Serikat. Mari disimak negara mana yang memberikan utang terbanyak. Menurut data bank sentral, Singapura masih merupakan kreditur terbesar Indonesia dengan nilai pinjaman US$64,90 miliar, atau 15,3 persen dari total utang luar negeri Indonesia.
- Posisi sedemikian Singapura ini setidaknya sudah terjadi sejak 2016.
- Pada periode sama, Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah pinjaman terbesar kedua ke Indonesia mencapai US$30,69 miliar dengan kontribusi 7,3 persen.
- Setelahnya, berturut-turut Jepang (6,6 persen), Tiongkok (4,9 persen), dan Hong Kong (3,8 persen).
Berikut lisnya.
Singapura: US$64,90 miliar (kontribusi 15,3 persen total ULN Indonesia) Amerika Serikat: US$30,69 miliar (7,3 persen) Jepang: US$27,96 miliar (6,6 persen) Tiongkok: US$20,91 miliar (4,9 persen) Hong Kong: US$16,04 miliar (3,8 persen)
Jika membedah lebih dalam, menariknya ada negara-negara yang pemberian pinjamannya melonjak signifikan pada kurun sama. Australia, misalnya. Nilainya mencapai US$2,05 miliar, atau naik hampir dua kali lipat dari sebelumnya yang hanya US$1,05 miliar. Pada posisi berikutnya ada Belgia.
- Meski kecil, nilai pinjaman dari negara ini melonjak 52,3 persen, dari US$66 juta menjadi US$101 juta.
- Hong Kong, yang menjadi pemberi pinjaman terbesar kelima, jumlah pinjamannya ke Indonesia juga meningkat 17,8 persen.
- Dua negara lain yang outstanding pinjamannya juga tumbuh dua digit yaitu Swiss dan Jerman masing-masing 13,2 persen dan 12,8 persen.
Meski utang meningkat pada kuartal ketiga 2021, namun posisinya masih terjaga, demikian keterangan Bank Indonesia. Sebagai catatan, penarikan ULN ini, seperti tertera dalam data BI, datang dari tiga sumber: utang pemerintah, bank sentral, dan swasta. Berdasarkan data BI, utang bank sentral pada periode sama tumbuh tertinggi 226,0 persen menjadi US$9,11 miliar.
- Setelahnya, utang pemerintah tumbuh 4,1 persen menjadi US$205,54 miliar, dan utang swasta juga meningkat 0,4 persen menjadi US$208,47 miliar.
- Menurut BI, utang bank sentral meningkat karena alokasi special drawing rights /SDR dari Lembaga Moneter Internasional (IMF) kepada banyak negara, termasuk Indonesia.
Namun, ini merupakan alokasi khusus dan tidak dikategorikan pinjaman dari IMF lantaran tidak menimbulkan tambahan beban bunga utang dan kewajiban yang akan jatuh tempo ke depan. “Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” kata Kepala Departemen Komunikasi BEI, Erwin Haryono, Senin (15/11).
Lihat jawaban lengkap
Contents
- 1 Negara apa yg tidak punya hutang?
- 2 Hutang Malaysia urutan ke berapa?
- 3 Singapura punya utang berapa?
- 4 Apa yang terjadi jika negara tidak mampu membayar hutang?
Siapa negara yang memiliki hutang terbanyak?
1. Jepang – Jepang, negara dengan populasi 127.185.332, memiliki utang nasional tertinggi di dunia sebesar 234,18 persen dari PDB. Utang nasional Jepang mencapai 1.028 triliun yen atau 9.087 triliun dollar AS.
Lihat jawaban lengkap
Kenapa Indonesia masih punya hutang?
Alasan negara berutang – Dilansir dari laman Kemenkeu, utang merupakan salah satu instrumen pembiayaan yang digunakan untuk menambah kekurangan pendapatan negara yang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di negara tersebut. Secara umum, defisit yang dialami suatu negara terjadi lantaran kebutuhan belanja yang cenderung meningkat namun belum bisa dibiayai sepenuhnya dari pendapatan.
- Enaikan kebutuhan belanja tersebut dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan belanja produktif, seperti kesehatan, pendidikan, insfrastruktur, perlindungan sosial, dan sebagainya.
- Sebagai contoh di Indonesia, utang digunakan untuk pembiayaan APBN.
- Saat ini, Pemerintah Indonesia tengah mengambil kebijakan fiskal ekspansif di mana Belanja Negara lebih besar daripada Pendapatan Negara.
Tujuannya satu, untuk mendorong perekonomian tetap tumbuh. Pasalnya, Indonesia mengalami ketertinggalan dari segi infrastruktur dan masalah konektivitas sehingga menimbulkan tingginya biaya ekonomi yang harus ditanggung oleh masyarakat. Selain itu, ketertinggalan tersebut juga berpengaruh pada rendahnya daya saing nasional. fromdebttomillionaire.com, dok. HaloMoney.co.id Ilustrasi utang leverage adalah, leverage ratio adalah, leverage artinya, leverage ratio artinya
Lihat jawaban lengkap
Negara apa yg tidak punya hutang?
5. British Virgin Island – Negara selanjutnya yang juga diketahui tidak memiliki utang yaitu ada negara British Virgin Island. Negara ini merupakan salah satu negara dari teritori Inggris. British Virgin Island merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai surga untuk orang-orang yang menghindari pajak.
Pasalnya, negara ini termasuk negara bebas pajak atau mematok tarif pajak 0%. Negara ini sangat menarik terutama bagi kalangan konglomerat untuk mendirikan perusahaan cangkang, sehingga mereka tidak mendapatkan beban pajak tinggi dari negara asal mereka. Tak heran banyak konglomerat yang memiliki perusahaan cangkang disini.
Itulah beberapa negara yang tidak memiliki utang di dunia. Negara-negara tersebut bisa menjadi inspirasi untuk negara lain yang masih memiliki banyak hutang, tak terkecuali negara kita Indonesia. Pengelolaan keuangan yang baik menjadi salah satu kunci agar sebuah negara bisa terbebas dari utang.
Lihat jawaban lengkap
Hutang Malaysia urutan ke berapa?
Benarkah IMF Peringatkan Malaysia Punya Utang Kedua Terbesar di Asia? Halaman all – Kompas.com KOMPAS.com Beredar di media sosial unggahan yang mengeklaim bahwa International Monetary Fund () memperingatkan karena memiliki utang terbesar kedua di Asia setelah Sri Lanka.
Unggahan tersebut pertama muncul melalui akun Facebook pada 11 Juli 2022. Dalam unggahan itu, disertakan tangkapan layar dari situs, yang menunjukkan utang nasional Malaysia melebihi 696,8 miliar ringgit Malaysia (sekitar 172,2 miliar dollar AS). Pengunggah klaim tersebut memberikan keterangan dalam bahasa Inggris, yaitu: “Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperingatkan bahwa Malaysia berada dalam dilema ekonomi yang sangat besar.
