Faktor yang Mempengaruhi Bunga
- 1. Kebijakan bank Tentu saja, bank sebagai lembaga pemberi kredit memiliki kebijakannya sendiri terkait bunga.
- 2. Besar pinjaman Jumlah uang yang kamu pinjam pada bank juga bisa mempengaruhi besar bunga.
- 3. Durasi cicilan Ternyata, durasi cicilan adalah hal yang juga bisa mempengaruhi bunga, lho!
- 4. Pekerjaan dan penghasilan Faktor dirimu sendiri juga bisa berdampak pada bunga.
- 5. Sejarah kreditmu
Contents
- 1 Komponen apa saja yang mempengaruhi suku bunga kredit?
- 2 Bagaimana bank menentukan tingkat suku bunga kreditnya?
- 3 Apa dampak penurunan suku bunga?
- 4 Mengapa setiap bank memiliki tingkat suku bunga yang berbeda?
- 5 6 factor faktor apa saja yang mempengaruhi investasi?
- 6 4 faktor faktor apa saja yang menjadi pertimbangan utama sebuah negara menanamkan modalnya ke suatu negara lain jelaskan?
- 7 Apakah tingkat suku bunga berpengaruh pada investasi?
- 8 Apakah suku bunga memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran?
Komponen apa saja yang mempengaruhi suku bunga kredit?
PT Capital Asset Management Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,3%. Untuk merealisasikan target ini, pemerintah mengarahkan APBN 2016 lebih ekspansif dan produktif. Ini tercermin dari defisit yang dipatok sebesar Rp 273 triliun ( 2,1% dari PDB). Bukan itu saja, pemerintah memangkas subsidi energi (BBM dan Listrik) secara signifikan, memperbesar porsi belanja infrastruktur, dan meningkatkan porsi transfer daerah dan dana desa, sehingga semakin mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi di daerah.
- Meskipun begitu, ekspansi belanja pemerintah ini harus tetap didukung oleh investasi sektor swasta ( corporate investment ).
- Bagaimana pun, porsi belanja pemerintah hanya sekitar 8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
- Sementara, investasi sektor swasta mencapai 30% terhadap PDB.
- Itulah sebabnya, dalam laporan triwulan-I perekonomian Indonesia yang dirilis oleh Bank Dunia baru-baru ini menyatakan bahwa pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sangat tergantung dari peningkatan kapasitas investasi sektor swasta.
Tentu, agar kapasitas investasi sektor swasta ini bisa terwujud sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber pendanaan ( funding ) dengan bunga dana ( cost of fund) yang murah. Sayangnya, sektor keuangan, khususnya perbankan yang saat ini mendominasi aset keuangan di Indonesia, belum bisa menyediakan sumber pendanaan yang murah.
- Suku bunga pinjaman perbankan masih relatif tinggi.
- Saat ini, suku bunga pinjaman perbankan berada di level 11-13%.
- Bahkan, suku bunga pinjaman untuk UMKM bisa di atas 20%.
- Suku bunga yang tinggi ini akan sangat memberatkan, apalagi di tengah daya beli yang belum seutuhnya pulih.
- Alhasil, sebagian sektor swasta memanfaatkan sumber pendanaan murah dari luar negeri.
Di satu sisi, pinjaman luar negeri ini berdampak positif untuk menggerakkan roda perekonomian. Namun, di sisi lain, pinjaman luar negeri ini (apalagi tidak di hedging) meningkatkan risiko mismatch dan memicu distabilitas makroekonomi, khususnya nilai tukar, ketika ketidakpastian meningkat.
Pinjaman luar negeri menjadi sebuah dilema. Menekan suku bunga deposito Itulah sebabnya, pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menaruh perhatian besar agar suku bunga pinjaman ini dapat diturunkan. Pemerintah menargetkan sampai akhir tahun 2016, suku pinjaman bisa turun di bawah 10% alias single digit rate, seperti suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Penuruna suku bunga pinjaman ini diharapkan akan semakin menggairahkan perekonomian. Perlu diketahui bahwa komponen pembentuk suku bunga pinjaman, terdiri atas tiga komponen, yaitu (i) biaya bunga dana (biaya yang dibayarkan perbankan terhadap dana masyarakat, baik berupa tabungan, giro, dan deposito), (ii) biaya operasional ( overhead ), dan (iii) marjin keutungan ( profit margin ).
- Dari ketiga pembentuk komponen ini, pemerintah, BI, dan OJK hanya “memaksa” agar komponen pertama dan kedua dapat ditekan dan dioptimalkan.
- Ada pun, komponen ketiga, tidak dapat dipaksa, karena berpotensi menimbulkan gejolak.
- Mengingat komponen terbesar pembentuk suku bunga pinjaman ialah biaya dana, maka pemerintah, BI, dan OJK akan memaksa agar suku bunga deposito dapat dipangkas.
Langkah pemerintah untuk memengaruhi penurunan bunga deposito ialah meminta perbankan BUMN untuk menghilangkan praktik pemberian suku bunga special ( special rate ) dari dana dari deposan kakap. Besaran special rate ini bisa mencapai 100 bps-200 bps dari suku bunga bunga deposito yang berlaku.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, idealnya suku bunga deposito hanya sebesar 1% di atas tingkat inflasi. Artinya, jika inflasi saat ini di level 4,42%, maka suku bunga deposito seharusnya di level 5,42%. Nyatanya, suku bunga deposito bertahan di level 7%-8%. Sementara, langkah BI memengaruhi penurunan suku bunga deposito ialah dengan memangkas BI Rate.
Sepanjang Januari-Maret 2016, BI telah memangkas BI rate sebesar 75 bps menjadi 6,75%. BI Rate pun masih berpeluang turun ke depannya, mengingat makin longgarnya tekanan inflasi. Penurunan BI Rate akan mendorong penurunan LPS Rate yang selama ini menjadi acuan penentuan suku bunga deposito.
- BI pun akan secara bertahap menurunkan suku bunga operasi moneter, agar penurunan suku bunga BI Rate lebih efektif.
