Siapa Yang Berhak Memegang Uang Dalam Rumah Tangga Menurut Islam?

Siapa Yang Berhak Memegang Uang Dalam Rumah Tangga Menurut Islam
Hak-Hak Suami terkait Keuangan – Siapa Yang Berhak Memegang Uang Dalam Rumah Tangga Menurut Islam Foto: Mengelola Keuangan Rumah Tangga yang Islami -2 Foto: Orami Photo Stock Peran suami sebagai kepala rumah tangga, juga berhak mengelola keuangan tanpa harus mempertanggungjawabkannya kepada istri. Suami berkewajiban menafkahkan sebagian harta, bukan semuanya.

Allah SWT berfirman: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka,” (An-Nisa: 34) Di sisi lain, justru istrilah yang wajib meminta izin untuk menggunakan harta suami yang tidak/belum diberikan kepadanya.

Istri boleh bersedekah dengan harta suaminya jika tahu pasti suaminya rela. Jika tidak, hukumnya haram. Ulama fiqih sepakat, zakat tidak boleh diberikan kepada ayah, kakek, ibu, nenek, anak dan cucu. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “Kamu dan hartamu adalah miliki ayahmu.” Dengan begitu, haram hukumnya istri melarang suami menafkahi orang tua atau adik-adiknya, sebab itu masih merupakan kewajibannya.
Lihat jawaban lengkap

Siapa yang berhak memegang uang dalam rumah tangga?

Mengurus Keuangan Keluarga Adalah Tanggung Jawab Anda Berdua. Namun Masing-Masing Beda Tugasnya. – Mengurus keuangan keluarga memang tanggung jawab suami dan istri.

  • Jika keuangan keluarga Anda saat ini sedang sehat dan sejahtera, maka itulah prestasi Anda dan pasangan.
  • Sebaliknya jika keuangan keluarga Anda saat ini sedang bermasalah, maka itulah permasalahan Anda dan pasangan.

Dalam prakteknya Anda dan pasangan harus menentukan pembagian tugas masing-masing. Namun Anda dan pasangan harus tahu kondisi keuangan keluarga saat ini. Jangan sampai pasangan Anda tidak mengetahui kondisi saat ini. Jika Anda ingin memulai, silakan coba saran-saran ini:

  1. Belajar membuat anggaran bersama.
  2. Suami dan istri sama-sama mencatat keuangan. Di Aplikasi Finansialku, Anda berdua dapat memasukkan informasi keuangan, jadi tidak ada alasan repot atau sulit mencatat keuangan.
  3. Anda berdua harus membuat sebuah rencana keuangan ( financial planning ).
  4. Anda berdua harus sama-sama belajar berinvestasi.
  5. Anda berdua harus sama-sama kompak mewujudkan tujuan-tujuan keuangan, baik tujuan jangka pendek (tujua dalam waktu 12 bulan ke depan), tujuan jangka menengah (2-5 tahun) dan tujuan jangka panjang (lebih dari 5 tahun).

Jangan lupa share artikel ini kepada pasangan dan saudara-saudara Anda, karena mereka juga punya permasalahan yang sama dengan Anda. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam mengurus keuangan keluarga? Silakan kirim pertanyaan Anda pada kolom komentar di bawah ini, karena perencana keuangan kami akan membantu menjawabnya. Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 a n (GRATIS) keyboard_arrow_left Previous Melvin Mumpuni S.T., M.B.A., CFP, QWP adalah seorang perencana keuangan independen dan technopreneur. Memiliki background pendidikan S1 di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan Bandung dan mengambil pendidikan pasca sarjana di Sekolah Bisnis dan Management Institut Teknologi Bandung (MBA – ITB).
Lihat jawaban lengkap

Apakah istri boleh mengatur keuangan suami?

#3 Istri Boleh Membantu Keuangan Suami – Mengelola keuangan keluarga islami harus dilandasi prinsip keyakinan bahwa penentu dan pemberi rezeki adalah Allah dengan usaha yang diniati untuk memenuhi kebutuhan sehingga memiliki komitmen dan prioritas penghasilan halal yang membawa berkah.

Jika seorang suami tidak mampu mencukupi kebutuhan rumah tangganya karena fakir, istri boleh membantu suaminya dengan cara bekerja atau berdagang. Hal itu merupakan salah satu bentuk ta’awun ‘ala birri wat taqwa (saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan) yang dianjurkan Islam. Selain itu, istri pun boleh memberikan zakat hartanya kepada suaminya yang fakir atau memberi pinjaman kepada suami apabila suami tidak termasuk fakir yang berhak menerima zakat.

GRATISSS Download!!! Ebook Panduan Cara Mengatur Keuangan yang Benar Untuk Ibu Rumah Tangga
Lihat jawaban lengkap

Bagaimana cara mengatur keuangan keluarga menurut Islam?

Manajemen Keuangan Keluarga Islami Oleh: RISQI HIDAYAT, SH.

Manajemen Finansial Keluarga

Banyak orang beranggapan bahwa manajemen keuangan keluarga merupakan salah satu bidang yang rumit. Manajemen keuangan keluarga memang membutuhkan pengetahuan dan kearifan dalam menjalankannya. Persoalan manajemen keuangan keluarga ini harusnya menjadi prioritas keluarga karena banyak sekali masalah timbul karena kurang bijaknya manajer keuangan keluarga dalam mengelola dan mengatur keuangannya.

Membuat dan meninjau secara perisodik prioritas keuangan keluarga. Mengelola pendapatan yang terbatas secara bijak. Menghitung kebutuhan proteksi serta menginvestasikan dana dalam bentuk investasi yang sesuai. Menentukan sebuah rencana pensiun. Mempersiapkan dana pendidikan untuk anak-anak. Belanja dengan bijak. Mengajarkan anak-anak mengenai keuangan.

Ini merupakan hal-hal dasar yang sebaiknya dipikirkan dan direncanakan oleh keluarga melalui seorang manajer keuangan keluarga, bisa ibu atau bapak atau keduanya.

Mengidentifikasi dan menetapkan prioritas keuanga Memikirkan dan mengembangkan sebuah rencana pencapaian. Mengembangkan prosedur pelaksanaan perencanaan. Tujuan dan Langkah-Langkah Manjemen Keuangan Keluarga

Adapun tujuan pengelolaan uang dalam keluarga, yaitu:

Dapat membantu memanfaatkan uang yang jumlahnya terbatas menjadi optimal. Pengelolaan keuangan dapat membantu menetapkan penggunaan sumber daya yang terbatas untuk kebutuhan anggota keluarga dan dibicarakan di antara anggota keluarga. Pengelolaan keuangan dapat mengukur seberapa besar pengeluaran untuk kebutuhan tiap bulannya dan disesuaikan dengan jumlah penerimaan. Pengelolaan keuangan dapat membantu untuk membatasi pengeluaran yang tidak penting dalam kehidupan keluarga.

Adapun yang menjadi langkah-langkah manajemen keuangan keluarga, yaitu:

Perencanaan dengan langkah-langkah: Membuat daftar kebutuhan keluarga. Menentukan harga dan biaya setiap kebutuhan. Menghitung jumlah penghasilan. Keseimbangan penghasilan dan pengeluaran. Membuat pembukuan rumah tangga. Pelaksanaan dilakukan dengan kontrol penggunaan uang dan penyesuaian penggunaan uang. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah rencana yang telah dibuat dapat dilaksanakan. Manajemen Keuangan Keluarga Islami

Harta dalam Islam merupakan amanah dan hak milik seseorang. Kewenangan untuk menggunakannya terkait erat dengan adanya kemampuan (kompetensi) dan kepantasan (integritas) dalam mengelola aset atau dalam istilah prinsip kehati-hatian perbankan ( prudential principle ).

Prinsip Islam mengajarkan bahwa “sebaik-baik harta yang shalih (baik) adalah dikelola oleh orang yang berkepribadian shalih (amanah dan profesional). Hak bekerja dalam arti kebebasan berusaha, berdagang, maupun memproduksi barang maupun jasa untuk mencari rezeki Allah secara halal merupakan hak setiap manusia tanpa diskriminasi antara laki-laki dan perempuan.

Hal ini menunjukkan bahwa Islam menghendaki setiap muslim untuk dapat mengelola usaha dan berusaha secara baik, mengelola dan memanajemen harta secara ekonomis, efesien dan proporsional serta memiliki semangat dan kebiasaan menabung untuk masa depan.

  1. Manajemen keuangan keluarga Islami harus dilandasi prinsip keyakinan bahwa penentu dan pemberi rezeki adalah Allah SWT.
  2. Dengan usaha yang diniati untuk memenuhi kebutuhan keluarga agar dapat beribadah dengan khusyu sehingga memiliki komitmen dan prioritas penghasilan halal yang membawa berkah dan menghindari penghasilan haram yang membawa petaka.

