Mengapa Bunga Kredit Lebih Tinggi Dari Bunga Simpanan?

Mengapa Bunga Kredit Lebih Tinggi Dari Bunga Simpanan
Perbandingan suku bunga kredit dan suku bunga simpanan – Suku bunga simpanan merupakan suku bunga yang diberikan kepada nasabah sebagai balas jasa dari penyimpanan uangnya di bank. Tujuan dari suku bunga simpanan untuk mendorong nasabah agar tertarik menempatkan dananya di bank.

  • Suku bunga simpanan untuk setiap produk bank akan berbeda.
  • Sebagian produk simpanan seperti deposito akan lebih tinggi daripada tabungan.
  • Hal ini disebabkan karena tabungan memiliki sifat yang sangat fleksibel, dimana nasabah dapat menarik uang tersebut kapanpun dia inginkan sedangkan deposito tidak.
  • Sedangkan suku bunga kredit merupakan suku bunga yang ditagihkan dari nasabah sebagai balas jasa atas meminjam uang dari bank.

Suku bunga kredit merupakan sumber pendapatan bagi bank, sedangkan suku bunga simpanan merupakan beban pengeluaran untuk bank. Oleh sebab itu, bank akan menagihkan suku bunga kredit lebih tinggi daripada suku bunga pinjaman. Dengan margin perbedaan suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan tersebut maka bank dapat memperoleh keuntungan dan mempertahankan operasionalnya sehari-hari.
Lihat jawaban lengkap
Kenapa bunga pinjaman bank lebih besar daripada bunga simpanan bank? – Bunga pinjaman umumnya lebih besar dibandingkan dengan bunga simpanan karena bunga simpan merupakan keuntungan yang harus diberikan bank kepada nasabahnya. Sedangkan bunga pinjaman adalah keuntungan yang diperoleh bank dari para debiturnya.

  • Besaran bunga pinjaman juga bertujuan agar bank mendapatkan selisih untuk membayarkan bunga simpanan termasuk membayarkan biaya operasional dan memperhitungkan keuntungan bisnis yang dijalankan.
  • Maka, bank terus melakukan promosi agar masyarakat lebih banyak menabung dengan imbal jasa berupa bunga.
  • Emudian bank dapat menggunakan simpanan tersebut menjadi modal pinjaman untuk diputarkan kembali.

Bunga pinjaman lebih besar daripada simpanan pun punya alasan lain, yaitu untuk menanggung risiko kredit macet atau risiko jika debitur tidak bisa mengembalikan uang pinjamannya. Alasan itulah yang membuat proses dan mekanisme pengajuan pinjaman di bank tidak mudah meskipun bunganya lebih rendah dibandingkan harus meminjam ke rentenir atau fintech yang menawarkan pinjaman online,
Lihat jawaban lengkap

Mengapa bunga pinjaman bank lebih besar daripada bunga simpanan bank?

Kenapa bunga pinjaman bank lebih besar daripada bunga simpanan bank? – Bunga pinjaman umumnya lebih besar dibandingkan dengan bunga simpanan karena bunga simpan merupakan keuntungan yang harus diberikan bank kepada nasabahnya. Sedangkan bunga pinjaman adalah keuntungan yang diperoleh bank dari para debiturnya.

Besaran bunga pinjaman juga bertujuan agar bank mendapatkan selisih untuk membayarkan bunga simpanan termasuk membayarkan biaya operasional dan memperhitungkan keuntungan bisnis yang dijalankan. Maka, bank terus melakukan promosi agar masyarakat lebih banyak menabung dengan imbal jasa berupa bunga. Kemudian bank dapat menggunakan simpanan tersebut menjadi modal pinjaman untuk diputarkan kembali.

Bunga pinjaman lebih besar daripada simpanan pun punya alasan lain, yaitu untuk menanggung risiko kredit macet atau risiko jika debitur tidak bisa mengembalikan uang pinjamannya. Alasan itulah yang membuat proses dan mekanisme pengajuan pinjaman di bank tidak mudah meskipun bunganya lebih rendah dibandingkan harus meminjam ke rentenir atau fintech yang menawarkan pinjaman online,
Lihat jawaban lengkap

Apa itu bunga simpanan dan bunga pinjaman?