- Bagaimana pun, respon penurunan suku bunga deposito dan kredit masih sangat rendah.
- Meski BI Rate telah dipangkas sebesar 75 bps, tetapi suku bunga deposito baru turun sekitar 7 bps dan suku bunga kredit turun 4 bps.
Selain melalui jalur suku bunga, BI juga melonggarkan suku bunga Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 100 bps menjadi 6,5% yang telah efektif berlaku pada (16/3). Ini diharapkan akan menjaga ketersediaan likuditas di sistem perbankan. Sedangkan langkah OJK ialah dengan menetapkan batas atas ( capping ) suku bunga deposito.
- Pada Oktober 2014, OJK telah memberlakukan capping suku bunga deposito sebesar 225 bps di atas BI Rate untuk Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III dan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU IV) sebesar 200 bps.
- Bukan itu saja, OJK juga akan merilis peraturan yang menurunkan capping suku bunga deposito maksimal 100 bps di atas BI Rate ditambah dengan insentif.
Mendorong Efisiensi Di samping menekan suku bunga deposito, mendorong efisiensi terhadap biaya operasional juga dapat menekan penurunan suku bunga pinjaman. Harus diakui bahwa tingkat efisiensi perbankan di Indonesia masih relatif rendah. Ini tercermin dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang saat ini di atas 80%.
Jauh di atas BOPO perbankan sekawsan. Selain melalui BOPO, menurut Stiglitz dan Weiss (1981), indikator spread interest rate dan Net Interest Margin ( NIM) juga bisa dipakai untuk menunjukkan tingkat efisiensi perbankan. Semakin tinggi, makin tidak efisien. Saat ini, NIM perbankan Indonesia di atas 5%.
Jauh di atas NIM perbankan sekawasan di level 3-4%. Untuk itulah, OJK diharapkan dapat terus melahirkan regulasi yang dapat mendorong perbaikan efisiensi perbankan ini. Salah satunya dengan mendorong branchless banking, sehingga diharapkan akan memangkas biaya overhead.
- Di samping menekan suku bunga deposito dan efisiensi, otoritas juga perlu untuk terus mendorong pendalaman pasar keuangan, sehingga sektor perbankan tidak terus tergantung pada simpanan masyarakat, tetapi dapat mencari sumber pendanaan baru, misalnya melalui pasar modal.
- Pemerintah juga diharapkan dapat meminimalkan terjadinya crowding out effect dari penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dengan memberikan yield yang wajar.
Harus diakui bahwa pemerintah turut memberi andil terhadap resistensi penurunan suku bunga pinjaman selama ini. Ditulis oleh: Desmon Silitonga-Analis PT. Capital Asset Management. Artikel ini juga telah dipublikasi di harian KONTAN, Rabu (23/3/2016). : PT Capital Asset Management
Lihat jawaban lengkap
Apakah pengertian bunga kredit?
Ketika kita (nasabah) mengajukan permohonan kredit ke multifinance ataupun bank, sebaiknya nasabah perlu memahami cara perusahaan pembiayaan menghitung bunga kredit serta mengetahui tingkat suku bunga yang ditentukan. Hal ini karena masing-masing multifinance memiliki metode perhitungan bunga yang berbeda, sehingga biaya bunga menjadi berbeda pula. Baca juga: Leasing, Arti dan Ruang Lingkup Kegiatan Usahanya
Lihat jawaban lengkap
Faktor penting apa saja yang harus di perhatikan dalam perencanaan kredit?
Faktor-Faktor Perencanaan Kredit – Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan kredit, yaitu sebagai berikut:
- Kondisi ekonomi dan moneter secara makro
- Kegiatan pasar modal dan lembaga keuangan lainnya yang juga memberikan fasilitas pembiayaan kepada masyarakat
- Kondisi bank yang dapat diketahui melalui analisis SWOT dan Bank Performace Analysis (Analisis Kinerja Bank).
- Kemampuan nasabah dan manajemen lembaga pemberi kredit
- Kemampuan lembaga pemberi kredit dalam menghimpun dana
- Strategi pemasaran produk
- Strategi bisnis lembaga pemberi kredit
- Daya beli masyarakat terhadap hasil produksi nasabah
- Tingkat suku bunga dana dan kredit yang berlaku
- Tingkat suku bunga dana kredit pesaing
Mengapa bunga kredit lebih tinggi dari bunga tabungan?
Kenapa Bunga Pinjaman Lebih Besar daripada Bunga Simpanan? – Bunga pinjaman umumnya lebih besar dibandingkan dengan bunga simpanan karena bunga simpan merupakan keuntungan yang harus diberikan bank kepada nasabahnya. Sedangkan bunga pinjaman adalah keuntungan yang diperoleh bank dari para debiturnya.
- Besaran bunga pinjaman juga bertujuan agar bank mendapatkan selisih untuk membayarkan bunga simpanan termasuk membayarkan biaya operasional dan memperhitungkan keuntungan bisnis yang dijalankan.
- Maka, bank terus melakukan promosi agar masyarakat lebih banyak menabung dengan imbal jasa berupa bunga.
- Emudian bank dapat menggunakan simpanan tersebut menjadi modal pinjaman untuk diputarkan kembali.
Bunga pinjaman bank lebih besar daripada simpanan pun punya alasan lain, yaitu untuk menanggung risiko kredit macet atau risiko jika debitur tidak bisa mengembalikan uang pinjamannya. Alasan itulah yang membuat proses dan mekanisme pengajuan pinjaman di bank tidak mudah meskipun bunganya lebih rendah dibandingkan harus meminjam ke rentenir atau fintech yang menawarkan pinjaman online,
Lihat jawaban lengkap
Apa saja indikator suku bunga?
Menurut Hasibuan (2011 : 20), indikator tingkat bunga adalah : Kondisi Perekonomian; Kebijakan Moneter Pemerintah; Tingkat Inflasi; Cost Of Money; Tingkat Persaingan Antarbank; Gejolak Moneter Internasional; Situasi Pasar Modal Nasional dan Internasional.