Syariat Islam mengajarkan beberapa aturan yang mengatur pembelanjaan keluarga muslim, diantaranya secara garis besar adalah:

Komitmen pembelanjaan dan pemenuhan kebutuhan dana adalah kewajiban suami. Kewajiban menafkahi orang tua yang membutuhkan. Istri boleh membantu keuangan suami. Istri bertanggung jawab mengatur keuangan rumah tangga. Istri berkewajiban untuk hemat dan ekonomis. Seimbang antara pendapatan dan pengeluaran.

Skala prioritas pengeluaran Tags: : Manajemen Keuangan Keluarga Islami
Lihat jawaban lengkap

Bagaimana cara menabung menurut Islam?

Mengatur Keuangan Berkah Menurut Islam Landasan hidup berkah secara islami sudah diatur oleh al-Qur’an: “dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.” (QS.

  • Al-Isra’: 26-27) Sebagai pemeluk teguh Islam, sebaiknya segala macam aspek kehidupan yang dijalankan harus selalu sejalan dengan ajaran dan syariat Islam, termasuk cara mengatur keuangan.
  • Islam telah menetapkan ajaran-ajaran bagaimana cara seorang muslim mengatur persoalan pembiayaannya dalam Al-quran dan hadis.

Tujuan dari tatakelola keuangan yang baik adalah agar umat Islam tidak salah dalam melakukan perhitungan akan kehidupan finansialnya yang merugikan dan membuat hidup sejahtera. Manajemen 1-1-1, tatakelola keuangan islam berniaga Formula 1-1-1 merupakan rumus mengatur keuangan dari sahabat nabi Shalallahu-‘Alaihi-Wasallam (SAW), Salman Al Farisi.

  • Diriwayatkan bahwa beliau memiliki uang sebanyak 1 dirham untuk digunakan sebagai modal membuat anyaman yang dijual seharga 3 dirham.
  • Emudian, pendapatannya tadi dibagi menjadi: 1 dirham untuk keperluan keluarganya, 1 dirham untuk sedekah dan sisanya 1 dirham untuk digunakan sebagai modal kembali.
  • Onsep ini sangat memungkinkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan membagi tiga pendapatan yang diperoleh.1/3 untuk digunakan kebutuhan sehari-hari, 1/3 untuk bersedekah dan sisanya untuk keperluan modal lagi.

Sisihkan Untuk Modal, Diriwayatkan oleh Ibrahim Al Harbi dalam Ghorib Al Hadits dari hadits Nu’aim bin ‘Abdirrahman, bahwa, “Sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada dalam perdagangan”, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berdagang dalam mencari nafkah.

Oleh karena itu, Islam juga menganjurkan untuk menyisihkan pendapatan yang diperoleh dari berdagang untuk modal kembali. Jangan sampai uang hasil berdagang digunakan semuanya untuk membeli kebutuhan yang bersifat konsumtif. Hal serupa berlaku juga bagi orang yang tidak berdagang, mereka dapat menyisihkan sebagian dari gaji bulannya untuk nantinya membuka usaha yang akan menambah pendapatan.

Atau, digunakan sebagai modal investasi. Menabung, teknik tabungan sesuai syariat islam adalah: “Simpanlah sebagian dari harta yang didapat untuk kebaikan masa depan yang lebih baik, karena itu jauh lebih baik bagi setiap muslim.” (H.R Bukhari) Menabung memiliki banyak keuntungan untuk kehidupan ke depannya.

  • Memang, awalnya sulit untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk ditabung.
  • Acap kali setiap ingin menyisihkan uang untuk ditabung dihinggapi perasaan pendapatan menjadi berkurang jika harus ada uang yang ditabung.
  • Namun, sebenarnya manfaat tersebut baru akan dirasakan jika uang yang ditabung sudah terkumpul banyak.

Dengan menabung secara terus-menerus akan memiliki cadangan uang yang akan bisa digunakan kapan saja. Mulailah menabung sedikit demi sedikit, misalnya perhari Rp10.000 maka sebulan akan Rp300.000 dan setahun mencapai Rp3.6 juta, cadangan yang lumayan baik untuk suatu keperluan.

Jangan Boros, sebagaimana firman Allah: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqon :67) Seperti yang sudah kita ketahui bahwa sikap boros sangat tidak dianjurkan dalam segala hal, begitu pula dengan mengatur keuangan.

Islam pun melarang seseorang dalam berbelanja berlebih-lebihan. Hal tersebut akan menimbulkan sifat konsumtif dalam diri yang sangat merugikan.Belilah segala kebutuhan sesuai dengan prioritasnya, tidak kurang dan tidak lebih. Hindari juga membeli segala sesuatu yang tidak diperlukan.

Misalnya, saat memiliki sebuah ponsel, namun karena ada ponsel tipe terbaru, maka Anda membelinya berdasarkan keinginan bukan kebutuhan. Padahal ponsel yang lama masih bisa digunakan. Sedekah, bersedekahlah sebagai muslim demi azas manfaat bersama, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak.

Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian. (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 11) Salah satu cara untuk mensucikan harta adalah dengan bersedekah. Hal ini dilakukan karena dalam islam 2.5% dari rezeki yang diterima ada hak orang lain di dalamnya.

Oleh sebab itu sisihkan lah pendapatan yang diterima perbulannya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan lewat berbagai macam badan penyalur sedekah. Selain itu, Allah juga menjanjikan untuk menambah harta yang didapat dengan bersedekah. Lewat bersedekah berarti sebagai muslim sudah konsisten bersyukur atas nikmat yang diperoleh.

Hindari berhutang, sebagaimana yang dimaklumatkan dalam al-hadits: “Barangsiapa berhutang uang kepada orang lain dan berniat akan mengembalikannya, maka Allah akan luluskan niatnya itu; tetapi barangsiapa mengambilnya dengan niat akan membinasakan (tidak membayar), maka Allah akan merusakkan dia.” (Riwayat Bukhari) Utang memang kadang kala menjadi penyelamat finansial di saat darurat.

  1. Namun, kenyataannya dalam Islam tidak dianjurkan untuk berutang, jika tidak benar-benar membutuhkan.
  2. Artinya, jika seseorang masih bisa berusaha untuk membayar sesuatu, jangan lah berutang.
  3. Jika terpaksa berutang kepada seseorang, wajib hukumnya untuk melunasi.
  4. Hal ini dilakukan karena dalam Islam perihal hutang menyangkut dunia dan akhirat.

Bahkan, saat seseorang meninggal dalam keadaan berutang, ahli warisnya wajib untuk melunasinya. Hemat itu jauh lebih berkah, mulailah untuk mencoba mengaplikasikan tips mengatur menurut ajaran Islam ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, keuangan dalam situasi apa pun akan menjadi lebih teratur dan terhindar dari kerugian finansial.
Lihat jawaban lengkap

Siapa yang paling berhak atas uang suami?

Page 3 –

  • HARIAN HALUAN – Sebagai kepala rumah tangga, suami berkewajiban memberikan kepada keluarganya.
  • Namun, sebagian suami terkadang tidak memberikan seluruh penghasilannya kepada istri karena sejumlah alasan.
  • Selain kepada istri, suami terkadang juga memberikan uang hasil kerjanya kepada orang-orang terdekatnya seperti ibu, ayah, maupun adik-adiknya.
  • Lalu, siapa sebenarnya yang paling berhak menerima uang dari suami?
  • Dilansir dari tayangan YouTube Al-Bahjah TV, menjawab pertanyaan salah seorang jamaah terkait siapa yang paling berhak menerima uang suami.

“Seorang suami wajib bekerja untuk menafkahi keluarganya, yang mau saya tanyakan uang dari hasil kerjanya itu yang berhak menerima duluan siapa? Apakah istri, ayah suami, kakaknya, atau bagaimana buya?,” ucap salah seorang jamaah, dikutip dari tayangan YouTube, Selasa 18 Mei 2022.

  1. kemudian menjelaskan siapa yang paling berhak menerima uang dari suami.
  2. “Suami itu memberikan kepada istri dan anaknya secukupnya, selebihnya mau diberikan kepada masjid, pondok pesantren, adik, kakak, ibu, bebas,” ucapnya.
  3. Namun menegaskan bahwa anak dan istri tetaplah yang paling utama.

: Siapa yang Paling Berhak dengan Uang Suami? Ini Penjelasan Tokoh Islam
Lihat jawaban lengkap

Gaji suami milik siapa menurut Islam?

Hak Istri dalam Gaji Suami Menurut Pandangan Islam – Siapa Yang Berhak Memegang Uang Dalam Rumah Tangga Menurut Islam Keuangan adalah salah satu pilar penting dalam kehidupan rumah tangga. Bila keuangan relatif stabil maka akan membentuk keluarga yang sejahtera. Dalam Islam, posisi pencari nafkah dibebankan kepada suami sebagai kepala keluarga. Sedangkan, istri memiliki tugas untuk mengatur rumah dan mengurus keluarga.

Pandangan ini kemudian memunculkan anggapan bahwa gaji suami adalah milik istri sepenuhnya. Namun, benarkah demikian? Mengutip Republika.id, Oni Sahroni, anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia mengatakan bahwa pendapatan suami adalah milik bersama yang artinya ada juga hak istri dalam nominal tersebut.