Negara utang terbesar kedua di Asia setelah Sri Lanka adalah Malaysia.”
Lihat jawaban lengkap
Berapa utang Indonesia ke dunia?
No.24/247/DKom Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2022 kembali menurun. Posisi ULN Indonesia pada akhir Juli 2022 tercatat sebesar 400,4 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar 403,6 miliar dolar AS.
Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta. Secara tahunan, posisi ULN Juli 2022 mengalami kontraksi sebesar 4,1% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,2% (yoy). ULN Pemerintah pada Juli 2022 melanjutkan tren penurunan.
Posisi ULN Pemerintah pada Juli 2022 sebesar 185,6 miliar dolar AS, lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar 187,3 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 9,9% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada Juni 2022 yang sebesar 8,6% (yoy).
Penurunan ULN Pemerintah terjadi akibat adanya pergeseran penempatan dana oleh investor nonresiden di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global. Sementara itu, instrumen pinjaman mengalami kenaikan posisi dari bulan sebelumnya yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek, baik untuk penanganan Covid-19, pembangunan infrastruktur maupun untuk pembangunan proyek dan program lainnya.
Penarikan ULN yang dilakukan di bulan Juli 2022 tetap diarahkan pada pembiayaan sektor produktif dan diupayakan terus mendorong akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dukungan ULN Pemerintah dalam memenuhi pembiayaan sektor produktif dan kebutuhan belanja prioritas antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,5% dari total ULN Pemerintah), sektor jasa pendidikan (16,5%), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1%), sektor konstruksi (14,2%), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (11,8%).
- Pemerintah tetap berkomitmen menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel.
- Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali jika dilihat dari sisi refinancing risk jangka pendek, mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,7% dari total ULN Pemerintah.
ULN swasta juga melanjutkan tren penurunan. Posisi ULN swasta pada Juli 2022 tercatat sebesar 206,3 miliar dolar AS, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar 207,7 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 1,2% (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,7% (yoy).
Perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan ( financial corporations ) dan perusahaan bukan lembaga keuangan ( nonfinancial corporation) masing-masing sebesar 2,0% (yoy) dan 0,9% (yoy) terutama karena pembayaran neto surat utang. Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor industri pengolahan; serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 77,3% dari total ULN swasta.
ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,7% terhadap total ULN swasta. Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya, ULN Indonesia pada bulan Juli 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,7%, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 31,8%.
Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 86,8% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. Data lengkap mengenai ULN Indonesia terkini dan metadatanya dapat dilihat pada publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi September 2022 pada situs web Bank Indonesia.
Lihat jawaban lengkap
Utang Indonesia terbanyak ke siapa?
Berikut daftar lengkap 10 negara pemberi utang terbesar ke Indonesia sampai Maret 2022: Singapura: US$60,9 miliar. Amerika Serikat: US$31,8 miliar. Jepang: US$25,8 miliar.
Lihat jawaban lengkap
Singapura punya utang berapa?
Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai US$411,5 miliar pada kuartal I/2022. Posisi ini turun jika dibandingkan dengan posisi pada kuartal sebelumnya yang mencapai US$415,7 miliar. Singapura tercatat sebagai negara kreditor terbesar yang memberikan pinjaman ke Indonesia.
- Pinjaman yang diberikan mencapai US$60,9 miliar atau Rp901,23 triliun (Rp14.800/US$) per kuartal I/2022.
- Posisi kedua negara pemberi pinjaman terbesar yaitu Amerika Serikat (AS) sebesar US$31,83 miliar, yang kemudian diikuti oleh Jepang sebesar US$25,8 miliar, China US$22 miliar, dan Hong Kong US$16,8 miliar.
Selanjutnya, negara yang juga memberikan pinjaman cukup besar kepada Indonesia, yaitu Korea Selatan, Belanda, Jerman, Perancis, dan Inggris, dengan masing-masing pinjaman sebesar US$6,3 miliar, US$5,3 miliar, US$5,2 miliar, US$3,9 miliar, dan US$3,8 miliar.
- Epala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa struktur utang luar negeri Indonesia hingga kuartal I/2022 tetap sehat karena didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
- ULN Indonesia pada kuartal I/2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap PDB yang tetap terjaga di kisaran 33,7 persen,” katanya.
Erwin mengatakan, struktur utang luar negeri Indonesia pun tetap sehat, tercermin dari dominasi ULN jangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,9 persen dari total ULN. “Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” kata dia.
Lihat jawaban lengkap
Apakah negara Singapura punya hutang?
Berapa Utang Luar Negeri Singapura pada 2022-06? –
Terakhir | Sebelumnya | Min | Max | Satuan | Frekuensi | Jarak |
---|---|---|---|---|---|---|
1,776,819.9 2022-06 | 1,794,249.1 2022-03 | 485,111.3 2003-06 | 1,794,249.1 2022-03 | USD mn | Triwulanan | 2003-06 – 2022-06 |
Apakah Indonesia memberi pinjaman ke negara lain?
Indonesia pemberi utang negara lain. (Foto: Shutterstock) JAKARTA – Apakah Indonesia pernah memberikan utang ke negara lain? Indonesia tergabung dalam keanggotaan International Monetary Fund (IMF) dan Dana Moneter Internasional. Melalui IMF, Indonesia turut memberikan utang ke negara lain.
Lihat jawaban lengkap
Apa yang terjadi jika negara tidak mampu membayar hutang?
Utang seolah memiliki dua wajah : wajah yang satu menguntungkan, terlebih bila kita gunakan utang untuk keperluan yang bersifat produktif. Seperti bisnis yang bisa mengalami percepatan dengan berutang, atau pembangunan infrastruktur yang sudah bisa dikerjakan meski dana belum tersedia.
Namun di sisi wajah yang lain, utang pelan-pelan dapat menjerumuskan debitur untuk tenggelam ke lubang yang lebih dalam. Tidak hanya terjadi pada perorangan, namun juga dapat terjadi pada sebuah negara. Dalam kehidupan bernegara, utang seolah tak tertolak. Hal ini karena tidak semua pembangunan infrastruktur dan biaya-biaya lainnya dapat diakomodasi dengan baik oleh dana APBN atau sumber dana dari dalam negeri.
Sehingga untuk beberapa hal, negara pun meminjam dana dari luar negeri. Untuk Indonesia, adalah Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) yang sering membantu restrukturisasi utang nasional. IMF dari waktu ke waktu kemudian membuat penyesuaian-penyesuaian agar jumlah utang terus dapat ditanggulangi dengan baik oleh Indonesia.
Dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan, sesungguhnya banyak negara yang dapat menghindari kondisi gagal bayar, meski beberapa negara terpaksa harus menelan pil pahit berupa gagal bayar atau default, Lalu apa yang sebenarnya terjadi jika sebuah negara gagal membayar utangnya? Ketika Negara Gagal Bayar (Default) Menurut Wikipedia, gagal bayar adalah suatu kegagalan atau penolakan pemerintah sebuah negara berdaulat untuk membayar penuh utang-utangnya.
Penolakan ini dapat disertai pernyataan resmi pemerintah untuk tidak membayar (repudiasi) atau hanya membayar sebagian utang-utangnya (penerimaan jatuh tempo) atau penghapusan pembayaran jatuh tempo secara defacto. Ada beberapa negara yang sudah jatuh ke jurang hitam default,
- Negara akan kehilangan kepercayaan dari Investor, sehingga mengakibatkan pasar saham akan mengalami kekacauan dan lambat laun hancur.
- Semua lembaga keuangan akan mengalami kegagalan untuk melakukan antisipasi apapun terhadap kondisi default yang bergerak seperti efek domino.
- Tak lama kemudian, dampaknya akan terasa di masyarakat. Program pendanaan dari pemerintah ke masyarakat seperti kesehatan, pendidikan, dan dukungan fasilitas publik lainnya akan terhenti sehingga tidak ada lagi jaminan untuk masyarakat. Dari sini, masyarakat akan merasa resah sehingga terjadi kekacauan.
- Terjadi kekacauan di masyarakat, karena masing-masing orang akan mencoba untuk menyelamatkan diri serta uang mereka. Hal ini kemudian akan menyebabkan perbankan kolaps, yang lalu menyebabkan keruntuhan mata uang nasional.
- Pelaku Bisnis tidak dapat menjalankan usahanya. Ketika usaha tidak berjalan maka tidak ada penghasilan, sehingga pelaku bisnis tidak dapat membayar karyawannya. Pengangguran dimana-mana.
- Karena Pelaku bisnis tidak beroperasi, kegiatan ekspor barang terhenti. Kebutuhan di dalam negeri lalu diantisipasi dengan mengimpor barang dari luar negeri. Karena lebih banyak impor daripada ekspor, mata uang semakin lemah.
- Terjadi kerusuhan, penjarahan dan tindak kekerasan dimana-mana karena rakyat tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.
- Beberapa pihak akan menjadi opportunis memanfaatkan keadaaan, korupsi terjadi, sementara utang luar negeri semakin menumpuk karena bunga yang terus berjalan.
Beberapa Negara yang Pernah Mengalami Default : 1. Yunani Yunani mengalami default pada tahun 215 sekaligus menjadi negara maju pertama yang mengalami default. Yunani memiliki utang sebesar 1,6 miliar euro kepada Dana Moneter Internasional. Bermula dari krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008, Yunani termasuk negara di Uni Eropa yang terdampak karena banyaknya utang yang sudah lebih dulu bertumpuk.
- Pemerintah Yunani terlalu royal, sehingga mengakibatkan utang mereka tidak terbayar.
- Arena default, seluruh perbankan di Yunani ditutup untuk mencegah warga mereka menarik uang mereka di bank, sementara sebelumnya penarikan harian di Bank dibatasi hanya sebesar 60 Euro atau sekitar Rp.887 ribu.
- Tingkat pengangguran pun melonjak hingga di atas 25%.
Negara Eropa kemudian bersatu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi Yunani.2. Zimbabwe Default Zimbabwe disebabkan oleh pemimpin mereka, Robert Mugabe yang dikabarkan berfoya-foya di atas penderitaan rakyatnya yang miskin. Semua bermula pada tahun 2008 dimana di Zimbabwe terjadi hiperinflasi yang sangat tinggi.
- Inflasi bulanan pada tahun 2008 di Zimbabwe diperkirakan mencapai 7,9 miliar persen.
- Dengan inflasi yang hyper tersebut, Zimbabwe kemudian mengalami kekacauan dalam negeri, pengangguran yang parah dan perekonomian yang hancur hingga 18%.
- Nilai mata uang dolar Zimbabwe seolah tidak bernilai pada tahun 2009, sehingga transaksi keuangan dilakukan dalam dolar Amerika Serika atau mata uang Afrika Selatan.3.
Argentina Argentina pernah mengalami dua kali dinyatakan default. Yang pertama terjadi pada tahun 2002 dan yang kedua terjadi pada tahun 2014. Setelah dinyatakan default pada tahun 2002, Argentina melakukan restrukturisasi utang pada tahun 2005 dan 2010.
- Namun pada tahun 2014 Argentina menyatakan bahwa mereka tidak dapat melunasi utang kepda investor yang jumlahnya mencapai US$13 miliar atau kurang lebih setara Rp.174 Triliun.
- Awal mula Argentina mengalami default ditenggarai karena kegaduhan politik yang terjadi sehingga berdampak pada kondisi perekonomian negara tersebut.
Artikel Terkait
- Negara-negara yang Dulunya Kaya Raya namun Kini Miskin
- Negara yang Gagal Rededominasi
- Apa itu Kartu American Express? Mengapa Orang Memakainya?
- Cara Mengirimkan Uang ke Negara Lain secara Murah
Demikianlah artikel tentang beberapa hal yang terjadi ketika Negara gagal membayar utang (Default), semoga bermanfaat bagi Anda semua.
Lihat jawaban lengkap
Apakah Arab Saudi memiliki hutang negara?
Foto: Infografis/Elon Musk Lewat! Intip Kekayaan Keluarga Kerajaan Arab Saudi/Aristya rahadian Jakarta, CNBC Indonesia – Arab Saudi, negara terbesar di Semenanjung Arab yang juga memiliki minyak berlimpah, ternyata harus berutang untuk memenuhi anggaran belanja dan pendapatan negara (APBN).
Pada 2014 merupakan defisit APBN pertama di negara Petrodollar tersebut, di mana pada saat itu Arab Saudi melaporkan defisit sebesar 54 miliar riyal atau sekira Rp 203 triliun. Dengan posisi utang pemerintah mencapai 60,1 miliar riyal atau sekira Rp 225 triliun. Defisit yang besar itu disebabkan adanya perluasan kompleks dua masjid suci umat Islam yakni Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, yang diharapkan dapat menampung 2,5 juta jemaah yang mengunjungi dua masjid.
Namun, harga minyak saat itu jatuh dan membuat Riyadh tak mampu untuk membiayai perluasan itu. Pada 2015, Saudi kembali rugi bandar setelah raja Arab Saudi yang baru, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, memutuskan untuk mengikuti perang sipil di Yaman.
- Bagi Saudi, Yaman yang dikuasai kelompok Houthi sokongan rivalnya Iran adalah kunci geopolitik yang sangat penting dalam memperluas pengaruh Riyadh di timur tengah.