Lihat jawaban lengkap
Bagaimana bank menentukan tingkat suku bunga kreditnya?
Penetapan tingkat suku bunga kredit (base lending rate), bank harus menghitung biaya dana (cost of fund) dan biaya-biaya lain terkait dengan perhitungan base lending rate. Perhitungan cost of funds dihitung berdasarkan pendekatan biaya dana rata-rata tertimbang/pendekatan Weighted Average Cost of Fund.
Lihat jawaban lengkap
Bunga Tetap vs Bunga Menurun – Bunga flat atau bunga tetap adalah bunga yang dihitung berdasarkan saldo pinjaman awal. Disebut metode bunga tetap karena perhitungan jenis ini menghasilkan bunga yang sama setiap bulannya, karena apabila suku bunga dikalikan dengan jumlah total pinjaman awal setiap bulannya akan menghasilkan angka yang sama.
Bunga effektif atau bunga menurun adalah bunga dihitung di tiap akhir periode pembayaran angsuran, berdasarkan saldo pinjaman. Jadi, tiap bulan, beban bunga akan makin berkurang. Sebab, pokok utang juga berkurang.
Sesuai namanya, besarnya bunga yang dihitung menggunakan metode ini semakin menurun setiap bulannya, karena faktor pengali yang digunakan bukan jumlah total pinjaman awal melainkan jumlah pinjaman setelah dikurangi cicilan setiap bulannya (saldo pokok bulan berjalan).
Lihat jawaban lengkap
Bagaimana Pengaruh tinggi rendahnya tingkat suku bunga terhadap perubahan permintaan uang?
Tingkat suku bunga bank mempengaruhi terhadap permintaan uang, ketika suku bunga bank tinggi maka jumlah permintaan uang turun, ketika tingkat suku bunga rendah maka jumlah permintaan uang tinggi, Hal ini dapat terjadi karena ketika suku bunga tinggi akan membuat biaya peminjaman uang semakin mahal maka permintaan uang akan turun, begitu pula sebaliknya.
- Oleh karena itu, pengaruh tingkat suku bunga terhadap permintaan uang adalah negatif.
- Tingkat suku bunga bank mempengaruhi terhadap permintaan uang, ketika suku bunga bank tinggi maka jumlah permintaan uang turun, ketika tingkat suku bunga rendah maka jumlah permintaan uang tinggi,
- Hal ini dapat terjadi karena ketika suku bunga tinggi akan membuat biaya peminjaman uang semakin mahal maka permintaan uang akan turun, begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu, pengaruh tingkat suku bunga terhadap permintaan uang adalah negatif.
Lihat jawaban lengkap
Apa saja yang mempengaruhi suku bunga dan inflasi?
Pengaruh Inflasi terhadap Bunga Bank Bicara tentang ekonomi tak akan ada habisnya, karena memiliki cakupan yang sangat luas. Salah satunya adalah inflasi. Istilah inflasi mungkin saat ini terdengar begitu familiar, meski ada pula sebagian masyarakat yang asing dengan istilah tersebut. Namun, pada prinsipnya inflasi memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Peran inflasi dalam pertumbuhan ekonomi Inflasi dapat dipahami sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Banyak yang beranggapan bahwa inflasi berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi. Benarkah? Tidak selalu. Sebagai salah satu unsur ekonomi makro, inflasi justru diperlukan agar perekonomian di suatu negara tetap stabil, dengan catatan inflasi yang terjadi masih dalam tingkat yang wajar, yakni antara 2% hingga 3% per tahun.
Jadi, inflasi tak selalu memiliki dampak negatif. Meski inflasi diperlukan, namun kenaikannya tetap harus dipantau atau tidak terjadi hiperinflasi. Hiperinflasi merupakan inflasi yang tidak terkendali, di mana harga-harga barang dan jasa naik begitu cepan dan nilai uang menurun secara drastis.
- Inflasi inilah yang harus dihindari karena berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.
- Banyak negara yang perekonomiannya hancur akibat hiperinflasi.
- Sebut saja Venezuela, Zimbabwe, bahkan Amerika Serikat sekalipun.
- Ada yang berhasil bangkit, ada pula yang masih ‘berjuang’ untuk keluar dari keterpurukan ekonomi.
Pada prinsipnya, inflasi yang tidak terlalu tinggi maupun rendah dapat menjaga perekonomian suatu negara tetap stabil. Hubungan antara inflasi dengan suku bunga Inflasi sering kali dikaitkan dengan unsur ekonomi lainnya dalam ekonomi makro. Salah satunya adalah suku bunga.
- Bunga merupakan biaya yang muncul atas adanya aktivitas meminjamkan uang.
- Etika meminjam uang, Anda akan dibebani dengan ‘biaya sewa’ atas uang yang dipinjam.
- Anda diwajibkan untuk membayar ‘sewa’ atau ‘bunga’ selama jangka waktu pinjaman tersebut berjalan hingga tiba masanya pelunasan.
- Banyak faktor yang menentukan tinggi rendahnya suku bunga.
Tak hanya skor atau peringkat kredit debitur, tetapi juga tergantung pada penawaran atau permintaan. Ketika tingkat permintaan akan pinjaman tinggi dan tingkat penawarannya rendah, maka tingkat suku bunga akan tinggi pula. Sebaliknya, apabila tingkat permintaan rendah dan tingkat penawaran pinjaman tinggi, maka tingkat suku bunga akan rendah pula.
- Lantas, apa hubungan antara inflasi dengan suku bunga? Suku bunga diberlakukan pada pinjaman.
- Sebab itu, suku bunga memiliki peran penting dalam industri perbankan.
- Secara umum, tingkat suku bunga pinjaman ditentukan oleh bank sentral sebagai pemegang otoritas tertinggi pada industi perbankan.
- Meski demikian, setiap bank umum secara khusus memiliki kewenangan untuk menentukan tingkat suku bunga pinjaman, tetapi tidak boleh lebih dari suku bunga yang telah ditetapkan oleh bank sentral.