You might be interested:  Kartu Kredit Yang Bekerjasama Dengan Tokopedia?

Hal ini dilakukan sesuai dengan pembagian tugas dalam Islam, yakni suami adalah pencari nafkah sedangkan istri mengurus rumah tangga. Siapa Yang Berhak Memegang Uang Dalam Rumah Tangga Menurut Islam Terkait besaran hak istri dalam gaji milik suami, dalam Islam sebetulnya tidak diatur. Namun, sesuai dengan mazhab Malikiyyah dan sebagian Syafi’iyyah ( Raudhah al-Thalibin 9/40), besarannya disesuaikan dengan kemampuan suami dan kelaziman sesuai tempat dan waktu tertentu. Siapa Yang Berhak Memegang Uang Dalam Rumah Tangga Menurut Islam Kelaziman yang dimaksud merujuk pada kebutuhan dasar yang harus segera dipenuhi. Sebagai contoh: setiap bulannya ada tagihan listrik, angsuran rumah, biaya pendidikan anak, biaya untuk makan sehari-hari keluarga, dan lain sebagainya. Kebutuhan ini harus dipenuhi terlebih dahulu oleh suami.
Lihat jawaban lengkap

Uang suami milik siapa?

Benarkah Uang Suami Milik Istri dan Uang Istri Milik Istri? Begini Padangan Menurut Islam Siapa Yang Berhak Memegang Uang Dalam Rumah Tangga Menurut Islam Islam sudah mengatur soal kepemilikan harta atau uang suami istri. (foto: ilustrasi) JABARNEWS | JAKARTA – Saat ini sebagian masyarakat Indonesia memahami bahwa uang suami milik istri, sementara uang istri milik istri. Dari pemahaman ini, tak sedikit menganggap hak kepemilikan istri lebih besar dari suami.

Padahal ribuan tahun lalu Islam dengan tegas mengatur hak dan kewajiban suami istri. Termasuk di dalamnya mengatur hak kepemilikan harta dalam rumah tangga. Hal ini juga pernah ditanyakan warga Tangerang kepada NU Online. Lalu bagaimana hukumnya menurut Islam? Dikutip dari NU Online, pada saat Islam datang, peradaban manusia terkait kedudukan perempuan terbilang masih rendah.

Saat itu kondisi perempuan berada dalam “perbudakan.” Selagi kecil, seorang perempuan berada di bawah belenggu ayahnya. Lalu setelah menikah, belenggu perempuan berpindah tangan kepada suaminya. Sebagai entitas di bawah kuasa orang lain, perempuan saat itu tidak memiliki hak atas harta.

  • Tidak heran jika Surat At-Takwir ayat 8 dan ayat 9 menyinggung anak perempuan yang dikubur hidup-hidup.
  • Al-Qur’an mempertanyakan dosa apa yang dilakukan anak perempuan sehingga layak dibunuh hidup-hidup.
  • Adapun Surat At-Takwir ayat 8 dan ayat 9 berbunyi sebagai berikut:
  • وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَت بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَت
  • Artinya, “Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh.”
  • Oleh karena itu, Islam kemudian datang untuk membebaskan perempuan dari belenggu perbudakan yang menjadi sistem sosial saat itu.

Islam mengembalikan atau memulihkan kepribadian perempuan yang disia-siakan. Islam memberikan hak kepada perempuan secara sempurna dalam relasinya dengan masyarakat dan keluarga. Hal ini disebutkan oleh Imam M Abu Zahrah dalam Ushulul Fiqih-nya ketika membahas sisi kemukjizatan Al-Qur’an.

  1. Dari semangat Al-Qur’an dalam pemulihan hak-hak perempuan ini, ulama fiqih kemudian memberikan garis yang jelas terkait hak kepemilikan bagi perempuan dalam hal ini sebagai istri.
  2. Ulama mengatakan bahwa seorang perempuan berhak atas mahar dan nafkah; dan berhak diperlakukan secara manusiawi.
  3. للزوجة حقوق مالية وهي المهر والنفقة، وحقوق غير مالية: وهي إحسان العشرة والمعاملة الطيبة، والعدل

Artinya, “Istri memiliki hak atas materi berupa mahar dan nafkah; dan hak nonmateri berupa perlakuan yang baik, interaksi yang menyenangkan, dan keadilan.” (Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh,, cetakan kedua, juz VII, halaman 327).

Dengan demikian, perempuan memiliki kedaulatan atas kepemilikan harta. Kedaulatan perempuan atas kepemilikan harta ini tertuang jelas dalam perintah Al-Qur’an pada Surat An-Nisa’ ayat 4 perihal kewajiban pemberian mahar oleh seorang suami kepada istrinya. وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا Artinya, “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.

Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (Surat An-Nisa’ ayat 4). Dari sini kemudian dapat disimpulkan bahwa Islam memberikan garis yang jelas terkait hak laki-laki dan hak perempuan.

  • Perempuan dalam hal ini istri memiliki hak atas harta, yaitu mahar dan nafkah.
  • Sedangkan laki-laki dalam hal ini suami juga memiliki hak atas harta.
  • Lalu bagaimana dengan pernyataan “uang suami milik istri dan uang istri milik istri?” Pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah.

Kalimat tersebut mengandung dua pernyataan yang perlu diuji satu per satu. Pertama, pernyataan, “uang suami (adalah) milik istri”. Uang suami mungkin saja milik istri dan mungkin juga bukan milik istri. Uang suami yang menjadi milik istri adalah hak nafkah yang seharusnya diterima oleh istri.

  • Tetapi uang suami mungkin juga bukan milik istri, yaitu uang suami di luar keperluan nafkah istri (dan anak).
  • Dengan demikian, kalau dikatakan bahwa (semua) uang suami adalah milik istri justru merampas hak suami atas kepemilikan uangnya.
  • Adapun pernyataan kedua, “uang istri milik istri,” adalah benar adanya sebagaimana dijamin oleh Islam terkait hak perempuan atas kepemilikan harta.

Penjelasan ini tampak sangat teknis dan domestik sekali. Tetapi hak-hak suami dan istri ini perlu dibicarakan sehingga jelas kedudukan masing-masing pihak atas kepemilikannya. Namun demikian pada praktiknya secara umum, suami dan istri mengelola (memberikan pertimbangan setidaknya) secara bersama uang yang mereka miliki dan satu sama lain dapat saling membantu dalam mengatasi keuangan satu sama lain seperti dinyatakan dalam Surat An-Nisa’ ayat 4.
Lihat jawaban lengkap

Berapa persen hak istri dari gaji suami?

Bagaimana jika Istri Juga Bekerja? – Siapa Yang Berhak Memegang Uang Dalam Rumah Tangga Menurut Islam Image: Unsplash Di zaman sekarang, banyak istri yang juga membantu perekonomian keluarga dengan bekerja. Bahkan, beberapa ada yang gajinya lebih besar dari sang suami. Lantas, apakah ia tidak berhak atas nafkah istri lagi?

Yang pertama harus dipahami adalah, tidak mengkotak-kotakkan penghasilan suami dan istri. Kedua, merujuk pada poin pertama, ada baiknya penghasilan suami-istri di awal bulan dijadikan satu. Setelah itu, seluruh penghasilan dibagi menyesuaikan kebutuhan rumah tangga, seperti belanja bulanan, pendidikan anak, cicilan (kendaraan, rumah), investasi (asuransi, deposito), serta kebutuhan pribadi suami dan istri –menggunakan rumusan di atas.

Dengan demikian, tidak ada yang merasa bahwa dirinya lebih super dari yang lain dan semua kebutuhan rumah tangga terpenuhi dengan baik. Banyak pasangan bertengkar hingga memutuskan berpisah dengan alasan keuangan, seperti suami tidak bekerja, penghasilan istri lebih besar dari suami, suami tidak memberikan nafkah istri, dan masih banyak lagi.

Usahakanlah selalu terbuka dan mendiskusikan setiap masalah keuangan rumah tangga Anda dan mencari jalan keluar yang tidak merugikan salah satu pihak. *** Demikian penjelasan soal berapa persen nafkah istri dari gaji suami. Di sisi lain, kelolalah keuangan dengan baik agar selalu dapat mencukup kebutuhan rumah tangga Anda.

Dijamin, dengan keterbukaan dan kekompakan, semua masalah keuangan rumah tangga Anda akan selalu teratasi dengan baik. Baca juga: 22 Cara Menghemat Uang Belanja Keluarga yang Perlu Anda Coba Kisah Ibu 3 Anak yang Dijatah Uang Belanja 30 Ribu per Hari, Bagaimana Mengaturnya? 12 Kewajiban Suami Terhadap Istri, Bunda sudah tahu? Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent ! Tersedia di iOS dan Android,
Lihat jawaban lengkap

Berapa kewajiban istri kepada suami?

3. Menjaga diri saat suami tak ada – Seorang wanita yang sudah menikah dan memulai rumah tangga maka harus membatasi tamu-tamu yang datang ke rumah. Ketika ada tamu lawan jenis maka yang harus dilakukan adalah tidak menerimanya masuk ke dalam rumah kecuali jika ada suami yang menemani dan seizin suami.