- Harga minyak yang masih rendah juga mengurangi jumlah pendapatan negara yang bergantung pada sektor migas itu.
- Defisit APBN Saudi pada 2015 membengkak menjadi 367 miliar riyal (Rp 1.378 triliun).
Defisit fantastis itu membuat Riyadh untuk menambah utangnya kembali. Total utang Saudi di 2015 bertambah menjadi 142 miliar riyal (Rp 533 triliun). Di 2016, ekonomi Saudi lebih baik dari prediksi, namun masih dalam jurang defisit APBN. Defisit Arab Saudi pada 2016 mencapai 297 miliar riyal (Rp 1.115 triliun), jauh dari prediksi 326 miliar riyal (Rp 1.224 triliun) sementara total utangnya meledak mencapai 316,5 miliar riyal (Rp 1,188 triliun).
Hal ini masih dikarenakan harga minyak yang rendah pada 2,5 tahun terakhir. Keadaan ekonomi Saudi ini membuat dunia khawatir akan masa depan negara itu yang sangat bergantung dari migas. Padahal, dunia sudah mulai memalingkan fokusnya dari minyak ke energi terbarukan yang tidak menimbulkan polusi. Pada 2017, defisit APBN Saudi mengecil.
Defisit itu hanya 8,9% dari total APBN. Total defisit turun menjadi 230 miliar riyal (Rp 863 triliun) sementara utang negara itu menjadi 443,1 miliar riyal (Rp 1.663 triliun) Beberapa hal yang dilakukan pemerintah Arab Saudi untuk mengecilkan defisit adalah menaikkan pajak bagi produk-produk seperti rokok dan minuman kemasan.
Selain itu negeri kerajaan itu juga merombak peraturan perpajakan. Memasuki 2018, Riyadh memperbaiki ekonominya dengan baik. Tercatat penerimaan negara naik menjadi 783 miliar riyal (Rp 2.900 triliun) dan defisit yang hanya 195 miliar riyal (Rp 732 triliun) sementara utang negara naik ke angka 558 miliar riyal (Rp 2.095 triliun).
Pada April 2018, Arab Saudi menerbitkan obligasi. Surat utang negara itu berhasil menarik dana sebesar 41,25 miliar riyal (Rp 154 triliun). Di tahun 2019 negeri dua kota suci itu mengalami defisit kembali sebesar 131,5 miliar riyal (Rp 493 triliun) serta menambah utang menjadi 657 miliar riyal (Rp 2.466 triliun).
- Pandemi Covid-19 Membuat Utang Arab Saudi Terus Membengkak Memasuki 2020, banyak kejadian yang membuat dinamika baru pada perekonomian Arab Saudi.
- Menteri Keuangan Saudi Mohammed Al Jaddan memprediksi bahwa penerimaan negara turun menjadi 833 miliar riyal (Rp 3.128 triliun), turun dibanding 2019 yang mencatatkan penerimaan tahun 2019 yang mencapai 975 miliar riyal (Rp 3.661 triliun).
Pada awal 2020 turbulensi politik mulai terjadi setelah Amerika Serikat menembakkan rudalnya ke arah iring-iringan seorang jendral tertinggi Iran Qassem Solemani. Saat itu Saudi mencetak kembali obligasi senilai 18,75 miliar riyal (Rp 70 triliun). Turbulensi politik yang mencemaskan di Timur Tengah bukan cuma hal yang mewarnai ekonomi negara padang pasir itu.
- Pandemi Covid-19 yang menekan permintaan pasar akan minyak dan larangan perjalanan untuk jemaah haji dan umrah membuat penerimaan negara itu ambles.
- Di sisi lain, penanganan Covid-19 yang membutuhkan dana besar memaksa Arab Saudi berutang lagi.
- Pemerintah merevisi target pendapatan menjadi 770 miliar riyal (Rp 2.891 triliun), turun 16,9% dibanding 2019.
Sementara utang diprediksi membengkak menjadi 941 miliar riyal (Rp 3.533 triliun), membuncit 32,9% dibanding 2019. Defisit anggaran diproyeksikan US$ 50 miliar atau setara Rp 707 triliun pada 2020 naik US$ 15 miliar atau setara Rp 212 triliun dari tahun sebelumnya.
Lihat jawaban lengkap
Berapa utang negara Arab Saudi?
Perbandingan Utang Arab Saudi, AS, & RI, Siapa Terbesar? Jakarta, CNBC Indonesia – Negara kaya raya dengan ekonomi maju dan penerimaan berlimpah ternyata tidak membuat pemerintahnya lolos dari jeratan utang. Buktinya, Arab Saudi dan Amerika Serikat, menjadi negara besar dengan utang jumbo saat ini.
- Arab Saudi ternyata memiliki banyak utang untuk memenuhi anggaran belanja dan pendapatan negara (APBN).
- ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT Utang ini menumpuk sejak tahun 2014, saat defisit APBN pertama melanda negara itu yakni sebesar 54 miliar riyal atau Rp 203 triliun.
- Posisi utang pemerintah mencapai 60,1 miliar riyal atau Rp 225 triliun.
Defisit terjadi karena Arab Saudi melakukan perluasan Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Perluasan itu diharapkan dapat membuat kedua masjid menampung hingga 2,5 juta jemaah. Namun, rencana tersebut dibebani dengan kejatuhan harga minyak.
Pada akhirnya Riyadh tak mampu membiayai perluasan kedua masjid. Setahun kemudian, Arab Saudi kembali merugi setelah Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud memutuskan mengikuti perang sipil di Yaman. Defisit APBN 2015 mencapai 367 miliar riyal (Rp 1.378 triliun) dan akhirnya menambah utang lagi menjadi 142 miliar riyal (Rp 533 triliun).
Pada 2016, ekonomi Saudi mengalami perbaikan namun APBN masih menunjukkan defisit yang mencapai 297 miliar riyal (Rp 1.115 triliun). Total utang saat itu meledak mencapai 316,5 miliar riyal (Rp 1.188 triliun), dikarenakan harga minyak yang rendah dalam 2,5 tahun terakhir.
- Defisit Saudi mengecil tahun 2017, yakni 8,9% dari total APBN dan menurun menjadi 230 miliar riyal (Rp 863 triliun).
- Utang negara itu menjadi 443,1 miliar riyal (Rp 1.663 triliun).
- Berbagai cara dilakukan Saudi untuk mengecilkan defisit negaranya, misalnya menaikkan pajak bagi produk seperti rokok dan minuman kemasan.
Negara kerajaan itu juga merombak aturan perpajakan. Setahun berikutnya, ekonomi Riyadh menunjukkan perbaikan dengan penerimaan negara naik menjadi 783 miliar riyal (Rp 2.900 triliun) dan defisit hanya 195 miliar riyal (Rp 732 triliun). Utang negara naik menjadi 558 miliar riyal (Rp 2.095 triliun).