Bank sentral memiliki seperangkat kebijakan yang mampu mempengaruhi tingkat inflasi guna mengatur stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi. Tak heran, karena bank sentral adalah pemegang otoritas tertinggi dalam menentukan kebijakan moneter. Atas kewenangan tersebut, bank sentral juga dapat memanipulasi suku bunga jangka pendek untuk mempengaruhi tingkat inflasi dalam perekonomian.
- Inflasi dan suku bunga memiliki korelasi terbalik, di mana ketika inflasi meningkat, suku bunga akan turun.
- Demikian pula sebaliknya.
- Etika suku bunga turun atau rendah, permintaan terhadap pinjaman akan lebih banyak, di mana masyarakat akan memilih untuk meminjam lebih banyak uang daripada menabung.
Artinya, semakin banyak uang yang akan dibelanjakan, sehingga ekonomi tumbuh dan tingkat inflasi mengalami kenaikan. Sebaliknya, ketika suku bunga naik, permintaan terhadap pinjaman menurun, karena masyarakat lebih memilih untuk menabung sebab tingkat pengembalian dari tabungan lebih tinggi.
Hal ini secara lebih lanjut akan berimbas pada lebih sedikitnya jumlah uang yang dibelanjakan, sehingga berakibat pada melambatnya perekonomian dan inflasi menurun. Unsur-unsur dalam hubungan antara inflasi dengan suku bunga Hubungan inflasi dengan suku bunga bank setidaknya dapat digambarkan dalam tiga unsur, yaitu sistem perbankan, teori kuantitas uang, dan peran dari suku bunga itu sendiri.
• Sistem perbankan Sistem perbankan merupakan tata cara, aturan-aturan, dan pola yang digunakan oleh sektor perbankan dalam menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Dalam perkembangan ekonomi dunia saat ini, sistem perbankan yang digunakan adalah perbankan cadangan fraksional.
- Perbankan cadangan fraksional adalah sebuah sistem perbankan yang memungkinkan bank komersial untuk menghasilkan keuntungan dengan meminjamkan sebagian dari deposito atau tabungan nasabah, dan sebagian lainnya disimpan dalam bentuk tunai yang disediakan untuk penarikan.
- Sebagai ilustrasi, nasabah meyetorkan uang sebesar Rp 1 juta ke dalam tabungan atau depositonya di bank.
Bagaimana bank memperlakukan uang nasabah tersebut? Bank berwenang untuk mengalihkan sebagian uang tersebut sebagai pinjaman kepada nasabah lain atau yang disebut dengan debitur. Besaran bagian yang dipinjamkan tentu harus sesuai dengan ketentuan rasio cadangan yang ditetapkan oleh bank sentral.
- Jika rasionya sebesar 10%, maka bank dapat meminjamkan dana nasabah sebesar 90%, atau yang dalam contoh ini adalah Rp 900 ribu sedangkan Rp 100 ribu tetap disimpan dalam brankas.
- Dalam proses peredaran dana nasabah yang dipinjamkan, ada dua klaim senilai Rp 1,9 juta dalam perekonomian.
- Jumlah uang beredar meningkat dari Rp 1 juta menjadi Rp 1,9 juta.
Inilah gambaran sederhana dari perlakuan dana simpanan dalam sistem perbankan cadangan fraksional. • Teori kuantitas uang Teori kuantitas uang dalam ilmu ekonomi menyatakan bahwa inflasi ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang. Semakin banyak jumlah uang yang beredar, dapat mendorong kenaikan harga, sehingga setiap lembar uang kertas mengalami penurunan nilainya.
- Sebaliknya, jika jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin sedikit, maka harga barang dan jasa akan mengalami penurunan, yang artinya tingkat inflasi menurun.
- Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa inflasi tak selalu memiliki dampak buruk terhadap perekonomian.
- Namun, apabila inflasi terlalu tinggi dapat mengakibatkan lonjakan harga barang dan jasa yang tak terkendali.
Umumnya tingkat inflasi yang ditargetkan oleh bank sentral per tahun adalah berkisar antara 2% hingga 3%. Jika tingkat inflasi lebih tinggi dari yang ditargetkan, maka berisiko terjadi hiperinflasi, bahkan dengan tingkat inflasi yang mencapai 50% atau lebih per bulan.
• Peran suku bunga Bicara tentang suku bunga, bank memainkan peran dari suku bunga ini. Suku bunga bertindak sebagai ‘harga’ yang harus dibayar untuk menyimpan atau meminjam uang. Untuk simpanan tentu bank yang harus membayar suku bunga kepada nasabah. Sementara untuk pinjaman, tentu saja nasabah peminjam atau debitur yang harus membayar suku bunga pinjaman kepada bank.
Di saat suku bunga rendah, masyarakat baik individu maupun pengusaha cenderung mengajukan lebih banyak pinjaman. Hal ini berpengaruh pada meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Semakin banyaknya jumlah uang yang beredar akan mendorong kenaikan inflasi.
- Sebaliknya, ketika suku bunga tinggi, masyarakat tidak banyak mengajukan pinjaman, sehingga jumlah uang yang beredar menurun.
- Akibatnya, tak banyak uang yang dibelanjakan sehingga inflasi menurun.
- Pengaruh inflasi terhadap suku bunga bank Inflasi memiliki peran penting dalam ‘tarik ulur’ perekonomian agar ekonomi di suatu negara tetap dan terus tumbuh.
Ekonomi yang bertumbuh menunjukkan adanya geliat pasar di mana aktivitas ekonomi di setiap lini masyarakat terus bergerak. Selama inflasi masih dalam taraf normal, dalam arti tidak terlalu tinggi atau rendah, stabilitas ekonomi akan tetap terjaga. Untuk mengendalikan inflasi, bank sentral menggunakan suku bunga.
