1. Uang logam dari aluminium – Bahan aluminium merupakan bahan yang paling sering digunakan untuk pembuatan uang logam, sebab memiliki sifat kuat meski berbobot ringan. Uang logam jenis ini akan memiliki penampakan berwarna abu-abu metalik, Berikut ini adalah beberapa pecahan uang logam rupiah yang dibuat dengan bahan aluminium.
Nominal | Emisi/Tahun Diterbitkan |
1 sen | 1952 |
5 sen | 1951, 1954 |
10 sen | 1951, 1954, 1957 |
25 sen | 1952, 1955, 1957 |
50 sen | 1958, 1959, 1961 |
Rp1, Rp2, dan Rp5 | 1970 |
Rp5 | 1974, 1995, 1997 |
Rp10 | 1979 |
Rp25 | 1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996 |
Rp50 | 1999, 2001, 2002 |
Rp100, Rp200, dan Rp500 | 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2009, 2016 |
Lihat jawaban lengkap
a. Uang Logam – Uang logam pada awalnya terbuat dari emas atau perak agar nilai intrinsiknya tetap stabil. Namun, sekarang uang logam banyak terbuat dari material selain emas dan perak yang lebih murah dan efisien. Uang logam yang beredar kini terbuat dari logam alumunium, perak, dan tembaga. Bentuknya pipih dan bundar. Uang logam di Indonesia terdiri atas pecahan Rp100, Rp200, Rp500, dan Rp1.000.
Lihat jawaban lengkap
Contents
Apa itu uang logam?
Uang logam – Pada masa terdahulu, jenis uang yang berbahan dasar logam ini pernah terbuat dari perak dan emas. Bukannya tanpa alasan, perak dan emas lebih mudah diandalkan sebagai nilai tukar karena memiliki harga yang tinggi dan cenderung stabil. Namun kini, uang logam yang beredar cukup dinilai dari angka yang tertera di permukaannya.
Kelompok nilai intrinsik jika dilihat dari harga bahan dasar pembuatnya. Contoh nyatanya adalah uang logam emas dan perak. Keunggulan dari uang emas dan perak adalah bisa dipecah-pecah ke dalam ukuran yang lebih kecil tanpa mengubah nilainya. Kelompok nilai nominal jika pada permukaan uang logam sudah tertera angka tertentu sebagai takaran nilai tukarnya. Misalnya, uang logam Rp500 dan Rp1000. Hal ini memudahkan pembayaran atas barang atau jasa yang lebih murah. Kelompok nilai tukar riil jika suatu uang logam sudah disepakati memiliki daya beli atas barang/jasa tertentu. Misalnya, satu keping uang logam Rp500 untuk membeli makanan kecil atau uang logam Rp1.000 bisa ditukar dengan sebuah tiket bermain wahana.
Jenis uang ini dianggap aman digunakan anak-anak atau kamu yang butuh uang kecil untuk membayar ongkos parkir atau angkutan umum. Contoh kelompok uang logam nominal yang umumnya beredar adalah uang receh atau koinan, Meski nilainya kecil, jangan sia-siakan uang receh. Sebab nilai ekonomisnya bisa bertambah jika ditabung secara berkelanjutan.
Lihat jawaban lengkap
Apakah uang logam dinilai dari berat emasnya?
– Uang logam Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah.
- Nilai Intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah dipakai sebagai uang. Ada beberapa alasan mengapa emas dan perak dijadikan sebagai bahan uang dikarenakan tahan lama dan tidak mudah rusak.
- Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp.500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp.10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso.
Uang kertas Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar. Ada 2 (dua) macam uang kertas, yaitu: uang kertas negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah dengan jumlah yang terbatas dan ditandatangani Menteri Keuangan dan uang kertas bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,
Beberapa keuntungan penggunaan alat tukar (uang) dari kertas, yaitu:
- Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
- Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam.
- Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan diperbanyak) sehingga mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan uang
- Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar
Mengapa uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak?
– Uang logam Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah.
- Nilai Intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah dipakai sebagai uang. Ada beberapa alasan mengapa emas dan perak dijadikan sebagai bahan uang dikarenakan tahan lama dan tidak mudah rusak.
- Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp.500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp.10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso.
Uang kertas Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
- Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya.
- Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar.
- Ada 2 (dua) macam uang kertas, yaitu: uang kertas negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah dengan jumlah yang terbatas dan ditandatangani Menteri Keuangan dan uang kertas bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,
Beberapa keuntungan penggunaan alat tukar (uang) dari kertas, yaitu:
- Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
- Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam.
- Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan diperbanyak) sehingga mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan uang
- Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar
Mengapa uang kertas lebih efisien dibandingkan uang logam?
Uang kertas – Uang yang kamu ambil dari mesin ATM adalah contoh dari uang kertas. Ciri-ciri dari uang kertas antara lain:
Berbentuk lembaran kertas, plastik, atau sejenisnya. Terdapat tanggal peresmian penggunaan. Terdapat gambar dan cap yang merepresentasikan suatu negara. Terdapat tanda tangan gubernur Bank Indonesia (BI) dan Menteri Keuangan. Tertera nilai tukar.
Uang kertas yang kita gunakan sehari-hari berjenis uang kertas bank yang mana dikeluarkan bank sentral, yaitu Bank Indonesia. Ada beberapa alasan untuk mengatakan penggunaan uang kertas lebih efisien dibandingkan jika harus lebih banyak mengeluarkan uang logam, antara lain:
Menghemat penggunaan emas dan perak. Dalam jumlah yang banyak, uang kertas lebih ringan untuk dipindah-pindahkan. Biaya pembuatan yang lebih murah dibandingkan menggunakan logam. Uang kertas lebih mudah dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan pencetakan uang sebagaimana lebih mudah dicetak dan lebih cepat diperbanyak.