Tanya jawab seputar bunga bank – Apa yang dimaksud dengan bunga bank? Bunga bank adalah imbalan jasa dari bank kepada nasabah atas dana yang disimpan atau dipinjam sesuai besaran pokok simpanan atau pinjaman dan jangka waktunya. Cek informasi detailnya dalam artikel ini, Bagaimana cara menghitung bunga bank?
Lihat jawaban lengkap

Apa itu suku bunga kredit?

Apa itu bunga flat dan simulasi cara menghitungnya? – Untuk perhitungan suku bunga flat, bunga akan dihitung dari pokok pinjaman awal dan tidak berubah selama jangka waktu atau tenor yang telah disepakati, dan perhitungan bunga selalu menghasilkan nilai yang sama setiap bulannya. Contoh perhitungan bunga flat sebagai berikut:

You might be interested:  Apa Itu Gff Number Kartu Kredit?

Pokok pinjaman = Rp 2.000.000 Suku bunga flat = 2 % Tenor = 1 tahun

((Rp 2.000.000 x 2% x 12 bulan) + Rp 2.000.000) / 12 = Rp 206.666 Jadi, dengan pokok pinjaman Rp2.000.000, suku bunga flat sebesar 2%, serta tenor pinjaman selama 1 tahun alias 12 bulan maka jumlah cicilan yang harus dibayarkan adalah Rp206.666.
Lihat jawaban lengkap

Mengapa suku bunga kredit perbankan di Indonesia masih tinggi dibandingkan negara lain?

Selasa, 16 Februari 2016 – 15:41 WIB Mengapa Bunga Kredit Lebih Tinggi Dari Bunga Simpanan Ini Alasan Tingginya Bunga Kredit Perbankan RI A A A JAKARTA – Penyebab kenapa suku bunga kredit perbankan di Indonesia tercatat masih tinggi dibandingkan negara lain hingga mencapai dua digit, menurut Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Hendro Utomo dikarenakan faktor geografis yang luas.

Sehingga membuat angka biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) cukup besar. (Baca Juga: Ratusan Bank Gantungkan Nasib pada BI Rate ) Dia menjelaskan, situasi tersebut membuat bank-bank di Tanah Air mematok bunga kredit tinggi agar bisa mengimbangi biaya operasional yang besar. Dari BOPO itu.

menurutnya terlihat perbankan nasional tidak efisien dibandingkan negara lain. “Kendalanya kenapa Indonesia dibandingkan negara lain tingkat bunga tinggi karena terkait efisiensi. Jadi kalau kita lihat indikator efisiensi perbankan dari BOPO itu kita relatif tidak efisien dibandingkan negara lain,” ujarnya di Jakarta, Selasa (16/2/2016).

Menurutnya, negara lain dengan wilayah yang tidak terdiri dari ribuan pulau bisa memasang bunga kredit rendah. Karena itu diharapkan jika BI rate turun dinilainya akan berdampak baik. “Harapannya pemerintah minta bank turunkan suku bunga, agar bisa menarik minat perusahaan meminjam. Meningkatkan porsi pinjaman,” sambungnya.

Sebelum suku bunga turun, lanjut dia, perbankan harus bisa melakukan efisiensi. Caranya dengan meningkatkan jumlah porsi pendapatan non bunga atau fee based income. “Kalau mau turunkan suku bunga, perbankan harus bisa tingkatkan efisiensi, perbaiki dan meningkatkan porsi atau kontribusi pendapatan non bunga atau fee based,” pungkasnya. 3 menit yang lalu 21 menit yang lalu 42 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu
Lihat jawaban lengkap

Mengapa suku bunga kredit perbankan di Indonesia masih tinggi dibandingkan negara lain?