Inflasi merupakan peningkatan harga umum secara berkelanjutan dalam suatu perekonomian. Sementara suku bunga adalah biaya yang harus dibayarkan atas dana pinjaman. Ketika nasabah menyetor uang atau mengajukan pinjaman ke bank, suku bunga yang diberlakukan adalah suku bunga nominal, di mana pada suku bunga tersebut mencakup suku bunga riil dan premi untuk inflasi.
Suku bunga riil adalah biaya uang aktual yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran uang dalam suatu perekonomian. Pada saat inflasi nol, suku bunga nominal akan sama dengan suku bunga riil. Namun, mustahil jika inflasi nol. Inflasi yang meningkat akan berpengaruh pada naiknya suku bunga nominal.
- Meski suku bunga riil tetap, namun premi untuk inflasi akan ikut mengalami kenaikan.
- Bahkan, agar pertumbuhan ekonomi melaju cepat, tingkat suku bunga harus lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi.
- Penjelasannya adalah meminjamkan uang guna mendorong pertumbuhan ekonomi, suku bunga harus lebih tinggi daripada inflasi.
Sebab suku bunga yang lebih tinggi dari tingkat inflasi dapat meningkatkan nilai uang. Lain halnya jika suku bunga lebih rendah dari tingkat inflasi. Sebagai contoh, di saat tingkat suku bunga tahunan 5%, sedangkan tingkat inflasi 10%, maka bank akan menurunkan penawaran pinjaman, sehingga tingkat penawaran pinjaman menjadi rendah.
- Hal ini dilakukan karena nilai uang dari pengembalian atas pinjaman rendah, sehingga kondisi ini tidak menguntungkan bagi bank.
- Pengaruh inflasi terhadap suku bunga bank dapat dibedakan menjadi dua, yakni ketika inflasi tinggi dan inflasi rendah.
- Pengaruh inflasi tinggi terhadap suku bunga Tak bisa dipungkiri bahwa kondisi ekonomi tak selalu stabil, terkadang tumbuh melesat, terkadang pula melambat dan terpuruk.
Sebab itulah dibutuhkan stimulus-stimulus untuk menggerakkan roda perekonomian agar aktivitas ekonomi terus menggeliat sehingga mampu memicu pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Di saat tingkat inflasi tinggi, di mana harga umum barang dan jasa mengalami kenaikan, maka bank sentral harus membuat kebijakan untuk menurunkan inflasi.
- Etika tingkat inflasi tinggi, untuk mengendalikannya, bank sentral menaikkan tingkat suku bunga agar tingkat inflasi menurun.
- Etika suku bunga naik, maka pinjaman menjadi mahal karena biayanya pun naik.
- Ondisi ini akan menekan permintaan masyarakat terhadap pinjaman, sehingga jumlah pinjaman menurun.
Jika permintaan pinjaman menurun, maka jumlah uang beredar di masyarakat pun akan menurun. Artinya, masyarakat memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan. Dengan kata lain, daya beli masyarakat pada barang dan jasa menjadi rendah. Akibatnya, mereka akan membeli barang dan jasa dalam jumlah yang lebih sedikit.
- Rendahnya daya beli masyarakat pada gilirannya akan menyebabkan penurunan permintaan terhadap barang dan jasa secara umum.
- Pada pasokan tetap atau penawaran yang konsisten, tentu saja akan terjadi penurunan tingkat permintaan, sehingga harga barang dan jasa di pasaran akan jatuh.
- Dengan jatuhnya tingkat harga umum barang dan jasa, secara otomatis akan menurunkan tingkat inflasi.
• Pengaruh inflasi rendah (deflasi) pada suku bunga Bagaimana jika yang terjadi adalah deflasi, yakni penurunan tingkat harga umum barang dan jasa secara drastis. Pada kondisi inflasi rendah atau deflasi, bank sentral mengambil kebijakan untuk menurunkan suku bunga bank.
Suku bunga bank yang mengalami penurunan akan menyebabkan biaya pinjaman menjadi lebih murah. Hal ini tentu menjadi kabar gembira bagi masyarakat baik individu maupun perusahaan. Sebab mereka berpeluang untuk mendapatkan pinjaman dengan tingkat pengembalian yang rendah. Kondisi ini tentu mendorong tingkat permintaan terhadap pinjaman semakin tinggi.
Ketika jumlah pinjaman meningkat, maka jumlah orang yang beredar di masyarakat juga akan meningkat. Artinya, daya beli masyarakat meningkat karena memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan pada barang dan jasa. Hal ini memicu kenaikan tingkat permintaan terhadap barang dan jasa, sehingga seiring berjalannya waktu harga barang dan jasa akan terdongkrak.
Lihat jawaban lengkap
Apa dampak penurunan suku bunga?
Dampak Terhadap Reksadana – Naik/turun/ditahannya suku bunga, bisa berdampak pada harga saham, obligasi, hingga deposito yang merupakan bagian dari komposisi aset yang membentuk reksadana, Obligasi, sebagai salah satu aset dalam reksadana, sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga.
Sederhananya, apabila tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Adapun jika tingkat suku bunga turun, maka harga obligasi akan naik. Ketika suku bunga bank sentral diturunkan, reksadana yang berinvestasi pada obligasi seperti reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, dan reksadana campuran akan diuntungkan karena harga obligasi di pasar naik.
Sementara itu, dampak suku bunga pada saham tidak dirasakan secara langsung. Secara teori, penurunan tingkat suku bunga akan menyebabkan bunga tabungan dan deposito di perbankan ikut turun sehingga jadi tidak menarik. Dengan demikian, investor akan mencari alternatif investasi yang memberikan imbal hasil lebih tinggi yaitu dengan membeli saham.
Jika banyak investor yang masuk ke pasar saham, tentu akan membuat harga saham mengalami kenaikan karena meningkatnya permintaan, begitu pun sebaliknya. Ketika suku bunga bank sentral diturunkan, reksadana yang berinvestasi pada aset saham seperti reksadana campuran dan reksadana saham akan diuntungkan dan sebaliknya.