  1. Arena perkara yang dapat berpotensi mendatangkan fitnah haruslah dihindari.
  2. Allah SWT berfirman, “Wanita shalihah adalah yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara mereka.” (QS.
  3. Annisa:34).
  4. Esimpulan Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bah wa Al-Quran telah memberi petunjuk kepada pasangan suami istri tentang bagaimana semestinya membina rumah tangga agar dapat mendatangkan sakinah mawaddah dan rahmah dalam rumah tangga.

Tentu caranya tidak lain adalah dengan menjalankan kewajiban masing-masing sebagai suami istri. Adapun kewajiban suami terhadap isteri yakni memberikan mahar kawin, nafkah yang layak sesuai kemampuan, pakain dan Tempat Tinggal, menggauli istri secara makruf (baik), menjaga istri dari dosa, memberikan cinta dan kasih sayang.

  1. Selain suami, istri juga harus menjalankan kewajibannya terhadap suami, yakni mentaati suami, mengikuti tempat tinggal suami, melayani kebutuhan biologis suami kecuali ada halangan syar’i, menjaga diri saat suami tak ada, dan tidak keluar rumah kecuali dengan izin suami.
  2. DAFTAR PUSTAKA Al-Khalidi, Shalah ‘Abdul Fattah.

Mudah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 Shahih, Sistematis, Lengkap, terj. Engkos Kosasih, et al, cet. kedua. Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2017. _ Mudah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2 Shahih, Sistematis, Lengkap, terj. Engkos Kosasih, et al. Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2017.

Arifandi, Firman. Serial Hadist 6 : Hak Kewajiban Suami Istri, Jakarta : Rumah Fiqih Publishing.2020. Asy-Sya’rawi, Muhammad Mutawalli. Suami Istri Berkarakter Surgawi, terj. Ibnu Barnawa, cet. kelima. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010. Bigha, Musthafa Diibul. Ihtisar Hukum-Hukum Islam Praktis, alih bahasa oleh Uthman Mahrus.

Semarang: Asy Syifa’, 1994. Dahlan, Abdul Azis et al. Ensiklopedi Hukum Islam, vol.4. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000. Departemen Agama RI. Bahan Penyuluhan Hukum, ed.V. Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001. Khallaf, Abdul Wahab.

  1. Aidah-kaidah Hukum Islam, Ilmu Ushul Fiqh, terj.
  2. Noer Iskandar al Barsany dan Moh.
  3. Tolhah Mansoer, Ed. I, cet. VII.
  4. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
  5. Ma’ani, Abd al-‘Adzim dan Ahmad al-Ghundur.
  6. Hukum-Hukum dari Al-Qur’an dan Hadis, terj.
  7. Usman Sya’roni.
  8. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003.
  9. Muhammad, Abu Ja’far bin Jarir Ath-Thabari.

Tafsir Ath-Thabari Jilid 6, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009. Nida, Shofia, “Suami Tidaklah Sama Dengan Bos Yang Dapat Memerintah Istrinya Sesuka Hati”, dalam https://www.brilio.net/wow/kewajiban-seorang-suami-terhadap-istri-dalam-ajaran-agama-islam-2006108.html.10 Juni 2020.

  1. Rusyd, Ibnu.
  2. Tarjamah Bidayatu ‘l-Mujtahid, terj.M.A.
  3. Abdurrahman dan A.
  4. Haris Abdullah.
  5. Semarang: Asy Syifa’, 1990.
  6. Al-A’raf,7: 189.
  7. Departemen Agama RI, Bahan Penyuluhan Hukum, ed.
  8. V (Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001), 167.
  9. Abd al-‘Adzim Ma’ani dan Ahmad al-Ghundur, Hukum-Hukum dari Al-Qur’an dan Hadis, terj.

Usman Sya’roni (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003), 108. Firman Arifandi, Serial Hadist 6 : Hak Kewajiban Suami Istri (Jakarta : Rumah Fiqih Publishing, 2020), 7. Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, Ilmu Ushul Fiqh, terj. Noer Iskandar al Barsany, Moh.

Tolchah Mansoer, Ed.I., cet. VII (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), 340. Musthafa Diibul Bigha, Ihtisar Hukum-Hukum Islam Praktis, terj. Uthman Mahrus (Semarang: Asy Syifa’, 1994), 244. Shalah ‘Abdul Fattah Al-Khalidi, Mudah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2: Shahih, Sistematis, Lengkap, terj. Engkos Kosasih, dkk (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2017), 215-216.

Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari Jilid 6 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), 415. Shofia Nida, “Suami Tidaklah Sama Dengan Bos Yang Dapat Memerintah Istrinya Sesuka Hati”, dalam https://www.brilio.net/wow/kewajiban-seorang-suami-terhadap-istri-dalam-ajaran-agama-islam-2006108.html (10 Juni 2020).

  • Abdul Azis Dahlan et al., Ensiklopedi Hukum Islam, vol.4 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2000), 1281.
  • Ibnu Rusyd, Tarjamah Bidayatu ‘l-Mujtahid, terj.M.A.
  • Abdurrahman dan A.
  • Haris Abdullah (Semarang: Asy Syifa’, 1990), 464-465.
  • Shalah ‘Abdul Fattah Al-Khalidi, Mudah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1: Shahih, Sistematis, Lengkap, terj.

Engkos Kosasih, et al., cet. kedua (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2017), 446 Shalah ‘Abdul Fattah Al-Khalidi, Mudah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2: Shahih, Sistematis, Lengkap, terj. Engkos Kosasih, et al., cet. kedua (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2017), 248. Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi, Suami Istri Berkarakter Surgawi, terj.
Lihat jawaban lengkap

Bagaimana pengaturan keuangan keluarga yang ideal?

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Efektif Kehidupan rumah tangga tidak lepas dari masalah keuangan. Karena itu, mengatur keuangan rumah tangga bukanlah perkara yang mudah. Perlu cara mengatur keuangan rumah tangga yang benar agar seluruh kebutuhan keluarga bisa terpenuhi.

Banyak faktor yang mempengaruhi keuangan rumah tangga. Mulai dari kebutuhan wajib yang harus dipenuhi hingga keinginan atau konsumsi yang bersifat tambahan atau hiburan. Mengatur keuangan rumah tangga bukan hanya menjadi tanggung jawab satu orang saja. Baik suami maupun istri, sama-sama mempunyai peran yang vital dalam mengatur keuangan rumah tangga.

Apa risiko yang terjadi apabila Anda salah dalam mengatur keuangan rumah tangga? Dampaknya bisa sangat buruk. Missed manajemen dalam mengatur keuangan rumah tangga bisa saja mengganggu keharmonisan keluarga. Lalu bagaimana cara mengatur keuangan rumah tangga yang baik dan benar? Berikut adalah cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatur keuangan rumah tangga secara efektif.