Kemudian pada April 2018, Saudi meneribitkan obligasi. Surat utang itu berhasil menarik dana sebesar 41,25 miliar riyal (Rp 154 triliun). Defisit kembali terjadi pada 2019, yakni mencapai 131,5 miliar riyal (Rp 493 trilin) dan utang menjadi 657 miliar riyal (Rp 2.466 triliun). Ekonomi di tahun 2020 juga mengalami dinamika, yakni dari penerimaan negara turun menjadi 833 miliar riyal (Rp 3.128 triliun) dari 2019 yakni 975 miliar riyal (Rp 3.661 triliun).
Turbulensi politik terjadi pada 2020 saat Amerika Serikat (AS) menembakkan rudal ke arah iring-iringan jenderal tinggi Iran Qassem Solemani. Saudi mencetak obligasi senilai 18,75 miliar riyal (Rp 70 triliun). Pandemi Covid-19 juga mengacak-acak ekonomi negara itu, permintaan pasar pada minyak dan larangan perjalanan untuk haji dan umrah membuat penerimaan negara menjadi ambles.
- Di sisi lain, Covid-19 juga butuh penanganan yang dana-nya juga besar.
- Untuk itu, Saudi kembali harus berutang, di mana diprediksi menjadi 941 miliar riyal (Rp 3.533 triliun) naik 32,9% dibanding 2019.
- Pendapatan negara juga direvisi menjadi 770 miliar riyal (Rp 2.891 triliun) turun 16,9% dari tahun sebelumnya.
Anggaran diproyeksi defisit US$50 miliar atau Rp 707 triliun saat itu, naik US$15 miliar (Rp 212 triliun) dari tahun sebelumnya. Tak kalah mencengangkan, Negeri Paman Sam memiliki utang jumbo. Bahkan nilainya ratusan ribu triliun. Per awal Oktober, utang nasional Amerika Serikat (AS) melejit ke rekor tertingginya senilai US$ 31,1 miliar atau setara Rp 472,4 ribu triliun (kurs Rp 15.190) pada awal pekan ini.
- Tingginya utang tersebut tak lepas dari kebijakan pinjaman besar-besaran selama pandemi Covid-19 untuk membantu menopang perekonomian negara.
- Pasalnya, penyebaran virus corona telah melumpuhkan ekonomi AS yang ditandai dengan jatuhnya pasar tenaga kerja dan terganggunya rantai pasokan.
- Utang yang belum dibayar pun telah meningkat hampir US$ 8 triliun sejak awal 2020, dengan laju penambahan US$ 1 triliun hanya dalam delapan bulan.
Adapun, pinjaman yang terjadi di bawah pemerintahan Trump dan di awal pemerintahan Biden datang pada saat suku bunga rendah. Saat ini, selama periode inflasi yang tinggi secara historis dan serangkaian kenaikan suku bunga yang tajam oleh bank sentral, Federal Reserve, dalam pertempurannya untuk menjinakkan kenaikan harga, biaya pinjaman jadi jauh lebih tinggi.
Komite Anggaran Fiskal yang Bertanggung Jawab (CRFB) bulan lalu memperkirakan bahwa kebijakan Presiden Joe Biden dapat menambah defisit hingga US$ 4,8 triliun antara tahun 2021 dan 2031. “Peminjaman yang berlebihan akan menyebabkan tekanan inflasi yang berkelanjutan, mendorong utang nasional ke rekor baru segera setelah 2030 dan pembayaran bunga federal tiga kali lipat selama dekade berikutnya – atau bahkan lebih cepat jika suku bunga naik lebih cepat atau lebih dari yang diharapkan,” tulis CRFB, dikutip CNN International, Rabu (5/10/2022).
Mengutip data Departemen Keuangan, tingkat pinjaman Amerika telah melonjak selama dekade terakhir. Utang publik yang beredar mencapai US$ 10,6 triliun ketika mantan Presiden Barack Obama menjabat pada 20 Januari 2009; US$ 19,9 triliun ketika mantan Presiden Donald Trump menjabat pada 20 Januari 2017; dan US$ 27,8 triliun ketika Biden menjabat pada 20 Januari 2021.
Bagaimana dengan utang pemerintah Indonesia? Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan utang pemerintah hingga akhir Agustus 2022 Rp7.236,61 triliun. Lebih tinggi dari posisi utang bulan lalu Rp 7.163,12 triliun atau bertambah Rp 73,49 triliun. “Posisi utang Pemerintah berada di angka Rp7.236,61 triliun,” tulis buku APBN Kita yang dirilis Kemenkeu, Kamis (29/9/2022).
Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga bahkan lebih tinggi dari posisi sebelumnya. Kemenkeu mencatat ada kenaikan dari 37,91% menjadi 38,30%. “Meskipun terdapat peningkatan nominal dan rasio utang pada akhir Agustus 2022, peningkatan tersebut masih dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal,” jelas Kemenkeu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah bertekad untuk mengembalikan defisit fiskal di bawah 3% pada tahun depan, setelah selama pandemi dilonggarkan batasannya. Hal ini dilakukan dengan mengurangi penerbitan utang, terlebih ketika dunia sedang mengalami guncangan dan tren kenaikan suku bunga saat ini.
Sri Mulyani pun memastikan target utang tidak ikut naik. Ini terlihat dari defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tetap dipatok 3,92% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun ini. Sri Mulyani dan jajaran pun tengah melakukan strategi pembiayaan utang.
Realisasi pembiayaan utang hingga 31 Agustus 2022 yang mencapai Rp 331,2 triliun baru terealisasi 35,1% dari target yang sebesar Rp 943,7 triliun seperti yang diatur di dalam Perpres 98/2022.”Bayangkan kondisi di mana sektor keuangan, pasar keuangan, pasar obligasi menghadapi guncangan besar dan bertubi-tubi, maka strategi menurunkan pembiayaan utang menjadi sangat sesuai dan tepat, baik waktu dan strategi,” kata Sri Mulyani dalam konferensi APBN Kita edisi Agustus 2022, dikutip Selasa (27/9/2022).Secara rinci, pembiayaan utang hingga 31 Agustus 2022 terdiri dari SBN (neto) sebesar Rp 317,3 triliun atau turun 44,1% jika dibandingkan realisasi periode yang sama tahun 2021 yang sebesar Rp 567,4 triliun.Sementara itu, pinjaman neto sudah terealisasi sebesar Rp 13,8 triliun atau turun 193,3% dibandingkan dengan realisasi 31 Agustus 2021 yang sebesar Rp 14,8 triliun.