Adapun jika suku bunga bank sentral tetap alias tidak berubah, maka dampaknya minor namun cenderung lebih positif, terlebih posisinya saat ini sudah termasuk rendah karena semenjak pandemi Covid-19 pada Maret tahun 2020 lalu, suku bunga BI telah dipangkas hingga 150 bps (1,5 persen). Sumber: Bareksa Karena itu, era suku bunga yang rendah seperti saat ini menjadikan kinerja reksadana secara umum memiliki prospek positif. Meskipun belakangan ini masih ada beberapa risiko eksternal seperti tapering dan kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang membuat laju pasar saham tertahan.
Alhasil, secara umum kinerja reksadana terlihat belum maksimal, di mana kenaikan tertinggi sepanjang tahun berjalan justru bukan diraih oleh reksadana saham. Sejak awal tahun hingga 18 November 2021, indeks reksadana campuran yang memimpin dengan kenaikan 3,19 persen YtD, disusul indeks reksadana pasar uang yang tumbuh 2,63 persen YtD.
Sementara di peringkat ketiga dan keempat diraih indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana saham dengan pertambahan masing-masing 2,11 persen dan 1,85 persen. Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor).
Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito. Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM) *** Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK? – Daftar jadi nasabah, klik tautan ini – Beli reksadana, klik tautan ini – Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store – Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore – Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook.
Lihat jawaban lengkap
Mengapa setiap bank memiliki tingkat suku bunga yang berbeda?
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Bank Indonesia adalah lembaga negara yang berwenang untuk menetapkan suku bunga acuan perbankan melalui BI 7 days Repo Ratenya. Meski demikian, kita menemukan bahwa suku bunga di perbankan bisa berbeda antara satu bank dengan bank lainnya.
Walaupun nilainya memang tidak jauh berbeda dari suku bunga yang telah ditetapkan BI, namun hal ini menimbulkan satu pertanyaan : sebenarnya faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi suku bunga perbankan? 1. Kebutuhan Dana Masing-Masing Bank Berbeda Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman.
Untuk memenuhi kebutuhan dana, Bank pun melakukan berbagai usaha untuk memenuhinya. Salah satunya adalah dengan menaikkan suku bunga tabungan, giro, ataupun deposito yang disebut dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). Dengan suku bunga tabungan dan deposito yang meningkat, diharapkan banyak masyarakat yang tertarik untuk menyimpan uang mereka di bank.
Nantinya, uang tersebut akan digunakan kembali oleh masyarakat dalam bentuk pinjaman. Namun seiring dengan meningkatnya suku bunga simpanan, hal ini juga akan diikuti dengan naiknya suku bunga pinjaman. Sebaliknya, jika Bank merasa sudah menghimpun banyak DPK namun permintaan akan kredit sedikit, mereka akan menurunkan suku bunga DPK agar tidak membebani bank.
Karena itulah meskipun memiliki acuan yang sama yaitu BI 7 Day Repo Rate, namun tiap perbankan bisa jadi memiliki bunga simpanan dan pinjaman yang berbeda; tergantung dari ketersediaan dana pada masing-masing bank tersebut.2. Target Laba Masing-masing Bank Berbeda Sebagai lembaga keuangan yang profit oriented, Bank tentu saja memiliki target keuntungan yang harus mereka capai.
Mereka biasanya menentukan target pencapaian laba secara bulanan, triwulanan, per semester hingga target per tahun. Salah satu keran perbankan memperoleh keuntungan adalah dari bunga pinjaman. Sebelum menentukan berapa bunga pinjaman Bank yang dipublish, Bank akan memproyeksikan melalui target laba yang ditentukan.
Nah, karena tiap Bank bisa jadi memiliki target laba yang berbeda-beda, maka bunga pinjaman tiap-tiap Bank juga bisa berbeda-beda, meski tidak boleh bergerak terlalu jauh dari suku bunga acuan yang ditentukan oleh BI. Hal ini untuk menjaga agar persaingan antar bank tetap terjaga sehat.3.
Ualitas Collateral (Jaminan) Berbeda Tiap debitur memiliki kualitas jaminan yang berbeda. Ada yang mengagunkan BPKB kendaraan, ada yang mengagunkan SHM atas rumah dan tanah, ada yang mengagunkan suatu proyek yang sedang berlangsung dan lain sebagainya. Kualitas jaminan tersebut berpengaruh terhadap bunga pinjaman yang akan mereka dapatkan.
Sebelum mendapatkan pinjaman, Account Officer (AO) perbankan akan melakukan survei terhadap jaminan yang akan diagunkan. Semakin sebuah jaminan dirasa liquid atau mudah dilelang atau mudah dicairkan, semakin rendah bunga pinjaman yang diberikan kepada debitur, demikian berlaku sebaliknya.
- Arena pertimbangan AO di satu Bank dengan Bank lainnya bisa jadi berbeda, maka bunga pinjaman yang diberikan di satu Bank dengan Bank lainnya bisa jadi berbeda pula.4.
- Jangka Waktu Pinjaman yang Berbeda Jangka waktu pinjaman tidak hanya berpengaruh terhadap jumlah cicilan yang kita bayarkan setiap bulannya, namun juga menjadi bahan pertimbangan bagi AO untuk menetapkan bunga pinjaman yang layak dikenakan kepada debitur.
Semakin panjang jangka waktu pinjaman yang kita ajukan, akan semakin besar terjadinya resiko kredit macet menurut Bank. Semakin besar resiko yang akan Bank tanggung, maka semakin besar bunga pinjaman yang akan Bank kenakan. Hal sebaliknya berlaku untuk pinjaman dengan jangka waktu yang lebih pendek.
Sehingga semakin panjang jangka waktu semakin besar bunga pinjaman; dan semakin pendek jangka waktu semakin kecil bunga pinjaman yang dikenakan Bank.5. Reputasi Perusahaan yang Berbeda Untuk calon debitur yang mengatasnamakan perusahaan, maka reputasi perusahaan akan berpengaruh terhadap besaran bunga yang akan ditetapkan.