Pahami Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan Cara mengatur keuangan rumah yang pertama adalah memahami apa itu kebutuhan dan keinginan. Ketika Anda sudah berumah tangga, sudah pasti ada kebutuhan-kebutuhan yang wajib dipenuhi. Contohnya kebutuhan untuk keperluan sehari-hari seperti makan hingga alokasi pendidikan apabila Anda sudah memiliki buah hati. Namun, pada praktiknya, keuangan rumah tangga tidak hanya digunakan untuk kebutuhan yang bersifat wajib melainkan juga digunakan untuk belanja yang berdasar dari keinginan semata. Celakanya, terkadang kita malah mengalokasikan dana rumah tangga lebih banyak bukan pada kebutuhan tapi keinginan. Padahal, banyak dari keinginan kita yang sebenarnya belum perlu-perlu amat. Contohnya seperti membeli fesyen terbaru, gadget terkini, liburan, hingga barang-barang lainnya yang bersifat sekunder dan tersier. Semuanya, bisa memakan dana yang tidak sedikit. Meski begitu, kesemua hal tersebut bukannya dilarang untuk dipenuhi. Artinya, Anda baru boleh mengalokasikan dana untuk hal-hal tersebut setelah kebutuhan primer rumah tangga terpenuhi. Apa saja kebutuhan primer rumah tangga? Yang pertama jelas kebutuhan untuk hidup sehari-hari seperti makan, transportasi, pendidikan anak ataupun cicilan rumah. Jadi, cara mengatur keuangan rumah tangga yang pertama perlu Anda lakukan adalah pahami perbedaan kebutuhan dan keinginan. Penuhi dulu kebutuhan rumah tangga baru alokasikan keuangan untuk keinginan pribadi. Hitung seluruh pendapatan Untuk mengatur keuangan rumah tangga yang efektif, yang perlu Anda lakukan adalah menghitung seluruh pendapatan yang masuk selama satu bulan. Pendapatan yang dimaksud di sini bukan hanya dari penghasilan gaji bulanan, tapi juga termasuk insentif yang Anda dapat bila menerima upah lembur hingga keuntungan bila Anda berinvestasi. Ini penting dilakukan agar Anda bisa membagi alokasi penghasilan yang Anda miliki ke kebutuhan yang harus Anda penuhi. Ingat, yang pertama harus dipenuhi adalah kebutuhan yang bersifat primer. Dengan menghitung seluruh pendapatan, mengatur keuangan rumah tangga menjadi lebih mudah. Buat daftar pengeluaran prioritas bulanan Berikutnya adalah membuat daftar pengeluaran prioritas selama sebulan. Daftar ini membantu Anda dalam mengatur keuangan rumah tangga secara efektif. Dengan membuat daftar prioritas, alokasi dan pengeluaran dana rumah tangga menjadi lebih tertata. Pengeluaran rumah tangga yang masuk daftar prioritas antara lain biaya makan sehari-hari, belanja dapur, tagihan listrik, tagihan air, biaya transport kerja, pendidikan anak apabila sudah memasuki usia sekolah, hingga cicilan kendaraan atau rumah. Selain membantu mengatur keuangan rumah tangga, Daftar ini akan menjadi pengingat bahwa kebutuhan prioritas harus terpenuhi terlebih dahulu baru kemudian bisa dialokasikan untuk kebutuhan sekunder dan tersier. Siapkan dana darurat Cara mengatur keuangan rumah tangga berikutnya adalah mempersiapkan dana darurat. Dalam menjalani kehidupan berumah tangga, tidak semuanya bisa berjalan mulus sesuai yang direncanakan. Banyak hal yang tiba-tiba saja terjadi di luar rencana. Contoh yang sering terjadi adalah musibah seperti kecelakaan, PHK, hingga krisis ekonomi yang berskala besar. Apabila salah satu dari ketiga hal tersebut terjadi, maka sumber penghasilan rumah tangga bisa terganggu. Saat itulah manfaat memiliki anggaran dana darurat bisa dirasakan. Untuk itu, sebagai cara mengatur keuangan rumah tangga yang baik penting bagi Anda untuk mempersiapkan dana darurat. Caranya, selain untuk kebutuhan pokok, sisihkan sebagian dari penghasilan Anda setiap bulan untuk dana darurat. Besarannya relatif bisa 10-30 persen dari penghasilan yang Anda dapat tiap bulannya. Ingat, uang yang Anda sisihkan setiap bulan adalah untuk dana darurat yang hanya digunakan sewaktu-waktu atau dalam keadaan darurat. Jaga rasio hutang Untuk mengatur keuangan rumah tangga, yang paling baik sebenarnya adalah menghindari hutang. Sebab, tagihan dan kewajiban membayar hutang bisa menjadi beban yang membuat keuangan rumah tangga terganggu. Namun, ada sejumlah faktor yang mau tidak mau membuat Anda berhutang. Sebagai saran, bila terpaksa berhutang, dipergunakan untuk hal-hal yang merupakan kebutuhan pokok namun tidak dapat dipenuhi dalam waktu dekat. Contoh, cicilan rumah. Di luar itu, sebaiknya hindari untuk berhutang. Selain itu, yang wajib Anda lakukan untuk mengatur keuangan yang baik adalah menjaga rasio utang Anda. Sebisa mungkin, pastikan kewajiban Anda membayar tagihan hutang tidak melebihi 30 persen dari penghasilan yang Anda miliki. Lebih dari itu, keuangan rumah tangga Anda bisa terganggu. Alokasikan untuk tabungan, asuransi, dan investasi Selain mengalokasikan penghasilan untuk dana cadangan atau darurat, Anda juga perlu mengalokasikan penghasilan untuk keperluan di luar kebutuhan rutin. Antara lain pengeluaran untuk tabungan, asuransi, dan investasi. Ketiganya termasuk dalam cara mengatur keuangan yang baik.

You might be interested:  Poin Bni Kartu Kredit Untuk Apa?

Ketiganya memiliki manfaat yang tidak sedikit. Tabungan, seperti kita ketahui, jelas berguna untuk keperluan saat ini dan masa depan. Penghasilan yang Anda simpan di tabungan bisa digunakan untuk pengeluaran sehari-hari ataupun keperluan mendadak. Sedangkan asuransi, bermanfaat untuk melindungi diri dari biaya kesehatan.

Sementara investasi bisa digunakan sebagai tabungan jangka panjang sehingga uang yang Anda miliki tidak habis begitu saja. Keuntungan yang dihasilkan dari investasi yang Anda lakukan bisa menjamin kehidupan di hari tua nanti. Dalam mengatur keuangan rumah tangga, banyak cara yang bisa dilakukan untuk menabung, memiliki asuransi, dan berinvestasi.

Saat memutuskan untuk menabung, Anda harus tau mana tempat terbaik untuk menyimpan uang yang Anda miliki, yakni bank. Menabung di Bank selain memiliki beberapa keuntungan juga menjamin keamanan uang yang Anda miliki. Selain itu, dengan menabung di bank, pengeluaran keuangan Anda bisa lebih mudah terpantau dan terkontrol.

  1. Tak perlu ragu memilih di mana bank Anda bisa menyimpan uang.
  2. Saat ini, banyak bank yang menawarkan banyak keuntungan dan kemudahan dalam membuat tabungan maupun berinvestasi.
  3. Salah satunya Bank Di CIMB Niaga, ada beragam jenis tabungan yang ditawarkan.
  4. Anda bisa menentukan jenis tabungan sesuai dengan kebutuhan.

Salah satunya adalah, Lewat OCTO Saves, Anda dapat menikmati fasilitas bebas biaya hingga 60x tiap bulan. Lalu, ada yang memudahkan Anda yang terbiasa menggunakan tabungan dengan sistem setoran rutin. Bukan hanya itu, CIMB Niaga juga memiliki layanan tabungan investasi seperti,

Melalui layanan deposito berjangka CIMB Niaga, Anda bisa memperoleh kemudahan dan keuntungan seperti antara lain dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman, pilihan waktu penempatan yang fleksibel, dan pencairan deposito yang langsung dilakukan ke rekening nasabah. Tertarik untuk dengan layanan tabungan di CIMB Niaga? Langsung klik untuk mengetahui jenis tabungan CIMB Niaga lainnya serta syarat dan ketentuan berlakunya.

: Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Efektif
Lihat jawaban lengkap

Lebih baik sedekah atau menabung?

Definisi dan Tujuan – Sebelum mengetahui mana yang didahulukan dari nabung vs sedekah, maka kita perlu mengetahui dulu tujuan dari masing-masing. Menabung adalah kegiatan menyimpan sebagian uang. Menabung bertujuan agar kita di kemudian hari memiliki cukup dana yang bisa dipergunakan untuk berbagai hal, terutama untuk kebutuhan yang penting dan mendesak seperti pendidikan atau kesehatan.

  • Sementara itu, sedekah adalah memberikan sedikit rezeki kepada yang membutuhkan.
  • Sedekah menurut Islam memiliki beberapa tujuan, antara lain yaitu mendapat pahala, membuka pintu rezeki, membuat kita terhindar dari penyakit baik jasmani maupun rohani, menjauhkan kita dari api neraka, dan masih banyak lagi.

Dari aspek sosial, sedekah membuat kita selalu merasa bahagia dan bersyukur dengan adanya rezeki yang kita miliki serta dapat belajar untuk memiliki rasa empati dengan turut merasakan bagaimana penderitaan saudara-saudara kita di luar sana yang hidupnya kekurangan.
Lihat jawaban lengkap

Apa Penyebab uang cepat habis menurut Islam?

3. Kikir dan Pelit – Kebiasaan ataupun sifat seseorang yang kikir dan pelit sebaiknya tidak dikembangkan karena bisa menutup pintu rezeki. Karena itulah banyak hadist mengungkapkan sifat kikir dan pelit menjadi penyebab utama uang habis dalam waktu cepat.

  • Untuk itu, penyebab uang habis dalam Islam sendiri bisa dihilangkan dengan cara merubah sifat dan karakter dari kikir serta pelit menjadi lebih suka bersedekah.
  • وَلَا يَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا۟ بِهِۦ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka.

Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Berbagai macam kebiasaan buruk bisa menjadi penyebab uang habis dalam Islam.
Lihat jawaban lengkap

Menyimpan uang yang aman dimana?

Simpan di Tempat Kering – Joko memberi saran agar uang disimpan di tempat kering. Hal ini dilakukan agar uang tidak berjamur. “Jangan disimpan di tempat lembab. Kalau berjamur nanti bisa rusak. Meskipun sekarang ini bahan uang kertas semakin baik,” kata Joko ditemui di KPw BI Solo, Selasa (13/9/2022).
Lihat jawaban lengkap

Mana yang lebih dulu nafkah istri atau ibu?

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda. Mulailah dengan menyedekahi dirimu sendiri. Jika ada sisa sedekahkanlah dengan keluargamu dan jika masih sisa berikanlah dengan kerabatmu.

  1. HR. Muslim, No.997 Nafkah keluarga juga tetap wajib meski kepala keluarga jatuh miskin, sedangkan nafkah orang tua wajib jika si anak mampu dan para ulama telah sepakat akan kewajibannya mendahulukan nafkah istri dan anaknya sebelum orang tua.
  2. Setelah menikah seorang suami harus bersikap adil dan bijak terhadap istri dan orang tuanya.