(haa/haa) : Perbandingan Utang Arab Saudi, AS, & RI, Siapa Terbesar?
Lihat jawaban lengkap
Berapa utang Dubai?
Menkeu Sri Mulyani menyebut Arab Saudi, UEA dan negara Islam lainnya juga punya utang seperti Indonesia. Negara tersebut juga tidak anti utang. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono). Jakarta, CNN Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan sejumlah negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam memiliki utang seperti halnya Indonesia.
Utang tersebut dihimpun untuk menjaga stabilitas perekonomian Bendahara negara menyebut contoh negara Islam yang berutang dari Arab Saudi hingga Afghanistan. “Kalau teman-teman yang suka pakai (contoh) negara Islam. Semua negara Islam di dunia, semua berutang. Mau (Arab) Saudi, UAE, Qatar, Maroko, Pakistan, Afghanistan, Kazakhstan, you name it,” ujar Ani, sapaan akrabnya pada Minggu (19/7).
Tidak hanya berutang, ia mengatakan sejumlah negara Islam yang kerap mendapatkan hibah sebagai sumber penerimaan negara. Salah satunya, negara Islam yang ada di kawasan Afrika dan tergolong negara miskin. “Bahkan saya tahu waktu di Bank Dunia, negara Islam terutama yang di Afrika mayoritas miskin banget dan mereka dapat utang, bahkan diberikan hibah,” katanya.
- Oleh sebab itu, ia meminta publik agar tidak anti utang lantas memandang utang sebagai hal yang mengkhawatirkan.
- Sebab, utang dibutuhkan sebagai salah satu sumber penerimaan negara untuk mencukupi kebutuhan belanja dan menggerakkan perekonomian.
- Mengutip laman resmi Bank Dunia dan The Economist, berikut besaran utang negara-negara Islam yang disebutkan Sri Mulyani: 1.
Arab Saudi The Economist mencatat utang Arab Saudi mencapai US$118,37 miliar di 2020. Jumlah tersebut setara 14,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu.2. Uni Emirat Arab (UAE) The Economist mencatat utang Uni Emirat Arab mencapai US$174,46 miliar di 2020.
- Jumlah tersebut setara 14,8 persen dari PDB negara produsen minyak itu.3.
- Qatar The Economist mencatat utang Qatar mencapai US$63,03 miliar di 2020.
- Jumlah tersebut setara 16 persen dari PDB negara tersebut.4.
- Maroko Bank Dunia mencatat utang Maroko mencapai US$49,04 miliar pada 2018.
- Jumlah tersebut turun dari utang Maroko tahun sebelumnya yakni US$49,79 miliar.
Namun, dalam 15 tahun terakhir tren utang negara di Timur Tengah itu terus menanjak.5. Pakistan Bank Dunia mencatat utang Pakistan mencapai US$90,95 miliar di 2018. Jumlah tersebut naik dari sebelumnya yakni US$86,07 miliar. Tren penambahan utang Pakistan cenderung naik sejak 2005 lalu.6.
- Afghanistan Bank Dunia mencatat utang Afghanistan mencapai US$2,6 miliar di 2018.
- Jumlah tersebut turun dari utang Afghanistan tahun sebelumnya yakni US$2,71 miliar.
- Tren penambahan utang Afghanistan cenderung landai sejak 2009 lalu.7.
- Azakhstan Bank Dunia mencatat utang Kazakhstan mencapai US$156,92 miliar di 2018.
Jumlah tersebut naik dari tahun sebelumnya yakni US$158,91 miliar. Kazakhstan terus menarik utang sejak 1999 lalu. Selain itu, negara Islam lainnya yang tercatat memiliki utang versi data Bank Dunia antara lain, Mesir sebesar US$98,70 miliar di 2018, Iran sebesar US$6,32 miliar, Libanon US$79,34 miliar, Turki US$445,13 miliar, Tunisia US$34,66 miliar, dan Turkmenistan US$907,33 juta.
- Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) sebelumnya mencatat utang luar negeri Indonesia pada akhir Mei 2020 sebesar US$404,7 miliar.
- Nilai itu setara Rp5.922 triliun (kurs Rp14.633 per dolar AS).
- Nilai utang itu meningkat dibandingkan posisi April 2020 lalu yang sebesar US$400,2 miliar.
- Utang tersebut terdiri dari sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$194,9 miliar dan sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$209,9 miliar.
(ulf/agt)
Lihat jawaban lengkap
Berapa utang Jepang ke Indonesia?
Rabu, 27 Juli 2022 15:05 WIB – Presiden Joko Widodo bersalaman dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam pertemuan di kediaman resmi perdana menteri di Tokyo, Jepang, 27 Juli 2022. Jokowi dan Ibu Iriana beserta rombongan tiba di Jepang pada Rabu dini hari, 27 Juli 2022, setelah menempuh penerbangan selama 3 jam dari Beijing, Cina.
Iyoshi Ota/Pool via REUTERS TEMPO.CO, Jakarta – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyatakan pihaknya akan memberikan utang ke Indonesia senilai kurang lebih 43,6 miliar yen atau sekitar Rp 4,8 triliun (asumsi kurs Rp 109,5 per yen). Pinjaman itu untuk membiayai proyek di bidang mitigasi bencana dan menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA Peusangan di Aceh Tengah.
“Saya telah menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo bahwa Jepang sedang memproses pinjaman yen sebesar kurang lebih 43,6 miliar yen untuk proyek bidang mitigasi bencana dan perampungan PLTA Peusangan,” kata Kishida, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, 27 Juli 2022.
- Dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada hari ini juga disepakati kerja sama di sejumlah bidang, mulai dari maritim, investasi, lingkungan, hingga energi.
- Ishida menjelaskan, dalam rangka mengukuhkan perdamaian dan keamanan di kawasan laut yang mengelilingi Indonesia, pemerintah Jepang akan mendukung lebih jauh dalam meingkatkan kemampuan maritim.
“Termasuk penelitian yang sedang dilaksanakan untuk kerja sama hibah kapal patroli,” tuturnya. Hal tersebut disampaikan Kishida saat menerima kunjungan Jokowi di Kantor PM Jepang di Tokyo. “Kami juga menyambut baik memorandum kerja sama dalam bidang security maritime yang telah ditandatangani,” ucapnya.
1 2 Selanjutnya
Kenapa Jepang memiliki banyak hutang?
Siapa yang tak mengenal Jepang? Negara yang awalnya miskin dengan sumber daya yang terbatas baik dari luas wilayah maupun kekayaan alamnya, namun berhasil menjadi negara maju yang diakui dunia. Bahkan, Jepang dikenal sebagai pusat peradaban teknologi canggih.
- Namun anehnya, Jepang juga dikenal sebagai negara dengan rasio utang terbesar di dunia.