Selasa, 16 Februari 2016 – 15:41 WIB Mengapa Bunga Kredit Lebih Tinggi Dari Bunga Simpanan Ini Alasan Tingginya Bunga Kredit Perbankan RI A A A JAKARTA – Penyebab kenapa suku bunga kredit perbankan di Indonesia tercatat masih tinggi dibandingkan negara lain hingga mencapai dua digit, menurut Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Hendro Utomo dikarenakan faktor geografis yang luas.

Sehingga membuat angka biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) cukup besar. (Baca Juga: Ratusan Bank Gantungkan Nasib pada BI Rate ) Dia menjelaskan, situasi tersebut membuat bank-bank di Tanah Air mematok bunga kredit tinggi agar bisa mengimbangi biaya operasional yang besar. Dari BOPO itu.

menurutnya terlihat perbankan nasional tidak efisien dibandingkan negara lain. “Kendalanya kenapa Indonesia dibandingkan negara lain tingkat bunga tinggi karena terkait efisiensi. Jadi kalau kita lihat indikator efisiensi perbankan dari BOPO itu kita relatif tidak efisien dibandingkan negara lain,” ujarnya di Jakarta, Selasa (16/2/2016).

  1. Menurutnya, negara lain dengan wilayah yang tidak terdiri dari ribuan pulau bisa memasang bunga kredit rendah.
  2. Arena itu diharapkan jika BI rate turun dinilainya akan berdampak baik.
  3. Harapannya pemerintah minta bank turunkan suku bunga, agar bisa menarik minat perusahaan meminjam.
  4. Meningkatkan porsi pinjaman,” sambungnya.

Sebelum suku bunga turun, lanjut dia, perbankan harus bisa melakukan efisiensi. Caranya dengan meningkatkan jumlah porsi pendapatan non bunga atau fee based income. “Kalau mau turunkan suku bunga, perbankan harus bisa tingkatkan efisiensi, perbaiki dan meningkatkan porsi atau kontribusi pendapatan non bunga atau fee based,” pungkasnya. 3 menit yang lalu 21 menit yang lalu 42 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu
Lihat jawaban lengkap

Mengapa bunga kredit yang dibebankan BPR kepada debitur lebih tinggi?

Bisnis.com, JAKARTA – Suku bunga bank perkreditan rakyat (BPR) saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum lainnya. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rerata suku bunga tabungan dan deposito BPR pada Desember tahun lalu masing-masing sebesar 3,33 persen dan 8,16 persen.

  1. Untuk suku bunga kredit modal kerja rerata BPR berada di angka 24,65 persen, kredit investasi 22,67 persen, dan kredit konsumsi 22,38 persen.
  2. Sebagai perbandingan, suku bunga rata-rata tabungan rupiah bank umum pada periode yang sama sebesar 1,17 persen, sedangkan simpanan berjangka rupiah rata-rata di level enam persen.
You might be interested:  Undang-Undang Yang Mengatur Tentang Mata Uang Rupiah Adalah?

Suku bunga modal kerja, investasi, dan konsumsi rupiah bank umum rata-rata berada di angka 10,09 persen, 9,90 persen, dan 11,62 persen. Pengamat perbankan dari Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto mengatakan tingkat suku bunga BPR tinggi karena hanya memiliki skala pasar yang sempit dan pangsa pasar tersendiri, sehingga berani membayar mahal.

  • Arena BPR menghimpun dana dengan bunga yang lebih tinggi, maka bunga kredit yang dibebankan BPR kepada debitur juga lebih tinggi.
  • Namun, Doddy menjelaskan pergerakan tingkat suku bunga BPR selalu mengikuti tren penurunan suku bunga perbankan umum konvensional.
  • Hal ini dilakukan BPR untuk bersaing dengan bank umum dalam mempertahankan debitur.

“Suku Bunga BPR pergerakannya akan mengikuti bank secara umum. Jika tidak ikut menurunkan suku bunga, maka debitur akan mencari pinjaman ke bank umum, sehingga bunga kredit dan simpanan akan selalu berkaitan dengan industri perbankan yang lebih besar,” katanya kepada Bisnis, Kamis (5/3/2020).