Tidak melalainkan hak-hak istrinya dan tidak melalainkan bakti kepada orang tuanya. Tidak bersikap dzolim kepada salah satu pihak. Masing-masing harus memiliki hak yang harus dipenuhi secara adil dan sesuai ketentuan syarat. Nafkah ke istri lebih didahulukan daripada nafkah orang tua ( Jangan lupa kewajiban kepada istri dan tidak melalainkan bakti kepada orang tua),

  • Suami memiliki kewajiban nafkah kepada istri dan anak-anaknya.
  • Ia juga berkewajiban menafkahi orang tua yang tidak punya harta dan pekerjaan yang mencukupi kebutuhannya.
  • Ibnu Mundzir berkata ” Para ulama sepakat, menafkahi orang tua yang miskin tak punya pekerjaan dan tidak punya harta merupakan kewajiban yang ada dalam harta anak baik kedua orang tua itu muslim atau kafir, baik anak itu lelaki atau perempuan”.

Beliau mendasarkan Firman Allah Ta’ala. افًمَعْرُوْالدُّنْيَا فِى وَصَاحِبْهُمَا Artinya: “Dan pergauilah keduanya didunia dengan baik “. (Qs Luqman :15) Dianttaranya melalui nefkah dan pemberian yang membuat mereka senang. Siapa Yang Berhak Memegang Uang Dalam Rumah Tangga Menurut Islam Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Beri Komentar Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
Lihat jawaban lengkap

Apakah suami wajib memberikan semua gaji kepada istri?

Nafkah suami kepada istri adalah kewajiban dan berdosa jika tidak dipenuhi – Terdapat banyak dalil yang menunjukkan wajibnya seorang suami memberikan nafkah kepada Istri. الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ” Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka ” (QS.

An Nisa: 34). Adanya hak istri dalam gaji suami adalah keharusan karena wajib hukumnya seorang suami memberi nafkah kepada istrinya dan keluarganya. Bisa tidak dilaksanakan maka ia berdosa. Selain itu, لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلاَّ مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْراً,

” Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya.

Wajibnya nafkah, sehingga memberi nafkah pada istri hukumnya wajibNafkah dikaitkan dengan keadaan suami. Jika suami memiliki kelebihan harta, maka sesuaikan dengan yang Allah karuniakan baginya. Jika suami kekurangan harta, maka semampunya sesuai dengan apa yang Allah berikan padanya dalam kondisi tersebut.

Dengan demikian, hak istri dalam gaji suami adalah sebatas pemenuhan makanan, pakaian, dan tempat tinggal dan berdosa jika suami tidak memberikan hak istri dalam gaji suami. Bagaimana dengan “uang jajan” istri?
Lihat jawaban lengkap

Apakah suami wajib memberi uang kepada orang tua?

Kehidupan seseorang setelah menikah tentu akan berubah. Kehidupan yang sebelumnya bertumpu pada orang tua, setelah menikah harus menanggung kehidupan sendiri. Bahkan, bagi seorang pria, ia harus menanggung orang lain, yakni istri dan anaknya. Itulah mengapa ada sebagian orang yang mengucapkan “selamat menempuh hidup baru” pada pasangan yang baru menikah.

Hukum Pinjam Uang di Bank Syariah Hukum Trading dalam Islam Hukum Menyambung Rambut Hukum Wanita Bekerja Dalam Islam Hukum Semir Rambut Warna Hitam

Allah SWT berfirman: ” Kaum lelaki itu adalah pemimpin dan pelindung bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (lelaki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka,” (QS.

An Nisa: 34) Dari Mu’awiyah Al Qusyairi Ra, dia berkata: Aku bertanya, ” Wahai Rasulullah, apakah hak isteri salah seorang dari kami yang menjadi kewajiban suaminya?” Beliau menjawab, “Engkau memberi makan kepadanya, jika engkau makan. Engkau memberi pakaian kepadanya, jika engkau berpakaian. Janganlah engkau pukul wajahnya, janganlah engkau memburukkannya, dan janganlah engkau meninggalkannya kecuali di dalam rumah “.

(HR. Abu Dawud) Dalil-dalil di atas sudah sangat jelas bahwa bagi seorang pria menafkahi keluarganya adalah wajib hukumnya. Lalu bagaimana jika menafkahi orang tua? Apakah hukumnya wajib, atau sunah atau yang lainnya? Baca:

Kewajiban Anak Perempuan Terhadap Orang Tua setelah Menikah Kewajiban Anak Laki-Laki Terhadap Ibunya Setelah Menikah Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak yang Sudah Menikah Keutamaan Berbakti Kepada Orang tua Cara Mendidik Anak Menurut Islam

Memberi nafkah untuk orang tua tentu saja memiliki nilai kebaikan. Akan tetapi, dalam memberikan nafkah kepada mereka, kita juga perlu melihat kondisi keluarga. Apakah kebutuhan keluarga telah terpenuhi atau belum. Jika dirasa kebutuhan keluarga telah terpenuhi, maka kita dapat memberikan sebagian penghasilan kepada mereka.

  1. Dari Jabir bin Abdillah R.a,, Rasulullah Saw.
  2. Bersabda, ” Mulailah bershadaqah dengannya untuk dirimu sendiri.
  3. Jika masih ada sisanya, maka untuk keluargamu.
  4. Jika masih ada sisanya, maka untuk kerabatmu.
  5. Dan jika masih ada sisanya, maka untuk orang-orang di sekitarmu. ” (H.R. Muslim).
  6. Bagi seorang pria (suami) memberi nafkah kepada orang tua hanya merupakan amal saleh dalam rangka berbakti kepada mereka.

Adapun bagi seorang wanita (istri) tidak memiliki kewajiban dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan juga orang tuanya. Jika melihat perkembangan saat ini, seorang wanita bekerja layaknya seorang pria bukan lagi hal yang aneh. Hal tersebut dapat dengan mudah kita temui, terlebih di kota-kota besar.

  • Setelah seorang wanita (istri) bekerja, tentu ia akan memiliki penghasilannya sendiri.
  • Dengan begitu, penghasilannya tersebut merupakan hak istri sepenuhnya.
  • Meski istri bekerja atas izin suami, tak ada kewajiban bagi istri meminta izin kepada suami untuk membelanjakan harta yang ia miliki atau bahkan memberikan kepada orang tuanya.

Adapun menafkahi orang tua menjadi wajib hukumnya bagi seorang anak (laki-laki atau wanita) dikarenakan beberapa sebab, yaitu: 1. Kedua Orang Tuanya Miskin Memberikan nafkah kepada orang tua sejatinya adalah bukan merupakan suatu kewajiban, melainkan hanya bernilai kebaikan atau tanda bakti terhadap mereka.

Namun, jika orang tuanya miskin dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, maka seorang anak wajib memberikan nafkah untuknya. Allah SWT berfirman: ” Dan Tuhanmu telah telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.

” (Al Isra’: 23) Sebagian ulama juga sepakat terhadap hal ini: Imam Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan, “Para ulama telah berijma’ bahwasanya orang tua yang fakir dan tidak punya penghasilan serta tak punya harta, wajib bagi anaknya memberikan nafkah untuk mereka dari hartanya.” (Al Mughni 11/373).

Keutamaan Mendidik Anak Perempuan Keutamaan Doa Seorang Ibu Anak Durhaka Dalam Islam Peran Ayah Dalam Keluarga Keluarga Dalam Islam

2. Kondisi Orang Tua yang Sudah Tidak dapat Bekerja (Lanjut Usia) Apabila orang tua sudah tidak lagi dapat bekerja karena usianya yang semakin tua, maka kita sebagai anak wajib mamberikan nafkah kepadanya. Karena tentu saja jika orang tua tidak lagi berpenghasilan, maka dari mana mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya? Orang yang paling pantas untuk mengurus segala kebutuhan mereka tidak lain adalah anaknya sendiri.

Imam al-Dardir mengatakan, “(Wajib memberikan nafkah) jika orang tua itu tidak mampu lagi berusaha atau bekerja, dan jika tidak begitu (jika orang tua tidak dalam keadaan miskin dan tidak mampu bekerja) maka tidak ada kewajiban bagi anaknya untuk menafkahi. Dan kedua orang tuanya itu dipaksa untuk bekerja, dan ini pendapat yang muktamad (dipegang).” (Hasyiyah Al-Dusuqi ‘ala Syarh Al-Kabir 2/522).3.

Kondisi Anak yang Berkecukupan Sudah sangat wajar bagi seorang anak berbakti kepada orang tuanya. Bahkan hal tersebut merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanankan seorang anak terhadap orang tuanya. Terlebih jika anak tersebut memiliki harta yang berkecukupan.

Maka anak tersebut wajib menafkahi orang tuanya. Karena hal tersebut adalah merupakan tanda bakti kepada orang tuanya. Allah SWT berfirman: ” Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan katakanlah, “Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil,” (QS.

Al Isra: 24) baca:

You might be interested:  Sebutkan Uang Kartal Yang Masih Berlaku Sampai Sekarang?