Reputasi perusahaan tersebut dapat dilihat dari arus keuangan perusahaan yang sehat, kelancaran usaha, budaya kerja yang baik dan kegiatan perusahaan yang mengikuti peraturan dari pemerintah. Semakin terjamin reputasi suatu perusahaan, maka kepercayaan perbankan akan semakin besar.
- Semakin percaya Bank kepada perusahaan tersebut, maka resiko dirasa semakin rendah.
- Hal ini membuat Bank akan menimpakan bunga pinjaman yang rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan reputasi yang masih diragukan.6.
- Hubungan Baik dengan Perbankan Hubungan baik kita dengan perbankan juga direkam dengan baik oleh perbankan, lho.
Karena C yang pertama dari 5C’s of Credit adalah Character, maka pihak bank biasanya merekam dengan baik nasabah-nasabah dengan karakter yang baik dan sudah teruji. Salah satu perbankan terbesar di Indonesia yang memiliki jaringan di desa-desa terpencil sangat baik menerapkan hal ini karena hubungan nasabah dan pegawai bank yang akrab dan memiliki suasana kekeluargaan.Semakin karakter kita teruji baik, maka pihak Bank tidak akan ragu memberikan pinjaman dengan bunga rendah, karena kita dirasa memiliki resiko yang rendah untuk kredit yang macet.
Perbedaan Antara Badan Usaha dan Perusahaan Inilah Biaya Administrasi 4 Bank Besar di Indonesia Pertumbuhan Ekonomi, Pengertian dan Pengukurannya 7 Alasan Mengapa UKM Bisa Merugi
Demikianlah artikel tentang faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan suku bunga, semoga bermanfaat bagi Anda semua.
Lihat jawaban lengkap
Mengapa harus ada bunga dalam perekonomian?
Fungsi suku bunga – Naik turunnya tingkat suku bunga dipengaruhi penawaran dan permintaan uang. Tingkat suku bunga akan cenderung meningkat apabila permintaan dari debitur atau peminjam lebih besar daripada jumlah uang yang ditawarkan bank. Sebaliknya, tingkat suku bunga cenderung menurun apabila permintaan debitur lebih kecil daripada jumlah uang atau dana yang ditawarkan bank.
- Mengutip publikasi Fungsi Suku Bunga, terdapat beberapa fungsi dari suku bunga.1.
- Sebagai daya tarik bagi nasabah yang ingin menabung dan memiliki dana lebih untuk diinvestasikan.2.
- Suku bunga bisa digunakan sebagai alat moneter untuk mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian.
Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu. Jika perusahaan dari industri itu akan meminjam dana di bank, maka pemerintah akan memberikan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.3. Pemerintah memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar.
Lihat jawaban lengkap
6 factor faktor apa saja yang mempengaruhi investasi?
Investasi merupakan salah satu variabel yang penting dalam sebuah perekonomian. Ada beberapa hal yang memengaruhi investasi, yaitu suku bunga, PDRB, utilitas, birokrasi, kualitas SDM, regulasi, stabilitas politik dan keamanan serta faktor sosial budaya.
Lihat jawaban lengkap
4 faktor faktor apa saja yang menjadi pertimbangan utama sebuah negara menanamkan modalnya ke suatu negara lain jelaskan?
Abstract – Berbagai negara telah memahami pentingnya penanaman modal asing (PMA) bagi wilayahnya tidak terkecuali Indonesia. PMA dipandang sebagai pendorong utama yang mendasari pertumbuhan yang kuat terhadap kinerja perekonomian wilayah. Hal inilah yang menjadi alasan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing di Provinsi Riau.
- Sesuai dengan beberapa literatur yang ada dan didukung referensi teori, faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing antara lain jumlah penduduk, PDRB, nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi.
- Data penelitian ini adalah data time series dengan periode pengamatan yaitu tahun 1984 sampai 2009 dan metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil model terbaik yang diperoleh menyatakan bahwa faktor variabel independen yaitu faktor jumlah penduduk, nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi secara statistik berpengaruh signifikan atas variabel penanaman modal asing, sedangkan variabel PDRB secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel penanaman modal asing di Provinsi Riau.
Penduduk dengan jumlah yang besar ditunjang kualitas SDM akan meningkatkan ketertarikan investor asing menanamkan investasinya di daerah itu. Disamping itu, faktor aspek makro lainnya seperti nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi harus terus menerus dikendalikan kestabilannya oleh institusi yang berkompeten.
Faktor ini menjadi aspek dominan bagi masuknya investasi mengingat kestabilan akan memberi kepastian dalam melakukan aktivitas perekonomian.
Lihat jawaban lengkap
Apakah tingkat suku bunga berpengaruh pada investasi?
JAKARTA, investor.id – Suku bunga acuan adalah salah satu faktor penting yang bisa mempengaruhi performa dari aset investasi pada portofolio kamu. Mengapa demikian? Dikutip dari Pintu Academy, suku bunga adalah jumlah yang ditagihkan dari sejumlah dana pokok yang diberikan oleh pemberi pinjaman terhadap peminjam.
Selain itu, suku bunga acuan juga dapat diartikan sebagai besaran dana yang didapatkan oleh bank atau badan kredit tertentu dari akun deposit. Sementara itu, suku bunga acuan adalah suku bunga yang ditetapkan oleh badan otoritas tertentu yang nantinya akan menjadi referensi dari suku bunga kredit yang digunakan publik.
Dalam hal ini, terdapat dua jenis suku bunga, yaitu suku bunga acuan BI dan suku bunga acuan The Fed. Baca juga: Suku Bunga Naik, Analis: Saham Properti dan Konstruksi Bisa Tertekan BI Rate atau suku bunga acuan BI adalah suku bunga acuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia kepada publik dan mencerminkan sikap atau posisi kebijakan moneter dari Bank Indonesia.