  • BPR disebutkan memiliki karakteristik bisnis yang berbeda, meskipun berkompetisi dengan bank dan perusahaan teknologi finansial (tekfin), yaitu kelokalan dan relationship, sehingga memiliki nilai lebih dalam persaingan.
  • Doddy mencontohkan sangat sedikit perbankan yang mampu bertahan di segmen mikro.

Bahkan nasabah mikro tidak masuk ke standar banyak bank umum, sementara BPR lebih memilih masuk ke ceruk pasar ini. “Masuk ke pasar segmen mikro butuh expertise tersendiri dan BPR punya. Banyak bank justru tidak bisa masuk ke mikro,” tuturnya. Lanjutnya, BPR merupakan bisnis high return high risk,

Margin bunga bersih ( net interest margin /NIM) BPR dapat mencapai lebih dari 10 persen, tetapi rasio kredit bermasalah BPR juga tinggi, di kisaran 8 persen rata-rata. Doddy menyoroti, yang penting adalah bagaimana BPR dapat menjaga keberlangsungan karena BPR menghimpun dana simpanan dari masyarakat.

Selain itu, BPR dinilai sangat rentan karena dari sisi ukuran sangat kecil. “Namun, BPR tetap dibutuhkan karena menyebar hampir di seluruh daerah, termasuk daerah terpencil yang saya yakin bank dan bak daerah pun tidak bisa masuk ke sana,” jelas Doddy.
Lihat jawaban lengkap

Berapa bunga kredit modal kerja di BPR?

Bisnis.com, JAKARTA – Suku bunga bank perkreditan rakyat (BPR) saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum lainnya. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rerata suku bunga tabungan dan deposito BPR pada Desember tahun lalu masing-masing sebesar 3,33 persen dan 8,16 persen.

Untuk suku bunga kredit modal kerja rerata BPR berada di angka 24,65 persen, kredit investasi 22,67 persen, dan kredit konsumsi 22,38 persen. Sebagai perbandingan, suku bunga rata-rata tabungan rupiah bank umum pada periode yang sama sebesar 1,17 persen, sedangkan simpanan berjangka rupiah rata-rata di level enam persen.

Suku bunga modal kerja, investasi, dan konsumsi rupiah bank umum rata-rata berada di angka 10,09 persen, 9,90 persen, dan 11,62 persen. Pengamat perbankan dari Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto mengatakan tingkat suku bunga BPR tinggi karena hanya memiliki skala pasar yang sempit dan pangsa pasar tersendiri, sehingga berani membayar mahal.

  • Arena BPR menghimpun dana dengan bunga yang lebih tinggi, maka bunga kredit yang dibebankan BPR kepada debitur juga lebih tinggi.
  • Namun, Doddy menjelaskan pergerakan tingkat suku bunga BPR selalu mengikuti tren penurunan suku bunga perbankan umum konvensional.
  • Hal ini dilakukan BPR untuk bersaing dengan bank umum dalam mempertahankan debitur.

“Suku Bunga BPR pergerakannya akan mengikuti bank secara umum. Jika tidak ikut menurunkan suku bunga, maka debitur akan mencari pinjaman ke bank umum, sehingga bunga kredit dan simpanan akan selalu berkaitan dengan industri perbankan yang lebih besar,” katanya kepada Bisnis, Kamis (5/3/2020).

BPR disebutkan memiliki karakteristik bisnis yang berbeda, meskipun berkompetisi dengan bank dan perusahaan teknologi finansial (tekfin), yaitu kelokalan dan relationship, sehingga memiliki nilai lebih dalam persaingan. Doddy mencontohkan sangat sedikit perbankan yang mampu bertahan di segmen mikro.

Bahkan nasabah mikro tidak masuk ke standar banyak bank umum, sementara BPR lebih memilih masuk ke ceruk pasar ini. “Masuk ke pasar segmen mikro butuh expertise tersendiri dan BPR punya. Banyak bank justru tidak bisa masuk ke mikro,” tuturnya. Lanjutnya, BPR merupakan bisnis high return high risk,

You might be interested:  Bagaimana Cara Menghasilkan Uang Lewat Hp?