- Ok bisa? Sebagai negara maju, tentu Jepang memiliki perekonomian yang baik dengan pertumbuhan yang positif dan tinggi.
- Faktanya, Jepang memang memiliki utang yang terhitung sangat besar.
- Jepang tercatat sebagai negara dengan rasio utang terbesar Pemerintah Jepang saat ini tercatat sebagai debitur terbesar di dunia.
Utang pemerintah Jepang lebih dari dua kali ukuran ekonominya, sehingga dinilai lebih berisiko dibandingkan dengan Italia dan Spanyol. Dari tahun ke tahun, utang Jepang melonjak semakin tinggi yang diperkirakan mencapai 220% dari produk domestik brutonya.
Tingginya rasio utang Jepang disebabkan oleh meningkatnya beban jaminan sosial seiring dengan bertambahnya usia penduduk setiap tahunnya. Beban utang Jepang pada dekade sebelumnya yakni di tahun 2011 bahkan telah mencapai $ 12 triliun, lebih dari dua kali lipat dari ukuran ekonominya yang hanya sebesar $ 5 triliun.
Pemerintah Jepang sendiri bukannya tidak berusaha untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya, bahkan mereka telah mencoba merangsang sekonomi selama dua dekade tetapi pertumbuhan lamban dan deflasi. Dengan terus bertambahnya nilai utang Jepang, IMF memprediksi bahwa rasio utang negeri sakura ini mencapai 300% dari PDB-nya, yang artinya nilainya sudah menembus ¥ 1 kuadriliun pada akhir tahun 2030.
Tingginya rasio utang negara yang dikenal pula dengan julukan negeri samurai ini merupakan kompilasi dari banyak hal. Salah satunya adalah deflasi yang cukup parah, di mana untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah harus mengeluarkan banyak uang untuk mendorong perekonomian. Pada situasi tersebut, utang menjadi satu-satunya solusi yang memungkinkan untuk dilakukan, agar bisa mendanai program-program guna mendongkrak perekonomiannya bertumbuh.
Selain deflasi, nilai utang Jepang yang meningkat juga disebabkan oleh konsekuensi menuanya populasi yang ada. Artinya, Jepang harus mengeluarkan dana untuk jaminan sosial yang lebih besar dalam bentuk tunjangan kesehatan. Kondisi perekonomian Jepang semakin parah karena sempat mengalami stagnasi, di mana ekonomi tidak mengalami pertumbuhan sama sekali, bahkan kemudian menurun. Tingginya rasio utang Jepang tak seburuk kelihatannya Dilihat dari rasio dan nilainya, utang Jepang memang dinilai banyak kalangan cukup mengkhawatirkan dan bisa menimbulkan dampak keguncangan ekonomi seperti yang pernah dialami oleh Yunani dan Amerika Serikat.
- Namun, membandingkan masalah utang Jepang dengan kedua negara tersebut tidak sepenuhnya tepat.
- Ada perbedaan utama antara Jepang dengan Yunani dan Amerika Serikat.
- Pada kasus utang Yunani, negara tersebut menggantungkan pihak asing untuk membeli obligasi pemerintah.
- Demikian pula dengan Amerika Serikat yang mengandalkan bantuan dari luar negeri, yaitu Cina dan Jepang.
Kelebihan Jepang dibandingkan dengan Yunani dan Amerika Serikat dalam masalah utang adalah memiliki aset keuangan pribadi yang diperkirakan mencapai $ 1,450 triliun. Tak hanya itu, Jepang tidak mengantungkan asing untuk membeli obligasinya, karena sebagian besar obligasinya dibeli oleh warganya sendiri.
- Di satu sisi, Jepang adalah negara dengan rasio utang terbesar di dunia, tetapi di sisi lain juga membantu memberi pinjaman kepada Amerika Serikat.
- Sebab itu, Jepang memiliki aset asing yang menjadi sumber pendapatannya.
- Ebijakan ekonomi Jepang yang mempertahankan suku bunga relatif rendah juga memiliki andil dalam menangkis dampak buruk rasio utang yang terlalu tinggi.
Padahal, pasar obligasi Jepang merupakan yang terbesar di dunia, namun tidak sampai menjangkau pasar internasional. Sebab, sebagian besar surat berharga pemerintah Jepang yang mencapai 96% dipegang oleh investor domestis, sehingga tidak ada kekhawatiran modal dilarikan ke luar negeri.
- Jadi, kecil kemungkinan investor domestik akan membuang kepemilikan obligasi mereka.
- Uniknya, sebagian besar kekayaan investasi di Jepang dipegang oleh manula yang kurang melek finansial dan lebih memprioritaskan stabilitas dibandingkan return atau pengembalian.
- Mereka membeli surat berharga pemerintah untuk menempatkan kelebihan tabungannya dalam jumlah besar.
Sebab, obligasi dalam mata uang yen dipandang sebagai tempat berlindung yang aman di masa ekonomi sulit dan proporsi yang dipegang oleh lembaga atau investor asing sangatlah rendah. Hal inilah yang menjadikan Jepang lebih kuat dan tidak rentan terhadap tekanan eksternal, baik dari kedaulatan maupun finansial. Jepang lihai mengelola utang Meski memiliki rasio utang terbesar di dunia, namun Jepang tidak mengalami keguncangan bahkan depresi ekonomi yang menghancurkan perekonomiannya. Sebaliknya, perekonomian Jepang tetap bertumbuh meski tidak mencapai target yang ditentukan.
- Mengherankan bukan? Mengapa perekonomian Jepang tidak kolaps padahal memiliki banyak utang? Sebab, Jepang lihai dalam mengelola utangnya.
- Selama bertahun-tahun, Jepang telah mengelola beban utangnya yang demikian besar, dan iinvestor yang membeli obligasinya bersedia meminjamkan uang kepada pemerintah dengan tingkat bunga yang rendah, bahkan terendah di dunia.
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya bahwa sebagian besar utang Jepang disimpan di dalam negeri. Obligasi pemerintah dibeli oleh warganya sendiri, sehingga Jepang tidak mudah mendapat tekanan luar yang mungkin menyebabkan gagal bayar. Artikel Terkait
Mengenal Pandemic Fatigue, Gejala, dan Cara Mengatasinya Apa Itu Buyback Dalam Saham? Cara Membiasakan Hidup Sederhana Contoh Depresiasi dan Rumus Perhitungannya
Demikianlah artikel tentang mengapa Jepang Banyak Utang, semoga bermanfaat bagi Anda semua.
Lihat jawaban lengkap
Negara apa saja yang berhutang ke China?
5 Negara di Dunia yang Punya Utang Terbesar ke China Jakarta, CNBC Indonesia – Ada sejumlah negara duniia yang punya utang ke China. Sebagian besar berasal dari kawasan Afrika, meskipun ada juga di Asia Tenggara, Asia Tengah, dan Pasifik. Statista melaporkan, China sebagai pemberi pinjaman negara berpenghasilan rendah menjadi pemegang 37% utang negara-negara tersebut.