Anak Perempuan dalam Islam Keluarga Harmonis Menurut Islam Membangun Rumah Tangga Dalam Islam Cara Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Menurut Islam Tips Keluarga Bahagia dalam Islam

4. Memiliki Harta yang Berlebih Setelah Mencukupi Keluarganya Hampir sama dengan poin ke tiga. Akan tetapi, pada poin ini lebih ditekankan bagi anak yang memiliki harta melimpah, tidak hanya sekedar “cukup” untuk menafkahi keluarganya​ saja. Para ulama Al-Hanafiyyah, Asy-Syafi’iyyah dan Al-Hanabilah telah bersepakat bahwa wajib hukumya bagi seorang anak untuk menafkahi orang tuanya sedang dia masih memiliki kelebihan setelah mencukupi keluarganya.

Imam Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Kafi fi Fiqh Al-Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan, “Bahwa sang anak yang wajib menafkahi orang tuanya ini mempunyai nafkah yang lebih setelah ia menafkahi dirinya dan istrinya.” Tanggungjawab seorang pria (suami) memang terbilang berat untuk keluarganya. Namun, janganlah pernah takut untuk menjalaninya.

Karena Allah SWT pasti akan mencukupi segala kebutuhan kalian, jika kalian senantiasa selalu berusaha dan memohon kepada-Nya. Apabila suami memiliki pengahasilan lebih yang dapat memenuhi dan menafkahi istri, anak dan orang tuanya, maka menafkahi ketiganya adalah merupakan sebuah kewajiban.

Cara Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Selama Ramadhan Keutamaan Mendidik Anak Perempuan Pernikahan Beda Agama Konflik dalam Keluarga Ibu Rumah Tangga dalam Islam

Jadi, dapat disimpulkan bahwa menafkahi orang tua setelah menikah hukumnya adalah tidak wajib. Karena kewajiban utama seorang pria (suami) adalah untuk menafkahi keluarganya (istri dan anaknya). Akan tetapi, jika memiliki orang tua dengan kondisi seperti yang dipaparkan di atas, maka wajib hukumnya seorang anak untuk menafkahi orang tua.
Lihat jawaban lengkap

Apa hukum suami memberi nafkah tapi tidak ikhlas?

3. Mengajukan Cerai – Apabila suami tidak ada keinginan untuk berubah, maka istri boleh mengajukan cerai, Jika suami masih berkeinginan menahan istrinya, maka wajib diberikan nafkah. Namun bila tidak, janganlah menyusahkan istri. Allah SWT berfirman: ٱلطَّلَٰقُ مَرَّتَانِ ۖ فَإِمْسَاكٌۢ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌۢ بِإِحْسَٰنٍ ۗ Aṭ-ṭalāqu marratāni fa imsākum bima’rụfin au tasrīḥum bi`iḥsān, Artinya: “(Seorang Suami) boleh menahan atau rujuk dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan (istrinya) dengan cara yang baik,” (QS Al-Baqarah 229).

  1. Itulah penjelasan mengenai hukum suami tidak memberi nafkah untuk keluarganya.
  2. Arena hukum suami tidak memberi nafkah dalam Islam adalah haram, maka berilah dorongan bagi suami agar terus menjalankan salah satu kewajibannya tersebut dan beri solusi yang bisa meringankan bebannya.
  3. Namun, bila suami tetap tidak berusaha dan telah diberi solusi tetapi masih tidak dapat memberi nafkah yang seharusnya, maka beberapa sikap di atas dapat Moms terapkan.

Semoga bermanfaat, Moms!
Lihat jawaban lengkap

Bolehkah suami memberi uang tanpa sepengetahuan istri?

3. Lantas, apakah boleh jika suami meminjamkan uang ketika nafkah istri dan keluarga terpenuhi? – Siapa Yang Berhak Memegang Uang Dalam Rumah Tangga Menurut Islam Pexels.com/Karolina Grabowska Pada dasarnya, yang utama dalam sebuah pernikahan adalah terpenuhinya hak-hak seorang istri berupa nafkah yang merupakan kewajiban dari suami. Misalnya, kebutuhan kamu sebagai istri setiap bulannya sebesar Rp3 juta. Maka, seorang suami wajib mencukupi nafkah dengan jumlah Rp3 juta tersebut.

Namun, apabila sang suami memiliki sisa uang setelah menunaikan kewajibannya kepada istri, uang tersebut menjadi hak bagi suami. Dengan begitu, suami diperbolehkan untuk meminjamkan uang tanpa sepengetahuan istrinya. Tetapi, akan lebih baik jika seorang suami bersikap terbuka perihal pinjaman uang yang diberikan kepada orang lain.

Percayalah, kejujuran dan penjelasan dari kamu akan sangat berarti bagi pasangan. Lagi pula, menutup-nutupi sesuatu hal dari satu sama lain dapat berdampak buruk untuk pernikahanmu! Nggak ingin hal ini terjadi, bukan? Oleh karenanya, junjung selalu transparansi di atas segalanya, ya.
Lihat jawaban lengkap

Apa bedanya nafkah istri dan uang belanja?

Perbedaam Uang Nafkah dan Belanja, Ini Cara Menghitungnya Dalam hal keuangan keluarga kerap didengar istilah uang nafkah dan uang belanja. Rupanya keduanya hal itu memiliki makna yang berbeda, dan porsi yang juga berbeda. Lalu, apa perbedaan nafkah dan uang belanja? Dan, berapa sih uang nafkah dan uang belanja yang wajib diberikan seorang suami kepada istri? Uang belanja merupakan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk biaya listrik, makan dan biaya kebutuhan hidup lainnya.

  • Sementara, uang nafkah istri merupakan uang yang khusus diberikan suami kepada istrinya atau uang jajan.
  • Meski bukan aturan yang saklek, sudah menjadi kesepakatan umum tugas seorang suami adalah menafkahi keluarga agar tercukupi kebutuhannya, sedangkan istri bertugas mengatur dan mengelola keuangan rumah tangga.

Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban seorang suami memberikan nafkah kepada istrinya berupa uang belanja dan nafkah khusus untuk istri atau uang jajan. Di sinilah letak perbedaan nafkah dan uang belanja yaitu pada penggunaan uang tersebut, meski sama-sama diserahkan kepada istri.

  1. Meski istri ikut bekerja dan dapat penghasilan yang turut membantu keuangan keluarga, tetapi tepat tidak menggugurkan kewajiban suami memberi uang nafkah.
  2. Namun, bagaimana jika penghasilan suami lebih rendah dari penghasilan istri? Bila kondisi itu yang terjadi, maka suami harus menyerahkan semua penghasilannya kepada istri, agar dia yang mengatur segala pengeluaran.

Dari pengertian tersebut sudah sangat jelas kalau uang nafkah menjadi kewajiban suami untuk membahagiakan istri. Perkara uangnya mau diapakan oleh istri adalah kewenangannya misalnya mau dipakai untuk mempercantik diri ke salon, tambah koleksi blus di lemari atau membeli kemeja baru buat suami atau anak-anak.

  1. Lantas, berapa sih nominal ideal uang belanja bulanan istri? Ternyata hal ini masih sangat membingungkan.
  2. Sebab, sampai saat ini belum ada UU yang mengatur berapa batas minimal jatah belanja bulanan yang wajib diberikan suami pada istrinya.
  3. Oleh karena itu, untuk nominalnya kembali lagi ke setiap pasangan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap keluarga.

Meski begitu berdasarkan rumus 50:25:25, kamu bisa menjadikannya patokan menentukan jatah ideal uang belanja bulanan istri. Sebesar 50% untuk uang belanja, 25% untuk nafkah istri, 25% buat pegangan suami. Misalnya, gaji suami per bulan Rp20 juta. Maka jatah belanja bulanan istri sebesar Rp10 juta, jatah nafkah istri Rp5 juta, dan uang pegangan suami Rp5 juta per bulan.

Namun, rumus di atas tidak selalu menjadi patokan jatah ideal uang belanja istri. Karena, semuanya tergantung kamu dan pasangan. BACA JUGA: Keluarga yang memiliki anak tentu saja berbeda dengan yang belum punya anak. Apalagi jika pasangan memiliki pekerjaan tetap atau masih serabutan, jelas berbeda pembagiannya.

Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah, membahasnya secara terbuka dengan pasangan. Saling terbuka dan memiliki tujuan keuangan bersama tentu akan membuat kamu dan pasangan tambah dekat. Setelah berumah tangga, keuangan keluarga harus diatur sedemikian rupa dengan segala aturannya supaya kebutuhan keluarga terpenuhi.

Aturan tentang masalah keuangan di dalam rumah tangga, salah satunya uang nafkah dan uang belanja istri, harus jelas sejak awal dengan matang dan terbuka. Ini dilakukan agar tidak terjadi pertentangan di kemudian hari. Karena itu, kamu harus mengelola keuangan bersama pasangan untuk dapat mengetahui apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang.