Suku bunga acuan Bank Indonesia ini akan diumumkan oleh DewanGubernur Bank Indonesia di setiap Rapat Dewan Gubernur Bulanan. Suku Bunga Acuan The Fed Di Indonesia terdapat suku bunga acuan BI. Sementara di US terdapat suku bunga acuan The Fed. Apa itu suku bunga acuan The Fed? Suku bunga acuan The Fed adalah suku bunga acuan yang dikeluarkan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed.
Perubahan pada suku bunga The Fed biasanya akan turut mempengaruhi suku bunga acuan BI. Baca juga: Mirae Asset Sekuritas : Ekonomi Indonesia Tetap Stabil, Meski Suku Bunga Tren Naik Bagaimana Pengaruh Suku Bunga Terhadap Investasi? Dalam berinvestasi, memahami hubungan suku bunga dengan investasi bisa membantu kamu memahami bagaimana perubahan suku bunga bisa memengaruhi investasi kamu, sehingga kamu bisa mempersiapkan strategimu berikutnya secara tepat.
Tingkat bunga yang memengaruhi pasar aset investasi adalah tingkat bunga yang dikenakan oleh lembaga penyimpanan, seperti bank, pinjam-meminjam dan perkreditan. Tingkat bunga ini sangat memengaruhi tingkat persentase tahunan kartu kredit, dan bisnis lainnya. Investasi Ketika Suku Bunga Naik Hubungan suku bunga dengan investasi saham adalah berbanding terbalik.
Dalam hal ini, jika suku bunga naik, investasi akan cenderung menjadi lesu. Alasannya adalah karena ketika lembaga keuangan menaikkan suku bunga, maka akan berpengaruh pada hampir semua biaya pinjaman perusahaan dan konsumen dalam suatu perekonomian. Baca juga: Pasar Kripto Kembali Tertekan Akibat Kenaikkan Suku Bunga The Fed Ketika tingkat bunga untuk kartu kredit dan hipotek meningkat, maka jumlah uang yang bisa dibelanjakan oleh konsumen akan berkurang.
Oleh karena konsumen masih harus membayar tagihan mereka, maka dapat mengakibatkan pendapatan rumah tangga menjadi lebih sedikit. Ketika hal itu terjadi, maka konsumen hanya memiliki sedikit uang untuk anggaran lainnya, sehingga keuntungan bisnis pun menurun dan akan membebani pendapatan juga harga aset investasi, terutama saham.
Investasi Ketika Suku Bunga Turun Sementara itu apabila suku bunga menurun, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Semakin rendah tingkat suku bunga, permintaan investasi akan semakin tinggi. Ketika ekonomi melambat, lembaga keuangan akan memangkas suku bunga untuk merangsang aktivitas keuangan.
- Baca juga: Rupiah Melemah Usai Fed Naikkan Suku Bunga Acuan Investor dan ekonom sama-sama memandang bahwa suku bunga yang rendah sebagai manfaat bagi pinjaman pribadi dan perusahaan yang membuat keuntungan lebih besar dan ekonomi yang lebih kuat.
- Dengan suku bunga yang lebih rendah, konsumen akan lebih banyak membelanjakan uang mereka.
Binsis akan menikmati kemampuan mereka dalam membiayai biaya operasi, akuisisi, dan ekspansi pada tingkat yang lebih murah, sehingga meningkatkan potensi pendapatan mereka di masa depan yang pada akhirnya menyebabkan harga aset investasi, terutama saham meningkat.
Lihat jawaban lengkap
Mengapa tingkat bunga mempengaruhi tingkat investasi suatu negara?
Memahami pengaruh tingkat suku bunga dan investasi serta hubungan suku bunga dan investasi – Suku Bunga Turun, Harga Emas Naik Biasanya, masyarakat cuma mengenali suku bunga dalam konteksnya dengan dunia perbankan, yaitu ketika mau membuka deposito atau mengajukan pinjaman (kredit). Saat suku bunga tinggi, masyarakat lazimnya enggan meminjam ke bank.
- Ebalikannya saat suku bunga rendah masyarakat termotivasi untuk meminjam ke bank.
- Padahal sebenarnya tingkat suku bunga bisa memengaruhi perekonomian secara luas.
- Dalam lingkup makro, ada pengaruh tingkat suku bunga dan investasi.
- Hubungan suku bunga dan investasi ini dapat menentukan apakah perekonomian sebuah negara stabil atau tidak.
Maka dari itu, Bank Indonesia (BI) selaku pemangku kebijakan bidang moneter menggunakan peraturan moneter untuk menjaga ekonomi tetap stabil. Jika tingkat pertumbuhan ekonomi sedang menurun, BI akan menurunkan tingkat suku bunga untuk menggenjot investasi.
Sebaliknya jika ekonomi sedang dalam kondisi baik dan bertumbuh, BI akan menaikkan tingkat suku bunga secara perlahan untuk menjaga inflasi. Perubahan suku bunga memengaruhi permintaan publik akan barang dan jasa dan, karenanya, menggenjot belanja investasi. Penurunan suku bunga menurunkan biaya pinjaman, yang mendorong bisnis untuk meningkatkan pengeluaran investasi.
Suku bunga yang lebih rendah juga memberi bank lebih banyak insentif untuk memberi pinjaman kepada bisnis dan rumah tangga, yang memungkinkan mereka untuk membelanjakan lebih banyak. Lebih luas lagi, pengaruh tingkat suku bunga dan investasi ini dapat berimbas terhadap tiga sektor yang sangat vital dalam perekonomian negara.
Lihat jawaban lengkap
Mengapa tingkat suku bunga merupakan faktor yang mempengaruhi laju investasi?
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.
Lihat jawaban lengkap
Apakah suku bunga memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran?
Secara teori variabel suku bunga berpengaruh positif terhadap tingkat pengangguran. Sama halnya dengan hasil regresi suku bunga berpengaruh positif terhadap pengangguran. Dengan nilai koefisien sebesar 1,257, artinnya apabila Suku Bunga ditingkatkan sebesar 1 satuan maka Tingkat Pengangguran akan naik sebesar 1,257%.
Lihat jawaban lengkap