Hanya 24% dari utang bilateral dari negara di kategori ini berasal dari negara selain China pada tahun 2022. Proyek pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, kereta api, hingga darat menjadi alasan utang-utang itu terjadi. Ada sejumlah negara yang memegang utang besar di China tahun 2020, yaitu Pakistan ($77,3 miliar utang luar negeri ke China), Angola (36,3 miliar), Ethiopia (7,9 miliar), Kenya (7,4 miliar) dan Sri Lanka (6,8 miliar).
ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT Menurut presiden World Bank, David Malpass, tingkat utang banyak negara “sudah di luar kemampuan” pada bulan Januari. Statista juga mencatat pinjaman dari China memiliki tingkat bunga lebih tinggi daripada dari lembaga internasional seperti International Monetary Fund atau World Bank.
Lihat jawaban lengkap
Apakah Indonesia pernah memberi hutang ke negara lain?
Indonesia pemberi utang negara lain. (Foto: Shutterstock) JAKARTA – Apakah Indonesia pernah memberikan utang ke negara lain? Indonesia tergabung dalam keanggotaan International Monetary Fund (IMF) dan Dana Moneter Internasional. Melalui IMF, Indonesia turut memberikan utang ke negara lain.
Lihat jawaban lengkap
Utang Indonesia urutan ke berapa?
Bisnis.com, JAKARTA — Krisis ekonomi dan politik yang melanda Sri Lanka terjadi akibat pemerintah negara tersebut gagal bayar utang luar negeri, Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana tingkat kerentanan negara-negara di dunia terhadap utang? Dilansir dari Bloomberg, media tersebut bersama CMA, dan International Monetary Fund (IMF) melakukan studi tingkat kerentanan utang negara ( sovereign debt vulnerability ) atas 50 negara berkembang.
Studi itu mengurutkan negara paling rentan berdasarkan empat indikator. Indikator yang digunakan adalah tingkat imbal hasil dari surat utang negaranya, spread dari credit default swap 5 tahun (5Y-CDS), tingkat beban bunga ( interest expense ) terhadap produk domestik bruto (PDB), dan tingkat utang negara terhadap PDB.
Republik El Salvador berada di peringkat pertama atau menjadi negara berkembang dengan tingkat kerentanan utang negara paling tinggi. Negara ini memiliki imbal hasil surat utang 31,8 persen, spread 5Y-CDS 3.376 bps, beban bunga 4,9 persen terhadap PDB, dan utang 82,6 persen terhadap PDB.
- Setelah El Salvador, negara-negara yang berada di posisi selanjutnya adalah Ghana, Tunisia, Pakistan, Mesir, Kenya, Argentina, Ukraina, Bahrain, dan Namibia.
- Dari 10 negara tersebut, empat di antaranya berada di Benua Afrika dan tiga di Asia.
- Indonesia menempati peringkat ke-34 dari 50 negara berkembang dalam hal tingkat kerentanan utang negara.
Namun, dibandingkan dengan negara-negara Asean yang ada dalam daftar itu, Indonesia terbilang sebagai negara yang lebih rentan. Studi tersebut menetapkan negara yang peringkatnya lebih akhir mencatatkan tingkat kerentanan utang lebih rendah. Indonesia berada di atas Oman (peringkat 33) dan di bawah Filipina (peringkat 35).
- Indonesia mencatatkan imbal hasil surat utang negara (SUN) 4,8 persen, spread 5Y-CDS 145 bps, beban bunga 2,6 persen terhadap PDB, dan utang 42,7 persen terhadap PDB.
- Bloomberg menilai bahwa catatan spread 5Y-CDS, imbal hasil SUN, dan tingkat utang terhadap PDB Indonesia berada dalam kondisi yang baik.
Meskipun begitu, dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara (Asean) yang ada dalam daftar tersebut, Indonesia justru berada di peringkat paling awal atau tingkat utang negaranya lebih rentan. Indonesia berada di peringkat ke-34, sementara Filipina ke-35, Malaysia ke-39, dan Vietnam ke-41 atau paling aman dari negara-negara tetangganya.
Lihat jawaban lengkap
Berapa hutang luar negeri Indonesia?
No.24/247/DKom Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2022 kembali menurun. Posisi ULN Indonesia pada akhir Juli 2022 tercatat sebesar 400,4 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar 403,6 miliar dolar AS.
Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta. Secara tahunan, posisi ULN Juli 2022 mengalami kontraksi sebesar 4,1% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,2% (yoy). ULN Pemerintah pada Juli 2022 melanjutkan tren penurunan.
Posisi ULN Pemerintah pada Juli 2022 sebesar 185,6 miliar dolar AS, lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar 187,3 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 9,9% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada Juni 2022 yang sebesar 8,6% (yoy).
- Penurunan ULN Pemerintah terjadi akibat adanya pergeseran penempatan dana oleh investor nonresiden di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.
- Sementara itu, instrumen pinjaman mengalami kenaikan posisi dari bulan sebelumnya yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek, baik untuk penanganan Covid-19, pembangunan infrastruktur maupun untuk pembangunan proyek dan program lainnya.
Penarikan ULN yang dilakukan di bulan Juli 2022 tetap diarahkan pada pembiayaan sektor produktif dan diupayakan terus mendorong akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dukungan ULN Pemerintah dalam memenuhi pembiayaan sektor produktif dan kebutuhan belanja prioritas antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,5% dari total ULN Pemerintah), sektor jasa pendidikan (16,5%), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1%), sektor konstruksi (14,2%), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (11,8%).
Pemerintah tetap berkomitmen menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel. Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali jika dilihat dari sisi refinancing risk jangka pendek, mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,7% dari total ULN Pemerintah.
ULN swasta juga melanjutkan tren penurunan. Posisi ULN swasta pada Juli 2022 tercatat sebesar 206,3 miliar dolar AS, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar 207,7 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 1,2% (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,7% (yoy).
- Perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan ( financial corporations ) dan perusahaan bukan lembaga keuangan ( nonfinancial corporation) masing-masing sebesar 2,0% (yoy) dan 0,9% (yoy) terutama karena pembayaran neto surat utang.
- Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor industri pengolahan; serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 77,3% dari total ULN swasta.
ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,7% terhadap total ULN swasta. Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya, ULN Indonesia pada bulan Juli 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,7%, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 31,8%.
- Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 86,8% dari total ULN.
- Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. Data lengkap mengenai ULN Indonesia terkini dan metadatanya dapat dilihat pada publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi September 2022 pada situs web Bank Indonesia.
Lihat jawaban lengkap