Pengelolaan keuangan keluarga yang baik tentu akan membuat kehidupan keluarga menjadi semakin baik. Untuk urusan pengelolaan keuangan keluarga, baik suami maupun istri punya hak yang sama. Agar tidak menimbulkan keributan, tugas rumah tangga harus dibagi dengan adil komunikasi yang baik.
Lihat jawaban lengkap

Nafkah istri dan uang belanja itu berbeda?

Banyak orang menganggap bahwa nafkah yang wajib diberikan seorang suami kepada istrinya adalah uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, atau yang biasa disebut sebagai uang belanja. Namun, tahukah kamu, ternyata nafkah istri dan uang belanja adalah dua hal yang berbeda.

  • Uang belanja berupa uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, membayar rekening listrik dan air, dan biaya kebutuhan hidup lainnya.
  • Sedangkan nafkah istri adalah yang khusus yang diberikan suami kepada istrinya atau uang jajan.
  • Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.

(QS. An-Nisa’: 34) Sudah menjadi kewajiban seorang suami yang harus memberi nafkah kepada istrinya berupa uang belanja dan nafkah khusus untuk istri atau uang jajan. Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda: “Dan mereka (para istri) mempunyai hak diberi rizki dan pakaian (nafkah) yang diwajibkan atas kamu sekalian (wahai para suami).” (HR.

  1. Muslim: 2137) Dalam hadist ini disebutkan dua nafkah yang wajib diberikan seorang suami kepada istrinya, yaitu rizki (uang belanja) dan pakaian (nafkah istri).
  2. Baca juga: Untuk Para Suami, Ini 4 Cara Memuliakan Istri ) Namun, Islam juga tidak memberatkan kepada para lelaki untuk memberikan nafkah kepada istrinya.

Para suami memang wajib memberikan nafkah pada istrinya, namun tetap sesuai dengan kemampuannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf, Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.” (QS.al-Baqarah: 233) Para istri juga harus memiliki sifat qana’ah dengan cara bersyukur untuk setiap rizki yang diberikan suaminya dan mengaturnya sebaik mungkin, seperti yang dinasehatkan Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam saat Hindun binti Itbah mengadu pada Rasul tentang suaminya yang kikir.

  • Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda: “Ambil-lah nafkah yang cukup untukmu dan anak- anakmu dengan cara yang wajar.” (HR.Bukhori: 4945) Nah, untuk para suami, mulai sekarang sisihkan uang untuk memberi nafkah istri juga selain untuk memberi uang belanja.
  • Untuk para istri, boleh mengingatkan suaminya untuk memenuhi kewajiban nafkah istri, namun lakukan dengan cara yang wajar dan bersyukurlah atas setiap nafkah yang diberikan suami.

Insha Allah akan membawa berkah dalam kehidupan keluarga. Aamiin. Sumber: Cahaya Muslim Kirim ke teman | Versi cetak
Lihat jawaban lengkap

Apakah benar tugas rumah tangga kewajiban suami?

Abstract – Pembagian peran dalam kehidupan rumah tangga,bahwa laki-laki aktivitasnya lebih banyak diluar sedangkan perempuan aktivitasnya di dalam rumah. Seorang isteri wajib untuk melayani suaminya terutama dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Pelayanan seorang istri kepada suaminya adalah sesuatu yang lumrah, seperti isteri memasak untuk suami, mencuci baju, dan pekerjaan yang sejenis.

  1. Namun ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, salah satunya adalah imam Nawawi.
  2. Imam Nawawi berpendapat bahwa isteri tidak wajib mengerjakan pekerjaan rumah tangga, justru itu adalah kewajiban suaminya.
  3. Jika isteri menolak mengerjakannya maka isteri tidak berdosa.
  4. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pendapat imam Nawawi tentang pekerjaan rumah tangga sebagai tugas suami, apa dalil imam Nawawi, dan bagaimana relevansinya dengan hukum keluarga di Indonesia.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) dengan menelusuri kitab-kitab klasik juga kontemporer serta buku”penunjang lainnya. Sumber data primer diambil dari kitab Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab. Metode Pengumpulan data penelitian ini adalah mencari literatur yang berkaitan dengan masalah, memilih, lalu menyimpulkan.

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan metode content analysis. Adapun kesimpulan yang penulis dapatkan: Pertama, imam Nawawi dalam kitab Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab dan kitabnya yang lain menyebutkan bahwa pekerjaan rumah tangga bukanlah tugas isteri, akan tetapi itu adalah kewajiban suami.

Kedua, imam Nawawi berdalil dengan Surah an-Nisaa’ ayat 19 “Dan bergaullah dengan mereka secara patut” Imam Nawawi mengatakan bahwa diantara bentuk pergaulan suami kepada isterinya secara patut adalah menghadirkan pembantu yang bisa melayaninya. Kemudian imam Nawawi dalam memahami hadits Asma’ binti Abu Bakar bahwa tindakan Asma’ binti Abu Bakar yang melayani Zubair merupakan bentuk akhlak mulia seorang isteri pada suaminya.

Perbuatannya itu tidak mengandung kewajiban. Ketiga, pendapat Imam Nawawi sangat relevan dengan kondisi keluarga kekinian, khususnya pada kalangan keluarga yang suami isteri sama-sama bekerja mencari nafkah. Dengan kesibukan mereka bekerja di luar rumah, maka suami isteri tidak memungkinkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga mereka.

Maka solusinya adalah kembali pada pendapat Imam Nawawi, yaitu suami menyediakan jasa pembantu rumah tangga di rumahnya. Bagi keluarga yang isteri tidak bekerja, maka hendaknya pembagian tugas pekerjaan rumah tangga mengikut adat kebiasaan yang sudah biasa dilakukan di daerah itu.

Item Type: Thesis (Thesis)
Uncontrolled Keywords: Pekerjaan Rumah Tangga, Suami, Imam Nawawi
Subjects: 000 Karya Umum
Divisions: Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga
Depositing User: pps –
Date Deposited: 23 Nov 2021 03:35
Last Modified: 23 Nov 2021 03:35
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/56032

Lihat jawaban lengkap

Apa bedanya uang suami dan uang istri?

KLIK BANGGAI – Apakah anda pernah mendengar kalimat “Uang Suami Adalah Milik Istri, Uang Istri Bukan Milik Suami?”. Kalimat tersebut singkat namun memiliki makna yang mendalam khususnya bagi para suami istri yang sedang membangun rumah tangga. Sebab, tak jarang kita menemukan suami istri bersama-sama mencari nafkah atau bekerja demi kebutuhan rumah tangga.

Baca Juga: Diplomat Rusia Bantah Isu Dapat Gunakan Senjata Nuklir Selama Operasi Militer Khusus di Ukraina Namun, apakah bedanya uang istri dan uang suami ? Dalam kesempatan ini, Ustadz Abdul Somad atau UAS dikutip dari kanal YouTube Adam Wahyu dengan judul “Apa Bedanya Uang Istri Dengan Uang Suami?”, Dijelaskan bahwa: Uang suami ada hak istri, namun uang istri tak ada hak suami,

Baca Juga: Pasokan Militer Barat Disebut Memperpanjang Konflik Rusia – Ukraina, Pembicaraan Damai Dalam Stagnasi Menurut Ustadz Abdul Somad bahwa, meski bersama-sama bekerja, namun kewajiban suami tidak akan berkurang. Sebab, lanjut UAS, kewajiban suami ada lima yakni, pakan, pakai, tempat tinggal, pendidikan dan perhatian.
Lihat jawaban lengkap

Jelaskan apakah uang belanja yang diberikan suami kepada istri untuk kebutuhan rumah tangga iti disebut dengan nafkah?

Uang nafkah – Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nafkah berarti juga uang belanja untuk hidup, diberikan oleh suami kepada istri untuk berbelanja, entah untuk kebutuhan rumah tangga atau hal lainnya. Seperti disinggung di atas, uang nafkah istri berbeda dengan uang belanja.

  • Uang nafkah adalah uang jajan yang diberikan suami kepada istri.
  • Meski istri ikut bekerja dan dapat penghasilan yang turut membantu keuangan keluarga, tetap tidak menggugurkan kewajiban suami memberi uang nafkah.
  • Lantas, bagaimana jika penghasilan suami lebih rendah dari penghasilan istri? Bila kondisi itu yang terjadi, maka suami harus menyerahkan semua penghasilannya kepada istri, agar dia yang mengatur segala pengeluaran.

Dari pengertian tersebut sudah sangat jelas kalau uang nafkah menjadi kewajiban suami untuk membahagiakan istri. Perkara uangnya mau diapakan oleh istri adalah kewenangannya. Siapa Yang Berhak Memegang Uang Dalam Rumah Tangga Menurut Islam Mau dipakai untuk mempercantik diri ke salon, tambah koleksi blus di lemari, beli parfum baru, atau membelikan steak enak, beli kemeja baru buat suami atau anak-anak. Uang nafkah bebas dimanfaatkan oleh istri untuk keperluan apa pun. Tapi lebih bermanfaat jika untuk membeli asuransi kesehatan keluarga supaya semua anggota keluarga tidak perlu khawatir lagi soal biaya kalau harus berobat ke rumah sakit.
Lihat jawaban lengkap