Margin bunga bersih ( net interest margin /NIM) BPR dapat mencapai lebih dari 10 persen, tetapi rasio kredit bermasalah BPR juga tinggi, di kisaran 8 persen rata-rata. Doddy menyoroti, yang penting adalah bagaimana BPR dapat menjaga keberlangsungan karena BPR menghimpun dana simpanan dari masyarakat.

Selain itu, BPR dinilai sangat rentan karena dari sisi ukuran sangat kecil. “Namun, BPR tetap dibutuhkan karena menyebar hampir di seluruh daerah, termasuk daerah terpencil yang saya yakin bank dan bak daerah pun tidak bisa masuk ke sana,” jelas Doddy.
Lihat jawaban lengkap

Berapa suku bunga kredit modal kerja?

Bisnis.com, JAKARTA – Suku bunga bank perkreditan rakyat (BPR) saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum lainnya. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rerata suku bunga tabungan dan deposito BPR pada Desember tahun lalu masing-masing sebesar 3,33 persen dan 8,16 persen.

  • Untuk suku bunga kredit modal kerja rerata BPR berada di angka 24,65 persen, kredit investasi 22,67 persen, dan kredit konsumsi 22,38 persen.
  • Sebagai perbandingan, suku bunga rata-rata tabungan rupiah bank umum pada periode yang sama sebesar 1,17 persen, sedangkan simpanan berjangka rupiah rata-rata di level enam persen.

Suku bunga modal kerja, investasi, dan konsumsi rupiah bank umum rata-rata berada di angka 10,09 persen, 9,90 persen, dan 11,62 persen. Pengamat perbankan dari Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto mengatakan tingkat suku bunga BPR tinggi karena hanya memiliki skala pasar yang sempit dan pangsa pasar tersendiri, sehingga berani membayar mahal.

Karena BPR menghimpun dana dengan bunga yang lebih tinggi, maka bunga kredit yang dibebankan BPR kepada debitur juga lebih tinggi. Namun, Doddy menjelaskan pergerakan tingkat suku bunga BPR selalu mengikuti tren penurunan suku bunga perbankan umum konvensional. Hal ini dilakukan BPR untuk bersaing dengan bank umum dalam mempertahankan debitur.

“Suku Bunga BPR pergerakannya akan mengikuti bank secara umum. Jika tidak ikut menurunkan suku bunga, maka debitur akan mencari pinjaman ke bank umum, sehingga bunga kredit dan simpanan akan selalu berkaitan dengan industri perbankan yang lebih besar,” katanya kepada Bisnis, Kamis (5/3/2020).

BPR disebutkan memiliki karakteristik bisnis yang berbeda, meskipun berkompetisi dengan bank dan perusahaan teknologi finansial (tekfin), yaitu kelokalan dan relationship, sehingga memiliki nilai lebih dalam persaingan. Doddy mencontohkan sangat sedikit perbankan yang mampu bertahan di segmen mikro.

Bahkan nasabah mikro tidak masuk ke standar banyak bank umum, sementara BPR lebih memilih masuk ke ceruk pasar ini. “Masuk ke pasar segmen mikro butuh expertise tersendiri dan BPR punya. Banyak bank justru tidak bisa masuk ke mikro,” tuturnya. Lanjutnya, BPR merupakan bisnis high return high risk,

  1. Margin bunga bersih ( net interest margin /NIM) BPR dapat mencapai lebih dari 10 persen, tetapi rasio kredit bermasalah BPR juga tinggi, di kisaran 8 persen rata-rata.
  2. Doddy menyoroti, yang penting adalah bagaimana BPR dapat menjaga keberlangsungan karena BPR menghimpun dana simpanan dari masyarakat.

Selain itu, BPR dinilai sangat rentan karena dari sisi ukuran sangat kecil. “Namun, BPR tetap dibutuhkan karena menyebar hampir di seluruh daerah, termasuk daerah terpencil yang saya yakin bank dan bak daerah pun tidak bisa masuk ke sana,” jelas Doddy.
Lihat jawaban lengkap